Sinergitas Pemkab Simalungun bersama TNI, Polri Menuju Pemulihan Ekonomi dan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19
Senin, 29 Maret 2021 - 21:29 WIB
SIMALUNGUN - Sinergitas Pemerintah Kabupaten Simalungun bersama TNI, Polri Menuju Pemulihan Ekonomi dan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19
Genap setahun pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) menerpa Indonesia, termasuk Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Walaupun angka kasus menurun secara nasional, namun Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengingatkan kepala daerah bahwa penanganan Covid-19 belum berakhir.
Resiko penyebaran masih ada, namun pemulihan ekonomi harus digeraknan. Bupati Simalungun JR Saragih menuturkan, pandemi Covid-19 secara otomatis mengubah tatanan masyarakat dunia, mulai dari cara bersosialisasi di lingkungan tempat inggal, bekerja, berdagang, dunia pendidikan hingga pelayanan kesehatan. Bahkan, aparatur sipil negara (ASN), OPD, pengawai swasta hingga pedagang sekalipun dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam bekerja hingga ekonomi berputar tak tergerus Covid-19.
Untuk meminimalisir kluster baru, Pemkab Simalungun, juga menerapkan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi ASN. Termasuk pendidikan hingga kini masih menerapkan belajar daring dan dalam waktu dekat akan melakukan proses belajar mengajar tatap muka langsung.
Namun begitu, belajar tatap muka masih beresiko penyebaran Covid-19, oleh karena itu dibutuhkan sinergitas dan kajian mendalam untuk memberlakukan kegiatan belajar tatap muka, termasuk menyiapkan fasilitas sarana dan prasarana kesehatan bagi guru dan siswa.
Di samping memperkuat sosialisasi protokol kesehatan Covid-19, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Simalungun dengan melibatkan unsur tim gabungan Satpol PP, TNI, Polri dan Dinas Kesehatan gencar menggelar razia Pemberlakukan Pebatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro disejumlah titik keramaian, restoran, café hingga tempat-tempat keramaian.
Pemerintah berkewajiban melakukan tindakan persuasive sekaligus mengedukasi masyarakat untuk mengikuti protocol kesehatan." Lebih baik kita mencegah daripada mengobati. Keselatamatan masyarakat yang lebih utama," kata JR Sargih.
Protokol kesehatan kini sudah menjadi dari bagian dari gaya hidup masyarakat Simalungun yang berpenduduk lebih dari satu juta jiwa saat ini.
Gerakan 5M, mulai dari mencuci tangan pakai sabun atau handsanitizer, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi aktivitas di luar rumah,dewasa ini diharapkan sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Simalungun. "Mari sayangi diri kita, kelurga dan tetangga, dengan patuh protokol kesehatan,untuk mencegah penularan Covid 19," ajak JR Saragih.
Genap setahun pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) menerpa Indonesia, termasuk Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Walaupun angka kasus menurun secara nasional, namun Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengingatkan kepala daerah bahwa penanganan Covid-19 belum berakhir.
Resiko penyebaran masih ada, namun pemulihan ekonomi harus digeraknan. Bupati Simalungun JR Saragih menuturkan, pandemi Covid-19 secara otomatis mengubah tatanan masyarakat dunia, mulai dari cara bersosialisasi di lingkungan tempat inggal, bekerja, berdagang, dunia pendidikan hingga pelayanan kesehatan. Bahkan, aparatur sipil negara (ASN), OPD, pengawai swasta hingga pedagang sekalipun dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam bekerja hingga ekonomi berputar tak tergerus Covid-19.
Untuk meminimalisir kluster baru, Pemkab Simalungun, juga menerapkan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi ASN. Termasuk pendidikan hingga kini masih menerapkan belajar daring dan dalam waktu dekat akan melakukan proses belajar mengajar tatap muka langsung.
Namun begitu, belajar tatap muka masih beresiko penyebaran Covid-19, oleh karena itu dibutuhkan sinergitas dan kajian mendalam untuk memberlakukan kegiatan belajar tatap muka, termasuk menyiapkan fasilitas sarana dan prasarana kesehatan bagi guru dan siswa.
Di samping memperkuat sosialisasi protokol kesehatan Covid-19, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Simalungun dengan melibatkan unsur tim gabungan Satpol PP, TNI, Polri dan Dinas Kesehatan gencar menggelar razia Pemberlakukan Pebatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro disejumlah titik keramaian, restoran, café hingga tempat-tempat keramaian.
Pemerintah berkewajiban melakukan tindakan persuasive sekaligus mengedukasi masyarakat untuk mengikuti protocol kesehatan." Lebih baik kita mencegah daripada mengobati. Keselatamatan masyarakat yang lebih utama," kata JR Sargih.
Protokol kesehatan kini sudah menjadi dari bagian dari gaya hidup masyarakat Simalungun yang berpenduduk lebih dari satu juta jiwa saat ini.
Gerakan 5M, mulai dari mencuci tangan pakai sabun atau handsanitizer, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi aktivitas di luar rumah,dewasa ini diharapkan sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Simalungun. "Mari sayangi diri kita, kelurga dan tetangga, dengan patuh protokol kesehatan,untuk mencegah penularan Covid 19," ajak JR Saragih.
tulis komentar anda