Diduga Takut Dilakukan Tes Swab, Massa Geruduk dan Rusak Rumah Bidan di Bangkalan
Selasa, 29 Juni 2021 - 15:31 WIB
BANGKALAN - Rumah seorang bidan yang diketahui bernama Yuni, didatangi puluhan massa. Bukan hanya menempelkan poster saja, massa yang marah juga merusak sejumlah fasilitas, di antaranya papa nama yang ada di depan rumah sang bidan di Perumahan Tonjung, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan.
Perusakan rumah bidan ini dipicu oleh kesalah pahaman massa, karena menduga bidan tersebut hendak melakukan tes swab antigen, saat melayat ke rumah seorang warga yang anggota keluarganya meninggal dunia saat hendak melahirkan.
Video massa yang datang menggeruduk dan merusak rumah bidan tersebut, viral di media sosial. Emosi warga memuncak, saat melihat Bidan Yuni datang ke rumah warga yang sedang berduka cita. Mereka menuding Bidan Yuni melakukan pendataan untuk tes swab antigen.
Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Sudiyo mengatakan, Bidan Yuni datang hanya untuk mendata kematian ibu dan anak, karena memang sudah tugasnya sebagai bidan. Namun karena dalam situasi kurang tepat, yakni masih berduka dan maraknya berita kasus COVID-19, sehingga memancing spotanitas dan emosi warga, hingga terjadi pengrusakan .
"Situasinya kurang tepat saja, keluarga masih berduka. Akhirnya terjadi spontanitas dari warga," ungkap Sudiyo. Para jurnalis yang datang ke rumah Bidan Yuni usai kejadian, ditolak serta dilarang oleh warga. Kasus ini berakhir damai, setelah warga yang difasilitasi tokoh masyarakat setempat meminta maaf, karena telah salah paham .
Perusakan rumah bidan ini dipicu oleh kesalah pahaman massa, karena menduga bidan tersebut hendak melakukan tes swab antigen, saat melayat ke rumah seorang warga yang anggota keluarganya meninggal dunia saat hendak melahirkan.
Video massa yang datang menggeruduk dan merusak rumah bidan tersebut, viral di media sosial. Emosi warga memuncak, saat melihat Bidan Yuni datang ke rumah warga yang sedang berduka cita. Mereka menuding Bidan Yuni melakukan pendataan untuk tes swab antigen.
Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Sudiyo mengatakan, Bidan Yuni datang hanya untuk mendata kematian ibu dan anak, karena memang sudah tugasnya sebagai bidan. Namun karena dalam situasi kurang tepat, yakni masih berduka dan maraknya berita kasus COVID-19, sehingga memancing spotanitas dan emosi warga, hingga terjadi pengrusakan .
"Situasinya kurang tepat saja, keluarga masih berduka. Akhirnya terjadi spontanitas dari warga," ungkap Sudiyo. Para jurnalis yang datang ke rumah Bidan Yuni usai kejadian, ditolak serta dilarang oleh warga. Kasus ini berakhir damai, setelah warga yang difasilitasi tokoh masyarakat setempat meminta maaf, karena telah salah paham .
(eyt)
tulis komentar anda