Asal usul Ikan Tuing-tuing di Mandar dan Pancing Emas di Tenggorokan Putri Raja

Senin, 05 Juli 2021 - 05:05 WIB
Putra Raja kemudian menceritakan pengalamannya di Kerajaan Naungsasi kepada Raja Arung Paria. Ia juga mengisahkan bahwa Raja Naungsasi akan mengirim burung-burung miliknya setiap tahun sekali pada musim timur melalui Laut Mandar.





Dan janji tersebut akhirnya ditepati oleh Raja Naungsasi. Setiap memasuki musim timur, langit Laut Mandar dipenuhi burung-burung yang terbang berkelompok. Namun burung itu bentuknya unik lantaran bersisik seperti ikan. Putra Raja kemudian memberi nama burung tersebut sebagai tuing-tuing atau dalam bahasa Indonesia dikenal bernama ikan terbang.

Sejak itu, ikan tuing-tuing menjadi sajian dalam pesta-pesta kerajaan. Ikan itu sampai sekarang masih menjadi sajian yang terkenal di daerah Mandar. Bahkan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Sulbar.

Bahkan kini, jika Anda berkunjung ke Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), tepatnya di Kecamatan Somba, di tepi jalan berjejer warung-warung makan dengan menu favorite ikan tuing-tuing yang dipadu dengan makanan khas Mandar yang disebut dengan Jepa, terbuat dari singkong yang dihaluskan.

Sumber: Kemendikbud RI/cerita rakyat mandar
(nic)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More