Jangan ke Jateng Viral Usai Temuan COVID-19 Varian Baru, Ganjar Mengaku Tak Tahu
Senin, 14 Juni 2021 - 18:12 WIB
SEMARANG - Adanya kabar telah masuknya COVID-19 varian baru dari India ke Kudus, Jateng, membuat pesan berantai beredar di berbagai media sosial yang berisi ajakan untuk tidak berkunjung ke Jateng.
"Mohon sementara hindari atau jangan masuk ke Jateng! Sedang dipikirkan kuncian lokal, karena tersebar COVID-19 strain B-1617 , asal India," demikian bunyi pesan singkat yang banyak beredar di media sosial.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengaku, belum mengetahui informasi tersebut. Meski demikian dia meminta warga tidak panik. "Dari mana info itu, saya tidak tahu. Tidak boleh panik . Jangan panik, tapi harus hati-hati," kata Ganjar, Senin (14/6/2021).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo mengatakan, sampai saat ini baru Kudus, yang terkonfirmasi ada varian baru COVID-19 . Daerah lain belum ada, meskipun ada beberapa wilayah yang baru mengirimkan sampel tes. "Sementara baru Kudus, yang terkonfirmasi, daerah lain belum ada laporan," jelasnya.
Yulianto membenarkan bahwa semua daerah wajib mengambil sampel untuk tes genome sequencing. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyebaran varian baru COVID-19 itu di daerah lain.
Meski begitu, Yulianto mengatakan, ada sejumlah aturan dimana pemerintah daerah wajib mengambil sampel genome sequencing . Di antaranya terjadi penularan cepat di suatu wilayah, adanya orang baru mendarat dari negara asing, orang-orang yang tidak rentan mulai terinfeksi dan lainnya.
"Selain itu, jika ada orang yang sudah divaksin namun terkonfirmasi COVID-19 , penyintas yang kembali tertular serta ada pasien COVID-19 dengan CT value di bawah 25," pungkas Yulianto.
"Mohon sementara hindari atau jangan masuk ke Jateng! Sedang dipikirkan kuncian lokal, karena tersebar COVID-19 strain B-1617 , asal India," demikian bunyi pesan singkat yang banyak beredar di media sosial.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengaku, belum mengetahui informasi tersebut. Meski demikian dia meminta warga tidak panik. "Dari mana info itu, saya tidak tahu. Tidak boleh panik . Jangan panik, tapi harus hati-hati," kata Ganjar, Senin (14/6/2021).
Baca Juga
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo mengatakan, sampai saat ini baru Kudus, yang terkonfirmasi ada varian baru COVID-19 . Daerah lain belum ada, meskipun ada beberapa wilayah yang baru mengirimkan sampel tes. "Sementara baru Kudus, yang terkonfirmasi, daerah lain belum ada laporan," jelasnya.
Yulianto membenarkan bahwa semua daerah wajib mengambil sampel untuk tes genome sequencing. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyebaran varian baru COVID-19 itu di daerah lain.
Baca Juga
Meski begitu, Yulianto mengatakan, ada sejumlah aturan dimana pemerintah daerah wajib mengambil sampel genome sequencing . Di antaranya terjadi penularan cepat di suatu wilayah, adanya orang baru mendarat dari negara asing, orang-orang yang tidak rentan mulai terinfeksi dan lainnya.
"Selain itu, jika ada orang yang sudah divaksin namun terkonfirmasi COVID-19 , penyintas yang kembali tertular serta ada pasien COVID-19 dengan CT value di bawah 25," pungkas Yulianto.
(eyt)
tulis komentar anda