HUT Ke-816 Kota Banda Aceh, Tegaskan Banda Aceh Milik Kita
Kamis, 22 April 2021 - 13:01 WIB
Penataan ini dilakukan guna menggenjot sektor pariwisata yang sempat lesu terdampak pandemi. Selain itu juga telah dibangun infrastruktur Rumah Pengolahan Tiram di Gampong Alue Naga dan Rumah Produksi Sambal Goreng Kentang di Gampong Geuceu Meunara serta Pujasera di Setui guna mendukung dunia UMKM.
Di antara capaian tersebut, peran lembaga keuangan mikro syariah Mahirah Muamalah semakin nyata dalam membantu pengusaha kecil sekaligus memerangi renternir di Banda Aceh.
Berdasarkan survei dari Yayasan Rumah Harta Umat yang bekerja sama ASA Solution, ditemukan penurunan angka ketergantungan pedagang terhadap rentenir, dari angka 80 persen pada 2017 kini menjadi dua persen saja di 2020. Penurunan ini terjadi setelah berjalannya pembinaan dan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh Mahirah Muamalah kepada para pedagang.
Mahirah Muamalah pun kini berkembang pesat. Dengan modal awal Rp 4,5 miliar, kini telah memiliki aset sekitar Rp37,6 miliar sejak terbentuk pada 2018. Total pembiayaan yang sudah dikucurkan lebih dari Rp 21 miliar (data per 31 Maret 2021) bagi 3.000-an pelaku usaha kecil. Tahun ini mulai berkontribusi menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp4 juta dari laba yang diraih tahun 2020. Sementara di tahun 2021 sudah meraih laba Rp170 juta.
Demikian juga di sektor UMKM. Kehadiran Mahirah Muammalah benar-benar telah memberi manfaat kepada para pelaku UMKM. Hal ini ditandai dengan terus menggeliatnya sektor UMKM. Saat ini tercatat kurang lebih 15.107 pelaku usaha UMKM per 2020, dari sebelumnya 8.551 pada 2017.
Tak berlebihan bila tema milad kota tahun ini "Banda Aceh Milik Kita" dipilih dan "wajib" digaungkan bersama. Karena nyatanya, membangun kota tak bisa dilakukan oleh wali kota sendiri atau pemerintah semata. Butuh peran aktif segenap stakeholder dan elemen kota untuk bergandengan tangan mewujudkan visi 'Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah'. "Karena kota ini sejatinya milik kita: dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Dirgahayu Kota Banda Aceh," ujar Wali Kota Banda Aceh.
Lihat Juga: Saksikan Kemeriahan Closing Ceremony PON XXI Aceh-Sumut 2024, Live di iNews Pukul 20.00 WIB
Di antara capaian tersebut, peran lembaga keuangan mikro syariah Mahirah Muamalah semakin nyata dalam membantu pengusaha kecil sekaligus memerangi renternir di Banda Aceh.
Berdasarkan survei dari Yayasan Rumah Harta Umat yang bekerja sama ASA Solution, ditemukan penurunan angka ketergantungan pedagang terhadap rentenir, dari angka 80 persen pada 2017 kini menjadi dua persen saja di 2020. Penurunan ini terjadi setelah berjalannya pembinaan dan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh Mahirah Muamalah kepada para pedagang.
Mahirah Muamalah pun kini berkembang pesat. Dengan modal awal Rp 4,5 miliar, kini telah memiliki aset sekitar Rp37,6 miliar sejak terbentuk pada 2018. Total pembiayaan yang sudah dikucurkan lebih dari Rp 21 miliar (data per 31 Maret 2021) bagi 3.000-an pelaku usaha kecil. Tahun ini mulai berkontribusi menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp4 juta dari laba yang diraih tahun 2020. Sementara di tahun 2021 sudah meraih laba Rp170 juta.
Demikian juga di sektor UMKM. Kehadiran Mahirah Muammalah benar-benar telah memberi manfaat kepada para pelaku UMKM. Hal ini ditandai dengan terus menggeliatnya sektor UMKM. Saat ini tercatat kurang lebih 15.107 pelaku usaha UMKM per 2020, dari sebelumnya 8.551 pada 2017.
Tak berlebihan bila tema milad kota tahun ini "Banda Aceh Milik Kita" dipilih dan "wajib" digaungkan bersama. Karena nyatanya, membangun kota tak bisa dilakukan oleh wali kota sendiri atau pemerintah semata. Butuh peran aktif segenap stakeholder dan elemen kota untuk bergandengan tangan mewujudkan visi 'Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah'. "Karena kota ini sejatinya milik kita: dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Dirgahayu Kota Banda Aceh," ujar Wali Kota Banda Aceh.
Lihat Juga: Saksikan Kemeriahan Closing Ceremony PON XXI Aceh-Sumut 2024, Live di iNews Pukul 20.00 WIB
(atk)
tulis komentar anda