Indah Putri Indriani Perkenalkan Inovasi Getar Dilan ke Menteri Sosial
Kamis, 22 April 2021 - 15:12 WIB
“Kami mendorong UMKM dan industri kecil menengah (IKM) karena jika sektor ekonomi yang kita dorong akan memiliki multiplier effect atau dampak berganda karena jika industri kecilnya bergerak akan membuka lapangan pekerjaan, dan semakin banyak orang yang akan memberi manfaat, mendapatkan semacam insentif dari pembukaan lapangan kerja tersebut, sehingga daya beli masyarakat meningkat,” papar Indah.
“Jadi, kami tidak menyentuh lagi untuk rumah tangga karena kami menganggap bantuan dari pemerintah pusat sudah cukup dan sangat membantu pemerintah daerah. Tinggal memang tingkat ketepatan validasi datanya saja yang perlu dibenahi,” sambungnya.
Dijelaskan Indah, sektor UMKM kini sudah mulai produktif. Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong melalui BPUMKM atau bantuan produktif usaha mikro kecil menengah, dengan mengusulkan sekira 13.200 UMKM , di mana ada 6.462 UMKM yang telah mendapatkan bantuan Rp2,4 juta per kelompok.
“Alhamdulillah, dapat terealisasi sekitar 6.462 UMKM yang mendapatkan bantuan Rp2,4 juta per UMKM ,” sebut dia.
Indah melanjutkan, pemberian bantuan khusus ke UMKM bukan tanpa alasan yang kuat. UMKM , kata dia, kini mulai tumbuh dan produktif di Luwu Utara. Ini dimungkinkan karena sebagian besar anggaran ditujukan kepada UMKM , baik itu berupa pelatihan peningkatan kualitas, dan pelatihan digitalisasi pemasaran yang juga melibatkan perempuan.
Lebih jauh ia mengatakan, selain menghantam sektor kesehatan, Covid-19 juga menyerang sendi-sendi perekonomian. Tak salah ketika pemulihan ekonomi terus digenjot melalui pelibatan UMKM .
Meski begitu, fokus lainnya juga tidak bisa diabaikan, termasuk BST, PKH , dan bantuan pangan nontunai. Semua itu, kata dia, adalah upaya untuk menjaga konsumsi rumah tangga masyarakat tetap terjaga.
“Bantuan PKH cukup jelas karena berbasis data terpadu kesejahteraan sosial. nah, kami harap terjadi verifikasi data karena tujuan pemerintah memberi stimulan belanja kepada rumah tangga betul-betul berdampak pada stimulus fiskal, tak hanya di pusat tapi juga di daerah,” tandasnya.
“Jadi, kami tidak menyentuh lagi untuk rumah tangga karena kami menganggap bantuan dari pemerintah pusat sudah cukup dan sangat membantu pemerintah daerah. Tinggal memang tingkat ketepatan validasi datanya saja yang perlu dibenahi,” sambungnya.
Dijelaskan Indah, sektor UMKM kini sudah mulai produktif. Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong melalui BPUMKM atau bantuan produktif usaha mikro kecil menengah, dengan mengusulkan sekira 13.200 UMKM , di mana ada 6.462 UMKM yang telah mendapatkan bantuan Rp2,4 juta per kelompok.
“Alhamdulillah, dapat terealisasi sekitar 6.462 UMKM yang mendapatkan bantuan Rp2,4 juta per UMKM ,” sebut dia.
Indah melanjutkan, pemberian bantuan khusus ke UMKM bukan tanpa alasan yang kuat. UMKM , kata dia, kini mulai tumbuh dan produktif di Luwu Utara. Ini dimungkinkan karena sebagian besar anggaran ditujukan kepada UMKM , baik itu berupa pelatihan peningkatan kualitas, dan pelatihan digitalisasi pemasaran yang juga melibatkan perempuan.
Lebih jauh ia mengatakan, selain menghantam sektor kesehatan, Covid-19 juga menyerang sendi-sendi perekonomian. Tak salah ketika pemulihan ekonomi terus digenjot melalui pelibatan UMKM .
Meski begitu, fokus lainnya juga tidak bisa diabaikan, termasuk BST, PKH , dan bantuan pangan nontunai. Semua itu, kata dia, adalah upaya untuk menjaga konsumsi rumah tangga masyarakat tetap terjaga.
“Bantuan PKH cukup jelas karena berbasis data terpadu kesejahteraan sosial. nah, kami harap terjadi verifikasi data karena tujuan pemerintah memberi stimulan belanja kepada rumah tangga betul-betul berdampak pada stimulus fiskal, tak hanya di pusat tapi juga di daerah,” tandasnya.
tulis komentar anda