Disparbudkepora Babel Gelar Pelatihan Digitalisasi Branding bagi Pengelola Destinasi Wisata
Senin, 11 Oktober 2021 - 17:52 WIB
PANGKALPINANG - Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparbudkepora) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar pelatihan digitalisasi branding, pemasaran dan penjualan pada desa wisata, homestay/pondok wisata, kuliner, souvenir dan fotografi.
Kegiatan yang dilaksanakan sejak 11 hingga 13 Oktober 2021 di Grand Ballroom Fox Harris Hotel Pangkalpinang, dibuka Kabid Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Disparbudkepora Babel Firmansyah mewakili Kepala Disparbudkepora Babel Suharto. Pelatihan yang digelar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, kompetensi bagi pengelola destinasi dan daya tarik wisata dalam memanfaatkan teknologi informasi komunikasi pemasaran pariwisata.
Kabid Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Disparbudkepora Babel Firmansyah mengatakan, kegiatan digitalisasi tahun ini merupakan salah satu program Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik dana pelayanan kepariwisataan dari Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemparekraf) yang diberikan kepada Provinsi Babel.
"Patut diketahui DAK Non Fisik ini, diberikan kepada daerah untuk mendukung peningkatan kualitas destinasi pariwisata dan daya saing pariwisata daerah, meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas masyarakat lokal, serta perluasan kesempatan kerja di bidang pariwisata," tutur Firman.
Penentuan daerah penerima DAK nonfisik ini, memperhatikan hal seperti provinsi/kabupaten/kota yang berada di 10 destinasi pariwisata prioritas, 8 destinasi pariwisata pengembangan dan 1 revitalisasi Bali.
Kepala Seksi Pemasaran Pariwisata Disparbudkepora Anugrah Gusta Prima selaku Ketua Panitia Kegiatan Pelatihan berharap para peserta kegiatan yang terdiri dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Hutan Kemasyarakatan (HKM) yang mengelola destinasi serta daya tarik wisata bisa memahami pentingnya digital marketing maupun fotografi untuk mempromosikan daya tarik pariwisata yang mereka kelola melalui media sosial dan digital marketing.
"Diharapkan setelah pelatihan mereka bisa mengambil foto dengan benar sesuai teknik fotografi yang diajarkan minimal mengambil gambar secara langsung dengan smartphone, dan bisa mengupload ke Medsos serta melalui Digital Marketing untuk dipromosikan," kata Gusta.
Peserta pelatihan selain menerima teori di kelas dari narasumber, juga melakukan kunjungan lapangan ke daya tarik wisata agar memberikan dampak maksimal bagi semua peserta. CM
Kegiatan yang dilaksanakan sejak 11 hingga 13 Oktober 2021 di Grand Ballroom Fox Harris Hotel Pangkalpinang, dibuka Kabid Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Disparbudkepora Babel Firmansyah mewakili Kepala Disparbudkepora Babel Suharto. Pelatihan yang digelar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, kompetensi bagi pengelola destinasi dan daya tarik wisata dalam memanfaatkan teknologi informasi komunikasi pemasaran pariwisata.
Kabid Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Disparbudkepora Babel Firmansyah mengatakan, kegiatan digitalisasi tahun ini merupakan salah satu program Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik dana pelayanan kepariwisataan dari Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemparekraf) yang diberikan kepada Provinsi Babel.
"Patut diketahui DAK Non Fisik ini, diberikan kepada daerah untuk mendukung peningkatan kualitas destinasi pariwisata dan daya saing pariwisata daerah, meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas masyarakat lokal, serta perluasan kesempatan kerja di bidang pariwisata," tutur Firman.
Penentuan daerah penerima DAK nonfisik ini, memperhatikan hal seperti provinsi/kabupaten/kota yang berada di 10 destinasi pariwisata prioritas, 8 destinasi pariwisata pengembangan dan 1 revitalisasi Bali.
Kepala Seksi Pemasaran Pariwisata Disparbudkepora Anugrah Gusta Prima selaku Ketua Panitia Kegiatan Pelatihan berharap para peserta kegiatan yang terdiri dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Hutan Kemasyarakatan (HKM) yang mengelola destinasi serta daya tarik wisata bisa memahami pentingnya digital marketing maupun fotografi untuk mempromosikan daya tarik pariwisata yang mereka kelola melalui media sosial dan digital marketing.
"Diharapkan setelah pelatihan mereka bisa mengambil foto dengan benar sesuai teknik fotografi yang diajarkan minimal mengambil gambar secara langsung dengan smartphone, dan bisa mengupload ke Medsos serta melalui Digital Marketing untuk dipromosikan," kata Gusta.
Peserta pelatihan selain menerima teori di kelas dari narasumber, juga melakukan kunjungan lapangan ke daya tarik wisata agar memberikan dampak maksimal bagi semua peserta. CM
(ars)
tulis komentar anda