Jebolan Kanada, Wilson Pilih Pulang ke Desa Bangun Ekonomi Lewat Aplikasi Sembako
Minggu, 30 Mei 2021 - 17:56 WIB
BANDUNG - Kesenjangan ekonomi antara desa dengan kota masih terjadi di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya lemahnya infrastruktur yang menjadi akses ekonomi. Kondisi ini juga membuat ketimpangan antara satu desa dengan desa lainnya.
Persoalan infrastruktur tersebut, juga membuat potensi desa belum bisa maksimal dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga desanya. Kondisi itu membuat seorang pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, Wilson Yanaprasetya, mengembangkan inovasi aplikasi Dagangan.
Dagangan merupakan aplikasi yang menjual kebutuhan sembako, yang lebih banyak dikhususkan bagi warga pedesaan . Di awal 2019 lalu, Wilson bersama tiga orang temannya membangun dan merintis aplikasi Dagangan ini.
Dia yang juga lulusan Computer Engineering dari Universitas British Columbia, Kanada, memilih pulang ke desanya merintis bisnis ini. "Saya dahulu tinggal di desa , jadi sudah tahu bagaimana sulitnya mendapat barang dengan harga yang relatif sama dengan di perkotaan. Ini yang menjadi trigger bagi saya membangun bisnis ini," kata pria berusia 36 tahun itu.
Menurut dia, aplikasi tidak menghubungkan secara langsung antara produsen dan konsumen, tetapi melalui mekanisme reseller. Dengan begitu, banyak warga desa akan diuntungkan dengan sistem penghasilan reseller, dan warga mendapat sembako dengan harga terjangkau.
Menurut Wilson Yanaprasetya, saat ini aplikasi Dagangan telah diakses lebih dari 60.000 akun dengan jumlah reseller lebih dari 20.000. Reseller ini tersebar di desa-desa di Pulau Jawa, dan sebagian Sumatera.
Persoalan infrastruktur tersebut, juga membuat potensi desa belum bisa maksimal dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga desanya. Kondisi itu membuat seorang pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, Wilson Yanaprasetya, mengembangkan inovasi aplikasi Dagangan.
Dagangan merupakan aplikasi yang menjual kebutuhan sembako, yang lebih banyak dikhususkan bagi warga pedesaan . Di awal 2019 lalu, Wilson bersama tiga orang temannya membangun dan merintis aplikasi Dagangan ini.
Baca Juga
Dia yang juga lulusan Computer Engineering dari Universitas British Columbia, Kanada, memilih pulang ke desanya merintis bisnis ini. "Saya dahulu tinggal di desa , jadi sudah tahu bagaimana sulitnya mendapat barang dengan harga yang relatif sama dengan di perkotaan. Ini yang menjadi trigger bagi saya membangun bisnis ini," kata pria berusia 36 tahun itu.
Menurut dia, aplikasi tidak menghubungkan secara langsung antara produsen dan konsumen, tetapi melalui mekanisme reseller. Dengan begitu, banyak warga desa akan diuntungkan dengan sistem penghasilan reseller, dan warga mendapat sembako dengan harga terjangkau.
Baca Juga
Menurut Wilson Yanaprasetya, saat ini aplikasi Dagangan telah diakses lebih dari 60.000 akun dengan jumlah reseller lebih dari 20.000. Reseller ini tersebar di desa-desa di Pulau Jawa, dan sebagian Sumatera.
Lihat Juga :
tulis komentar anda