Terungkap! Warga Bohong Soal Polemik Bansos di Pangkep karena Diprovokasi
Minggu, 31 Mei 2020 - 13:00 WIB
PANGKEP - Penyaluran bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Pangkep, Sulsel, diketahui sempat berpolemik, baik itu bansos tunai, bantuan sembako, PKH maupun BPNT. Setelah dilakukan penelusuran, terungkap adanya oknum yang memang sengaja bikin gaduh dengan memprovokasi warga melakukan protes, bahkan berbohong.
Seperti di Kelurahan Sibatua, Kecamatan Pangkajene, dimana banyak warga mengadu tak terima bantuan, adanya politisasi hingga pemotongan bantuan. Kala itu, mereka protes menyambangi kantor bupati sehari sebelum Lebaran untuk mengadu kepada bupati dan wakil bupati. Warga Sibatua diketahui didampingi oleh LBH FHS.
Salah seorang warga yang paling vocal dalam menyuarakan terkait adanya penyunatan bantuan adalah Musdalifah. Dia mengaku sebagai penerima program BPNT. Namun bantuan yang dia terima tak pernah sesuai saldo serta program pemerintah. Dia bahkan menuding pihak pendamping BPNT melakukan penyunatan bantuan warga.
Baca Juga: Cegah Penyalahgunaan Bansos, Bupati Pangkep Bentuk Tim Evaluasi
Belakangan, Musdalifah menarik seluruh pernyataan itu saat panita khusus (Pansus) Covid-19 DPRD Pangkep melakukan klarifikasi langsung ke lapangan terkait pernyataan sekelompok warga tersebut. Musdalifah beserta warga lainnya yang hadir di Rujab Bupati lalu kemudian dipertemukan dengan perangkat lurah serta oknum-oknum yang disebutkan warga melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang tersebut pada Jumat (29/5/2020) lalu.
Di hadapan perangkat lurah dan tim pansus, Musdalifah berkilah bahwa pernyataannya tersebut tidaklah benar dan dia mengaku salah dalam menyampaikan masalah. Dia pun membantah semua pernyataannya yang telah dimuat di media dan mengaku tak tahu bahwa semua pernyataannya tersebut akan di muat di media.
"Saya tidak tahu ada wartawan saat itu. Yang saya sampaikan saat itu salah. Seandainya saya tahu ada wartawan, saya tidak bicara seperti itu. Maaf," katanya, Minggu (31/5/2020).
Musdalifah pun menuturkan bahwa kehadirannya di rujab Bupati Pangkep adalah mengikuti arahan dari oknum yang memang mengumpulkan warga. "Saya cuman ikut-ikutan juga. Kami dijanji kalau hadir akan dapat sembako dan uang oleh pendamping warga. Memang dapatki beras dan uang dari pak bupati, tapi itu bantuan pribadi beliau," katanya lagi.
Lurah Sibatua, Harianti, memaklumi tindakan warga tersebut meski merasa kecewa dengan warga yang mau dimanfaatkan oleh oknum yang ingin memperkeruh masalah di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Dia pun berujar bahwa apa yang diadukan warganya tak benar.
Seperti di Kelurahan Sibatua, Kecamatan Pangkajene, dimana banyak warga mengadu tak terima bantuan, adanya politisasi hingga pemotongan bantuan. Kala itu, mereka protes menyambangi kantor bupati sehari sebelum Lebaran untuk mengadu kepada bupati dan wakil bupati. Warga Sibatua diketahui didampingi oleh LBH FHS.
Salah seorang warga yang paling vocal dalam menyuarakan terkait adanya penyunatan bantuan adalah Musdalifah. Dia mengaku sebagai penerima program BPNT. Namun bantuan yang dia terima tak pernah sesuai saldo serta program pemerintah. Dia bahkan menuding pihak pendamping BPNT melakukan penyunatan bantuan warga.
Baca Juga: Cegah Penyalahgunaan Bansos, Bupati Pangkep Bentuk Tim Evaluasi
Belakangan, Musdalifah menarik seluruh pernyataan itu saat panita khusus (Pansus) Covid-19 DPRD Pangkep melakukan klarifikasi langsung ke lapangan terkait pernyataan sekelompok warga tersebut. Musdalifah beserta warga lainnya yang hadir di Rujab Bupati lalu kemudian dipertemukan dengan perangkat lurah serta oknum-oknum yang disebutkan warga melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang tersebut pada Jumat (29/5/2020) lalu.
Di hadapan perangkat lurah dan tim pansus, Musdalifah berkilah bahwa pernyataannya tersebut tidaklah benar dan dia mengaku salah dalam menyampaikan masalah. Dia pun membantah semua pernyataannya yang telah dimuat di media dan mengaku tak tahu bahwa semua pernyataannya tersebut akan di muat di media.
"Saya tidak tahu ada wartawan saat itu. Yang saya sampaikan saat itu salah. Seandainya saya tahu ada wartawan, saya tidak bicara seperti itu. Maaf," katanya, Minggu (31/5/2020).
Musdalifah pun menuturkan bahwa kehadirannya di rujab Bupati Pangkep adalah mengikuti arahan dari oknum yang memang mengumpulkan warga. "Saya cuman ikut-ikutan juga. Kami dijanji kalau hadir akan dapat sembako dan uang oleh pendamping warga. Memang dapatki beras dan uang dari pak bupati, tapi itu bantuan pribadi beliau," katanya lagi.
Lurah Sibatua, Harianti, memaklumi tindakan warga tersebut meski merasa kecewa dengan warga yang mau dimanfaatkan oleh oknum yang ingin memperkeruh masalah di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Dia pun berujar bahwa apa yang diadukan warganya tak benar.
tulis komentar anda