Anak Durhaka di Tulungagung, Diminta Istirahat, Orang Tua Malah Dihajar

Sabtu, 27 Maret 2021 - 13:24 WIB
ilustrasi
TULUNGAGUNG - Kuswinarno, warga Tambaksari, Surabaya mengamuk hanya gara gara ditegur ayahnya, diminta untuk istirahat. Insiden terjadi di rumah orang tuanya di Desa Nglutung, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.

Kuswinarno meninju muka ayahnya. Ia seperti kesetanan. Seorang tetangga yang kebetulan lihat dan bergegas melerai, ikut dipukulnya. "Peristiwa terjadi sehari setelah pelaku datang dari Surabaya," ujar Kapolsek Sendang Iptu Agus Riyanto kepada wartawan.

Baca juga: Ramai Kasus Salah Gerebek, Kasat Narkoba Polresta Malang Mendadak Dimutasi ke Polda Jatim

Sebelum insiden kekerasan terjadi, Kuswinarno curhat soal rencana pernikahannya. Di tengah pembicaraan juga terselip cerita soal ilmu kesaktian. Ia terus menerus bicara, yang itu membuat ayahnya menegur. Kuswinarno diminta berhenti mengobrolkan hal yang sama.

"Ayahnya mengingatkan untuk istirahat dan tidur," kata Agus. Bukannya berhenti bicara. Kuswinarno malah meradang. Tinjunya tiba tiba mendarat ke muka ayahnya. Tetangga yang kebetulan melintas, sontak mendekat. Ia bermaksud melerai. Namun justru ikut dipukul.

Sementara mendengar ribut ribut, ibu Kuswinarno keluar. Ia mendekati Kuswinarno, dengan tujuan amarah si anak bisa mereda. Namun oleh Kuswinarno, tangan ibunya dicengkramnya. Ia kibaskan sekencang kencangnya sampai si ibu terjengkang.

Baca juga: Mayat Laki laki Bertato di Sungai Brantas Tulungagung Diduga Jatuh Terpeleset

"Ibunya yang melerai juga terjatuh," kata Agus. Situasi di lokasi kejadian seketika heboh. Warga berdatangan. Termasuk kepala desa setempat, juga mendatangi lokasi. Sementara Kuswinarno sudah seperti kesetanan. Kades yang mencoba pendekatan persuasif, juga ditendangnya.

Karena dianggap sudah membahayakan, warga beramai ramai meringkus Kuswinarno. Menurut Agus, dari keterangan keluarga dan warga setempat, yang bersangkutan mengalami gejala depresi atau stress. Kuswinarno sudah sebulan sulit tidur. Ia kerap mondar mandir sambil bicara sendiri.

Atas pertimbangan dugaan gangguan jiwa yang bersifat kambuhan, pihak keluarga serta kepala desa yang ikut menjadi korban penganiayaan, memutuskan tidak membawa ke jalur hukum. "Selanjutnya yang bersangkutan dibawa ke rumah sakit di Ngunut untuk menjalani perawatan," pungkas Agus.
(msd)
tulis komentar anda
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content