Bupati Sumbawa Barat Mendukung Penuh Program Inovasi Kemendikbud
Selasa, 02 Juni 2020 - 15:02 WIB
TALIWANG - Bupati Sumbawa Barat, W. Musyafirin, didampingi oleh Sekda, Kadis Dikbud, dan Kaban Bappeda menghadiri rapat membahas perpanjangan Program Inovasi di Nusa Tenggara Barat dan penyiapan kemitraan Program Inovasi fase 2, Kamis (28/5/2020).
Inovasi (Inovation for Indonesia’s School Children) merupakan program kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia yang bekerjasama langsung dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Inovasi pada fase 1 yang sudah dilaksanakan sejak 1 Januari 2016 dan akan berakhir pada Juni 2020 ini berfokus pada memahami bagaimana hasil pembelajaran siswa di sekolah-sekolah yang ada di berbagai daerah di Indonesia terutama dalam hal kemampuan literasi dan numerasi.
Program Inovasi fase ke-2 yang rencananya akan dimulai pada 2 Juni 2020 hingga Desember 2023 nantinya akan meneruskan hasil dari fase 1 berdasarkan bukti yang sudah dicapai dengan fokus utama yaitu mendukung perubahan pada kebijakan, sistem dan praktek pendidikan yang sudah terbukti untuk mendukung hasil pembelajaran.
Secara umum, sumber daya Inovasi fase 2 akan terpusat di tingkat provinsi dan akan bekerja dengan kabupaten yang berkomitmen untuk bersama merancang dan mendanai program rintisan serta kegiatan-kegiatan yang ada.
Kepala Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Totok Suprayitno, menjelaskan bahwa Inovasi dirancang untuk menyelesaikan setiap masalah pendidikan di masing-masing daerah berdasarkan kebutuhan, dan concern pada sekolah di masing-masing daerah sehingga solusi yang ditawarkan akan berbeda tiap daerah.
“Inovasi merupakan sebuah gerakan dan kemitraan sehingga berasal dan bergerak dari bawah, bukan di-drop dari atas sehingga tentunya solusinya akan berbeda-beda,” jelas Totok Suprayitno.
Sebelum adanya dukungan Inovasi, 38% siswa kelas awal SD/MI sasaran Inovasi di NTB tidak dapat membaca kata dan di antara yang dapat membaca kata, 51% tidak memahami apa yang sedang dibacanya. Peningkatan hasil belajar numerasi siswa kelas 1-3 di NTB dari hasil survey awal berada pada 53.2% kemudian pada survey akhir meningkat menjadi 72.7%.
Menurut Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, NTB bisa lebih baik lagi jika berbekal pembelajaran pada Inovasi fase 1. Hal-hal yang perlu diperhatikan yakni kolaborasi semua pihak di NTB perlu diperkuat, kebijakan yang disusun perlu segera diimplementasikan, dan memperkuat kemandirian NTB untuk menjangkau siswa yang mengalami krisis belajar yakni Anak Berkebutuhan Khusus (disabilitas dan lamban belajar), anak-anak yang belum menguasai Bahasa Indonesia saat masuk sekolah.
Bupati KSB dalam sambutannya menyampaikan bahwa KSB sangat mendukung adanya Program Inovasi ini. Kapasitas guru, partisipasi orang tua dan stakeholder sangat meningkat sekali pada Program Inovasi fase 1, dan ditambah lagi fokus utama untuk INOVASI fase 2 ini yakni anak-anak berkebutuhan khusus. “Kami sangat mendukung program ini dan dari awal kami tidak main-main dengan dukungan kami, kami berikan dukungan yang terbaik”, kata Bupati.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Bupati berharap agar kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh jajaran Inovasi bisa dilibatkan dari jajaran Dinas Pendidikan masing-masing kabupaten. “Ada 1 hal yang kami minta yakni bagaimana di dalam kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Inovasi bisa melibatkan jajaran Dinas Pendidikan dari masing-masing kabupaten sehingga bisa terimbas. Saya berharap kepada semua pihak agar bisa diberikan pemahaman terkait bagaimana melakukan monitoring dan evaluasi yang benar,” jelas Bupati.
Inovasi (Inovation for Indonesia’s School Children) merupakan program kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia yang bekerjasama langsung dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Inovasi pada fase 1 yang sudah dilaksanakan sejak 1 Januari 2016 dan akan berakhir pada Juni 2020 ini berfokus pada memahami bagaimana hasil pembelajaran siswa di sekolah-sekolah yang ada di berbagai daerah di Indonesia terutama dalam hal kemampuan literasi dan numerasi.
Program Inovasi fase ke-2 yang rencananya akan dimulai pada 2 Juni 2020 hingga Desember 2023 nantinya akan meneruskan hasil dari fase 1 berdasarkan bukti yang sudah dicapai dengan fokus utama yaitu mendukung perubahan pada kebijakan, sistem dan praktek pendidikan yang sudah terbukti untuk mendukung hasil pembelajaran.
Secara umum, sumber daya Inovasi fase 2 akan terpusat di tingkat provinsi dan akan bekerja dengan kabupaten yang berkomitmen untuk bersama merancang dan mendanai program rintisan serta kegiatan-kegiatan yang ada.
Kepala Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Totok Suprayitno, menjelaskan bahwa Inovasi dirancang untuk menyelesaikan setiap masalah pendidikan di masing-masing daerah berdasarkan kebutuhan, dan concern pada sekolah di masing-masing daerah sehingga solusi yang ditawarkan akan berbeda tiap daerah.
“Inovasi merupakan sebuah gerakan dan kemitraan sehingga berasal dan bergerak dari bawah, bukan di-drop dari atas sehingga tentunya solusinya akan berbeda-beda,” jelas Totok Suprayitno.
Sebelum adanya dukungan Inovasi, 38% siswa kelas awal SD/MI sasaran Inovasi di NTB tidak dapat membaca kata dan di antara yang dapat membaca kata, 51% tidak memahami apa yang sedang dibacanya. Peningkatan hasil belajar numerasi siswa kelas 1-3 di NTB dari hasil survey awal berada pada 53.2% kemudian pada survey akhir meningkat menjadi 72.7%.
Menurut Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, NTB bisa lebih baik lagi jika berbekal pembelajaran pada Inovasi fase 1. Hal-hal yang perlu diperhatikan yakni kolaborasi semua pihak di NTB perlu diperkuat, kebijakan yang disusun perlu segera diimplementasikan, dan memperkuat kemandirian NTB untuk menjangkau siswa yang mengalami krisis belajar yakni Anak Berkebutuhan Khusus (disabilitas dan lamban belajar), anak-anak yang belum menguasai Bahasa Indonesia saat masuk sekolah.
Bupati KSB dalam sambutannya menyampaikan bahwa KSB sangat mendukung adanya Program Inovasi ini. Kapasitas guru, partisipasi orang tua dan stakeholder sangat meningkat sekali pada Program Inovasi fase 1, dan ditambah lagi fokus utama untuk INOVASI fase 2 ini yakni anak-anak berkebutuhan khusus. “Kami sangat mendukung program ini dan dari awal kami tidak main-main dengan dukungan kami, kami berikan dukungan yang terbaik”, kata Bupati.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Bupati berharap agar kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh jajaran Inovasi bisa dilibatkan dari jajaran Dinas Pendidikan masing-masing kabupaten. “Ada 1 hal yang kami minta yakni bagaimana di dalam kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Inovasi bisa melibatkan jajaran Dinas Pendidikan dari masing-masing kabupaten sehingga bisa terimbas. Saya berharap kepada semua pihak agar bisa diberikan pemahaman terkait bagaimana melakukan monitoring dan evaluasi yang benar,” jelas Bupati.
(ars)
tulis komentar anda