Selama Januari – April 2021, Neraca Perdagangan Jawa Timur Defisit USD1,19 Miliar
Kamis, 20 Mei 2021 - 14:45 WIB
SURABAYA - Secara kumulatif, selama Januari - April 2021, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) mengalami defisit sebesar USD1,19 miliar. Hal ini disumbangkan oleh selisih perdagangan ekspor-impor di sektor migas maupun sektor nonmigas yang sama-sama mengalami defisit.
Adapun defisit neraca perdagangan sektor migas adalah sebesar USD1,06 miliar. Sedangkan defisit neraca perdagangan sektor nonmigas adalah sebesar USD138,29 juta.
“Kondisi ini membuat kinerja kedua sektor tersebut perlu lebih ditingkatkan agar neraca perdagangan Jatim berubah menjadi surplus di periode berikutnya. Di samping itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Tak Bisa Sembarangan, Masuk Ruang Layanan Kanwil Kemenkumham Jatim Gunakan Kartu Khusus
Neraca perdagangan Jatim selama selama bulan April 2021 juga mengalami defisit sebesar USD452,22 juta. Defisit ini disebabkan karena adanya selisih nilai perdagangan yang negatif pada sektor nonmigas maupun pada sektor nonmigas.
Selisih nilai perdagangan pada sektor migas adalah deficit sebesar USD277,75 juta. “Sedangkan selisih nilai perdagangan pada sektor nonmigas mengalami defisit sebesar USD174,47 juta,” imbuh Umar.
Secara kumulatif, selama Januari - April 2021, impor yang masuk ke Jatim sebesar USD8,38 miliar atau naik sebesar 15,76% dibandingkan Januari - April 2020, yakni sebesar USD 7,24 miliar. Sedangkan untuk ekspor, selama Januari - April 2021, sebesar USD7,18 miliar atau naik 0,62% dibandingkan Januari - April 2020.
Adapun defisit neraca perdagangan sektor migas adalah sebesar USD1,06 miliar. Sedangkan defisit neraca perdagangan sektor nonmigas adalah sebesar USD138,29 juta.
“Kondisi ini membuat kinerja kedua sektor tersebut perlu lebih ditingkatkan agar neraca perdagangan Jatim berubah menjadi surplus di periode berikutnya. Di samping itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Tak Bisa Sembarangan, Masuk Ruang Layanan Kanwil Kemenkumham Jatim Gunakan Kartu Khusus
Neraca perdagangan Jatim selama selama bulan April 2021 juga mengalami defisit sebesar USD452,22 juta. Defisit ini disebabkan karena adanya selisih nilai perdagangan yang negatif pada sektor nonmigas maupun pada sektor nonmigas.
Selisih nilai perdagangan pada sektor migas adalah deficit sebesar USD277,75 juta. “Sedangkan selisih nilai perdagangan pada sektor nonmigas mengalami defisit sebesar USD174,47 juta,” imbuh Umar.
Secara kumulatif, selama Januari - April 2021, impor yang masuk ke Jatim sebesar USD8,38 miliar atau naik sebesar 15,76% dibandingkan Januari - April 2020, yakni sebesar USD 7,24 miliar. Sedangkan untuk ekspor, selama Januari - April 2021, sebesar USD7,18 miliar atau naik 0,62% dibandingkan Januari - April 2020.
(msd)
tulis komentar anda