Pagi Marah Minta Diisolasi Akibat Covid-19, Malam Dijemput Petugas Malah Menolak
Kamis, 04 Juni 2020 - 05:35 WIB
KOTAWARINGIN BARAT - Viral di media sosial (medsos) Facebook seorang ibu, NS (28) warga RT 05, Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng marah-marah minta diisolasi pada Rabu (3/6/2020).
NS marah karena sudah dua hari sejak diumumkan Gugus Tugas Covid-19 Kobar pada 1 Juni 2020 malam yang dinyatakan positif Covid-19 bersama 5 anaknya yakni RK (19), RG (10), NN (15), RM (10) dan FR (4) tak kunjung diisolasi.
Namun, saat petugas Puskesmas Kumai pada Rabu malam menyambangi rumah sang ibu, justru menolak dievakuasi menuju rumah sakit. (Baca juga: Hadapi Pandemi Corona dengan Semangat Pancasila)
“Jadi setelah ramai di medsos saya langsung ke rumahnya. Saya datang bersama Wakil Kecamatan Kumai Ali Mashuri, Kades Kapitan, Ketua RT 5 dan satu wartawan. Kami datang pukul 21.00 WIB. Dan NS menolak dievakuasi malam ini juga,” ujar Kepala Puskesmas Kumai dr Abimanyu, Rabu (3/6/2020) malam.
Masyarakat berpikir pihak Puskesmas Kumai atau Dinkes Kobar tak peduli terhadap 6 orang yang sudah diumumkan positif ini sejak Senin 1 Juni 2020 malam.
“Jadi sejak diumumkan itu kita sudah mendatangi rumah NS untuk evakuasi ke ruang isolasi rumah sakit. Namun, saat itu juga kan ibunya NS meninggal karena Covid-19 dan sudah dikuburkan. Jadi kita mencoba tahan dulu karena masih berkabung dan tetap meminta untuk jaga jarak serta jangan keluar rumah,” kata Abimanyu.
Dia berharap pagi ini atau Kamis 4 Juni 2020 satu keluarga ini mau diisolasi ke tempat yang lebih aman yakni ke rumah sakit yang sudah ditentukan pemerintah daerah. (Baca juga: Pemprov Papua Perpanjang Kegiatan Belajar di Rumah hingga 19 Juni)
Sebelumnya, NS dan 5 anaknya dinyatakan positif Covid-19 yang telah diumumkan Gugus Tugas Covid-19 Kobar pada 1 Juni 2020 malam. Namun, hingga Rabu 3 Juni 2020 belum dijemput untuk isolasi di rumah sakit.
“Ibu saya meninggal karena Covid-19 dan sudah dikuburkan pada Senin malam lalu. Sekarang saya dan anak-anak diumumkan positif Covid-19, tapi belum dijemput dan dikasih kabar sama sekali,” ujar NS saat dikunjungi warga yang mengantar bantuan sosial, Rabu (3/6/2020) pagi.
Bahkan, dia merasa dikucilkan. Berita sudah menyebar ke mana-mana. Semua menjauh dan dirinya bersama keluarga hanya bisa pasrah di dalam rumah.
Sebelumnya juga akun FB @Muhammad Asary memposting video ada pasien positif Covid-19 yang marah-marah. Postingan pada Rabu 3 Juni 2020 sekitar pukul 18.00 WIB itu sudah dibanjiri banyak komentar.
NS marah karena sudah dua hari sejak diumumkan Gugus Tugas Covid-19 Kobar pada 1 Juni 2020 malam yang dinyatakan positif Covid-19 bersama 5 anaknya yakni RK (19), RG (10), NN (15), RM (10) dan FR (4) tak kunjung diisolasi.
Namun, saat petugas Puskesmas Kumai pada Rabu malam menyambangi rumah sang ibu, justru menolak dievakuasi menuju rumah sakit. (Baca juga: Hadapi Pandemi Corona dengan Semangat Pancasila)
“Jadi setelah ramai di medsos saya langsung ke rumahnya. Saya datang bersama Wakil Kecamatan Kumai Ali Mashuri, Kades Kapitan, Ketua RT 5 dan satu wartawan. Kami datang pukul 21.00 WIB. Dan NS menolak dievakuasi malam ini juga,” ujar Kepala Puskesmas Kumai dr Abimanyu, Rabu (3/6/2020) malam.
Masyarakat berpikir pihak Puskesmas Kumai atau Dinkes Kobar tak peduli terhadap 6 orang yang sudah diumumkan positif ini sejak Senin 1 Juni 2020 malam.
“Jadi sejak diumumkan itu kita sudah mendatangi rumah NS untuk evakuasi ke ruang isolasi rumah sakit. Namun, saat itu juga kan ibunya NS meninggal karena Covid-19 dan sudah dikuburkan. Jadi kita mencoba tahan dulu karena masih berkabung dan tetap meminta untuk jaga jarak serta jangan keluar rumah,” kata Abimanyu.
Dia berharap pagi ini atau Kamis 4 Juni 2020 satu keluarga ini mau diisolasi ke tempat yang lebih aman yakni ke rumah sakit yang sudah ditentukan pemerintah daerah. (Baca juga: Pemprov Papua Perpanjang Kegiatan Belajar di Rumah hingga 19 Juni)
Sebelumnya, NS dan 5 anaknya dinyatakan positif Covid-19 yang telah diumumkan Gugus Tugas Covid-19 Kobar pada 1 Juni 2020 malam. Namun, hingga Rabu 3 Juni 2020 belum dijemput untuk isolasi di rumah sakit.
“Ibu saya meninggal karena Covid-19 dan sudah dikuburkan pada Senin malam lalu. Sekarang saya dan anak-anak diumumkan positif Covid-19, tapi belum dijemput dan dikasih kabar sama sekali,” ujar NS saat dikunjungi warga yang mengantar bantuan sosial, Rabu (3/6/2020) pagi.
Bahkan, dia merasa dikucilkan. Berita sudah menyebar ke mana-mana. Semua menjauh dan dirinya bersama keluarga hanya bisa pasrah di dalam rumah.
Sebelumnya juga akun FB @Muhammad Asary memposting video ada pasien positif Covid-19 yang marah-marah. Postingan pada Rabu 3 Juni 2020 sekitar pukul 18.00 WIB itu sudah dibanjiri banyak komentar.
(jon)
tulis komentar anda