Bibit Pisang Varietas Unggul Dampit Malang, Gubernur Khofifah Beri Nama 'Pisang Mulia'
Rabu, 17 Maret 2021 - 09:38 WIB
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meninjau bibit kebun pisang varietas unggul di Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Selasa (16/3/2021).
Didampingi Wakil Bupati Malang Didik Gatot, beberapa Kepala OPD, dan belasan anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pisang Malang Raya (Pismara), orang nomor satu di Jatim itu melihat secara dekat kebun pisang milik warga setempat. Khofifah juga melakukan proses tanam tunas pisang, yang masih menggunakan teknik Tumpang Sari karena keterbatasan lahan.
Baca juga: Dampak Pandemi COVID-19 di Jatim, 7.246 Tenaga Kerja PHK dan 34.138 Dirumahkan
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PP Muslimat NU itupun memberikan tetenger nama pisang seberat puluhan kilogram untuk satu tandannya dengan nama 'Pisang Mulia'. Nama tersebut disematkan, sesuai dengan tempat asal pisang tersebut tumbuh subur di kawasan Desa Srimulyo.
Di hadapan Khofifah, para kelompok tani menyampaikan, keinginan mereka agar terfasilitasi pemerintah, utamanya pengembangan area penjualan. "Meski sudah 11 tahun mengembangkan budidaya Pisang Mulia, pemasaran baru mencakup wilayah Surabaya dan Pulau Bali," kata Lilik Sugianto, salah petani Pisang Mulia Srimulyo.
Baca juga: Food Truck PGAS Solution Dukung Sosialisasi Jargas Mandiri PGN
Lilik menyampaikan, proses panen pisang yang memiliki warna, tekstur dan rasa layaknya Pisang Cavendish dan penampilan seperti Pisang Ambon ini hanya dilakukan satu tahun sekali di masa tanam pertama.
Selanjutnya, jika sudah berbuah kembali, panen dapat dilakukan setiap empat bulan sekali. "Tidak ada perawatan khusus untuk membuat pisang ini berbuah lebat dan besar, jika dibandingkan ukuran pisang pada umumnya," ujar Lilik.
Menanggapi keinginan para petani, Khofifah menyampaikan soal kendala proses registrasi, baik tanah maupun bibit yang dialami para petani pisang setempat langsung diinstruksikan kepada Kepala Dinas Pertanian Jatim yang mendampingi kunjungan untuk membantu menyelesaikan persoalan tersebut.
"Ini dilakukan agar produk pisang bisa ekspor. Proses inilah yang akan bisa memberikan nilai tambah agar pasar semakin luas dan harga semakin bagus," katanya.
Didampingi Wakil Bupati Malang Didik Gatot, beberapa Kepala OPD, dan belasan anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pisang Malang Raya (Pismara), orang nomor satu di Jatim itu melihat secara dekat kebun pisang milik warga setempat. Khofifah juga melakukan proses tanam tunas pisang, yang masih menggunakan teknik Tumpang Sari karena keterbatasan lahan.
Baca juga: Dampak Pandemi COVID-19 di Jatim, 7.246 Tenaga Kerja PHK dan 34.138 Dirumahkan
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PP Muslimat NU itupun memberikan tetenger nama pisang seberat puluhan kilogram untuk satu tandannya dengan nama 'Pisang Mulia'. Nama tersebut disematkan, sesuai dengan tempat asal pisang tersebut tumbuh subur di kawasan Desa Srimulyo.
Di hadapan Khofifah, para kelompok tani menyampaikan, keinginan mereka agar terfasilitasi pemerintah, utamanya pengembangan area penjualan. "Meski sudah 11 tahun mengembangkan budidaya Pisang Mulia, pemasaran baru mencakup wilayah Surabaya dan Pulau Bali," kata Lilik Sugianto, salah petani Pisang Mulia Srimulyo.
Baca juga: Food Truck PGAS Solution Dukung Sosialisasi Jargas Mandiri PGN
Lilik menyampaikan, proses panen pisang yang memiliki warna, tekstur dan rasa layaknya Pisang Cavendish dan penampilan seperti Pisang Ambon ini hanya dilakukan satu tahun sekali di masa tanam pertama.
Selanjutnya, jika sudah berbuah kembali, panen dapat dilakukan setiap empat bulan sekali. "Tidak ada perawatan khusus untuk membuat pisang ini berbuah lebat dan besar, jika dibandingkan ukuran pisang pada umumnya," ujar Lilik.
Menanggapi keinginan para petani, Khofifah menyampaikan soal kendala proses registrasi, baik tanah maupun bibit yang dialami para petani pisang setempat langsung diinstruksikan kepada Kepala Dinas Pertanian Jatim yang mendampingi kunjungan untuk membantu menyelesaikan persoalan tersebut.
"Ini dilakukan agar produk pisang bisa ekspor. Proses inilah yang akan bisa memberikan nilai tambah agar pasar semakin luas dan harga semakin bagus," katanya.
(msd)
tulis komentar anda