Awas, Wabah Demam Babi Afrika Mengintai Hewan Ternak
A
A
A
SEMARANG - Baru-baru ini mewabah di dunia beberapa penyakit yang bersumber dari hewan seperti African Swine Fever (ASF). Walaupun penyakit ASF tidak menular ke manusia namun sampai saat ini belum ada vaksin ataupun obat khusus, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup tinggi.
(Baca juga: Baku Hantam dengan Polisi, Komplotan Begal Sadis Tewas Ditembus Timah Panas)
Penyakit ini bisa menyebabkan kematian ternak sampai 100 persen. ASF sudah dideklarasikan masuk ke Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 820/KPTS/PK.320/M/12/2019 pada 12 Desember 2019 tentang Pernyataan Wabah Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.
"Mewabahnya zoonosis ini ditengarai sebagai dampak adanya degradasi ekosistem, pemanasan global dan urbanisasi penduduk yang progresif," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Lalu Muhamad Syafriadi, Rabu (26/2/2020).
Selain itu, dengan adanya pola hidup yang tidak ramah lingkungan akan mempercepat terjadinya wabah zoonosis di daerah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wabah zoonosis dapat berpotensi menyebar dan meluas antarnegara dan antarkawasan regional yang disebut pandemi.
Apabila pandemik zoonosis terjadi, maka berbagai kelumpuhan pelayanan publik akan merugikan masyarakat dan dunia usaha. Kunci keberhasilan untuk mereduksi dampak wabah zoonosis adalah upaya pencegahan dan pengendalian secara lintas sektor yang terkoordinasi, serta komitmen semua pihak.
"Pemicu utama wabah zoonosis lainnya adalah munculnya pertumbuhan yang cepat dari populasi manusia dan satwa, serta semakin mendekatnya kontak hewan domestik dengan satwa liar dan produk-produknya yang menyebabkan insiden zoonosis meningkat," jelasnya.
(Baca juga: Baku Hantam dengan Polisi, Komplotan Begal Sadis Tewas Ditembus Timah Panas)
Penyakit ini bisa menyebabkan kematian ternak sampai 100 persen. ASF sudah dideklarasikan masuk ke Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 820/KPTS/PK.320/M/12/2019 pada 12 Desember 2019 tentang Pernyataan Wabah Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.
"Mewabahnya zoonosis ini ditengarai sebagai dampak adanya degradasi ekosistem, pemanasan global dan urbanisasi penduduk yang progresif," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Lalu Muhamad Syafriadi, Rabu (26/2/2020).
Selain itu, dengan adanya pola hidup yang tidak ramah lingkungan akan mempercepat terjadinya wabah zoonosis di daerah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wabah zoonosis dapat berpotensi menyebar dan meluas antarnegara dan antarkawasan regional yang disebut pandemi.
Apabila pandemik zoonosis terjadi, maka berbagai kelumpuhan pelayanan publik akan merugikan masyarakat dan dunia usaha. Kunci keberhasilan untuk mereduksi dampak wabah zoonosis adalah upaya pencegahan dan pengendalian secara lintas sektor yang terkoordinasi, serta komitmen semua pihak.
"Pemicu utama wabah zoonosis lainnya adalah munculnya pertumbuhan yang cepat dari populasi manusia dan satwa, serta semakin mendekatnya kontak hewan domestik dengan satwa liar dan produk-produknya yang menyebabkan insiden zoonosis meningkat," jelasnya.
(maf)