Asal usul Ikan Tuing-tuing di Mandar dan Pancing Emas di Tenggorokan Putri Raja

Senin, 05 Juli 2021 - 05:05 WIB




Esok harinya, ketika matahari baru terbit, semua penggawa dan hulubalang, serta rakyat sudah berjajar rapi di depan gerbang istana Kerajaan Arung Paria. Mereka semua hendak melepas sang Putra Raja yang diganjar hukum adat. “Pergilah, Putraku. Jangan kembali ke istana sebelum kautemukan Pancing Emas itu!” kata Raja sambil memeluk putranya. Putri Raja juga ikut menangis sambil menyatakan keinginannya mendampingi kakaknya pergi dari kerajaan. “Saya akan selalu bersama Kakak dalam menjalani hukum adat itu,” pinta Putri Raja sambil terus menangis.

Tekad sang putri sepertinya sudah bulat, semua bujukan untuk tetap tinggal di Kerajaan ditolaknya. Sang Raja akhirnya pasrah merelakan putra putrinya meninggalkan kerajaan mencari Pancing Emas tersebut. Bahkan tanpa pengawalan karena terikat hukum adat. Maka berangkatlah kedua kakak beradik itu.

Di perjalanan, Putra Raja membujuk sang adik untuk menunggunya di sebuah gubuk yang akan dibuat Putra Raja. Ia tak tega sang adik ikut menanggung kesalahannya dan melakukan perjalanan yang sangat berat. Kendati sempat menolak, akhirnya sang adik menuruti keinginan Putra Raja untuk tinggal di gubuk.

Perjalanan pun dimulai seorang diri oleh sang Putra Raja. Sepanjang pantai Mandar sudah disusurinya sampai benar-benar kehabisan tenaga. Namun Pancing Emas yang dicarinya tak kunjung ditemukan. Putra Raja lalu berhenti di bawah pohon rindang yang tumbuh di pinggir pantai. Kelelahan dan dinginnya angin pantai tak sadar membuatnya tertidur lelap.



Di dalam tidurnya Putra Raja itu bermimpi melihat kerajaan di dasar laut yang sangat gemerlap karena terbuat dari emas dan bertatahkan berlian. Putra Raja lalu tersentak bangun karena mimpinya itu. Putra Raja lalu melanjutkan perjalanannya walaupun hari telah larut malam. Ketika melihat ke lautan, ia tiba-tiba melihat sebuah cahaya yang sangat terang. Putra Raja kemudian memberanikan diri untuk berenang ke dasar laut mengikuti cahaya tersebut.

Betapa terkejutnya Putra Raja setelah tiba di dasar laut. Di sana berdiri sebuah Istana yang sangat megah. Pintu istana berukirkan emas dan bertakhtakan berlian. Tampak beberapa pengawal berjaga di depannya. Putra Raja memberanikan diri mendekati istana dan bertanya soal kerajaan tersebut. Ternyata, nama kerajaan itu adalah Kerajaan Naungsasi.

Ketika berada di dekat pintu gerbang istana, sayup-sayup terdengar suara perempuan yang merintih kesakitan. Putra Raja pun bertanya kepada penjaga istana ihwal suara itu. “Itu Putri Dasar Laut yang sedang sakit,” ujar pengawal. Putra Raja kembali teringat pada mimpinya yang persis dengan kejadian yang dialami saat itu.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More