Tangani Corona, Kemendikbud Bantua RS UGM

Kamis, 28 Mei 2020 - 22:46 WIB
Plt Dirjen Dikti Kemendikbud Prof Nizam (kanan) secara simbolis menyerahkan bantuan ke RSA UGM yang diterima Dirut RSA UGM Arief Budiyanto. Foto: Dok Humas UGM
YOGYAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan bantuan satu set peralatan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Alat Pelindung Diri (APD) kepada Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM .

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikti Kemendikbud), Prof. Nizam secara simbolis menyerahkan bantuan tersebut dan diterima Direktur Utama (Dirut) RSA UGM, Arief Budiyanto di Balairung UGM, Kamis (28/5/2020).

Sekretaris Jendral (Sekjen) Kemendikbud, Prof Ainun Na’im, mengatakan bantuan satu set PCR dan APD ini dalam rangka pencegahan sekaligus membantu masyarakat dalam mencegah penyebaran wabah COVID-19.



“Bantuan alat-alat kesehatan berupa PCR dan APD ini, semoga dapat menyembuhkan pasien yang dalam perawatan," katanya. (Baca juga : FH UGM Ubah Tema Diskusi PSBB, 'Pemerintah Sukanya Basa Basi' )

Ainun menjelaskan dengan adanya pandemik COVID-19, Kemendikbud sedang melakukan berbagai perubahan serta penyesuaian rencana kerja dan anggaran, baik alokasi pengadaan dan bantuan pada rumah sakit dan Fakultas Kedokteran maupun upaya dalam menjaga kelancaran proses belajar mengajar atau pelaksanaan Tridarma perguruan tinggi secara keseluruhan.

“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan efektif mencegah Virus Covid-19, membantu masyarakat, menjaga bahkan meningkatkan layanan Tridarma Perguruan Tinggi kita," jelasnya.

Rektor UGM, Prof Panut Mulyono mengatakan bantuan PCR dan APD ini akan menambah kemampuan RSA UGM dalam menangani dan menanggulangi wabah COVID-19. RSA UGM hingga saat ini telah menangani sebanyak 11 pasien positif COVID-19. Dari jumlah ini 10 pasien sudah sembuh.

“Mudah-mudahan kondisi ini menunjukan Yogyakarta baik dalam tata kelola seperti social distancing dan lain-lain sehingga harapannya dapat menjadi percontohan untuk daerah-daerah lain," harapnya.

Panut dalam kesempatan itu juga berharap di masa pandemi ini kampus-kampus dapat menciptakan alat-alat kesehatan dan menemukan obat-obat. Sehingga kampus-kampus di Indonesia menjadi pusat-pusat riset unggulan dan kedepan Indonesia bisa membuat alat sendiri tidak impor.

“Kalaupun terpaksa impor hanya bagian-bagian yang utama saja, tetapi yang lainnya tetap bisa dibuat dan dirakit di dalam negeri untuk dapat kita manfaatkan," ungkapnya.
(nun)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content