Progres Vaksinasi Lansia Lambat, Pemkot Minta Aparat Wilayah Jemput Bola
Minggu, 30 Mei 2021 - 13:55 WIB
BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menginstruksikan kewilayahan agar dapat melakukan "jemput bola". Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengIngat progres vaksinasi bagi lansia berjalan lambat.
Yana mengatakan, dari target 100 persen vaksinasi untuk lansia, Kota Bandung baru bisa melaksanakan sekitar 32 persen. Hal itu dikarenakan lansia membutuhkan treatment khusus.
"Karena (lansia) tidak serta merta mau, tapi bisa juga. Karena kemarin cukup banyak, yang bersangkutan mau tapi ternyata punya komorbid yang harus dinormalkan dahulu dalam jangka waktu tertentu, tidak bisa dalam waktu singkat," katanya.
Baca juga: Aturan PPDB SMA di Jabar Tak Berubah, Ini Syarat dan Kuotanya
Dia mencontohkan, lansia yang punya gula darah yang tinggi atau tekanan darah yang tinggi, secara aturan tidak boleh divaksin. Itu yang yang membuat proses vaksinasi kepada lansia ini tidak tidak secepat kepada sasaran sasaran lain.
Yana mengaku telah berdiskusi dengan Dinas terkait dan Kewilayahan untuk melakukan proses "jemput bola" pada pelaksanaan vaksinasi untuk lansia, agar dapat mempercepat target 100 persen.
"Jadi di kewilayahan, misalkan satu kelurahan ada 20 atau 30 lansia, di satu tempat kita siapkan juga untuk pascanya. Karena memang lansia punya risiko yang jauh lebih tinggi sehingga kita minta UGD Mini," katanya.
Baca juga: Warga Geram, Polisi Kewalahan Evakuasi Sopir Angkot Ugal-ugalan
"Mudah-mudahan memang tidak dipakai, tapi kita harus mempersiapkan. Karena lansia itu punya risiko yang jauh lebih tinggi dibanding bukan lansia," ucapnya.
Sementara itu, Camat Sukasari Sarjani Saleh mengakui, di wilayahnya baru sekitar 30 persen lansia yang melakukan vaksinasi. Sehingga pihaknya perlu menyisir kembali para lansia yang belum mendapat vaksinasi Covid-19.
"Kita akan turun ke lapangan, menyisir, jemput bola. Tentunya jemput bola ini bukan hanya vaksin saja, kita juga akan menyiapkan segala peralatan, tempat untuk KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), kami juga akan mengikuti teknisnya dari tim tenaga kesehatan," katanya.
Sarjani berharap, dengan data yang dipadukan dari Puskesmas, kewilayahan, dan data lainnya, dapat mempermudah penyisiran para lansia yang belum mendapat vaksinasi, sehingga dapat dilakukan imbauan oleh RT dan RW
Yana mengatakan, dari target 100 persen vaksinasi untuk lansia, Kota Bandung baru bisa melaksanakan sekitar 32 persen. Hal itu dikarenakan lansia membutuhkan treatment khusus.
"Karena (lansia) tidak serta merta mau, tapi bisa juga. Karena kemarin cukup banyak, yang bersangkutan mau tapi ternyata punya komorbid yang harus dinormalkan dahulu dalam jangka waktu tertentu, tidak bisa dalam waktu singkat," katanya.
Baca juga: Aturan PPDB SMA di Jabar Tak Berubah, Ini Syarat dan Kuotanya
Dia mencontohkan, lansia yang punya gula darah yang tinggi atau tekanan darah yang tinggi, secara aturan tidak boleh divaksin. Itu yang yang membuat proses vaksinasi kepada lansia ini tidak tidak secepat kepada sasaran sasaran lain.
Yana mengaku telah berdiskusi dengan Dinas terkait dan Kewilayahan untuk melakukan proses "jemput bola" pada pelaksanaan vaksinasi untuk lansia, agar dapat mempercepat target 100 persen.
"Jadi di kewilayahan, misalkan satu kelurahan ada 20 atau 30 lansia, di satu tempat kita siapkan juga untuk pascanya. Karena memang lansia punya risiko yang jauh lebih tinggi sehingga kita minta UGD Mini," katanya.
Baca juga: Warga Geram, Polisi Kewalahan Evakuasi Sopir Angkot Ugal-ugalan
"Mudah-mudahan memang tidak dipakai, tapi kita harus mempersiapkan. Karena lansia itu punya risiko yang jauh lebih tinggi dibanding bukan lansia," ucapnya.
Sementara itu, Camat Sukasari Sarjani Saleh mengakui, di wilayahnya baru sekitar 30 persen lansia yang melakukan vaksinasi. Sehingga pihaknya perlu menyisir kembali para lansia yang belum mendapat vaksinasi Covid-19.
"Kita akan turun ke lapangan, menyisir, jemput bola. Tentunya jemput bola ini bukan hanya vaksin saja, kita juga akan menyiapkan segala peralatan, tempat untuk KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), kami juga akan mengikuti teknisnya dari tim tenaga kesehatan," katanya.
Sarjani berharap, dengan data yang dipadukan dari Puskesmas, kewilayahan, dan data lainnya, dapat mempermudah penyisiran para lansia yang belum mendapat vaksinasi, sehingga dapat dilakukan imbauan oleh RT dan RW
(msd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda