Warga Takut Dites, Pemkab Purwakarta Kesulitan Petakan Corona
Senin, 18 Mei 2020 - 18:54 WIB
PURWAKARTA - Warga Purwakarta masih ketakutan menjalani rapid test kendati tidak dipungut biaya. Sikap tersebut menyulitkan pemerintah setempat untuk memetakan pandemi virus Corona ( COVID-19 ).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta Deni Darmawan mengatakan warga takut karena tidak memahami maksud rapid test akibat kurangnya sosialisasi. Meskipun di beberapa lokasi, seperti di pasar Jumaah, banyak warga yang respons dengan pemeriksaan cepat ini.
(Baca: Maklumat Pemkot Depok: Salat Idul Fitri di Rumah, Halal bil Halal lewat Medsos)
“Di lain pihak memang banyak yang ketakutan, tapi banyak juga warga yang berterima kasih. Termasuk menawarkan rapid test random kepada warga, tapi mereka tidak bersedia. Jika warga yang menolak rapid tes, kami terpaksa menggunakan aparat keamanan,” ungkap Deni kepada awak media, Senin (18/5/2020).
Kondisi demikian telah menantangnya untuk mengebut pelaksanaan rapid tes. Sementara ini, rapid tes sudah dilakukan terhadap 2.500 orang. “Yang dimaksud reaktif ini belum tentu mengarah kepada positif corona,” terang dia.
(Baca: Pastikan Daging Aman, Disnakan Purwakarta Periksa Supermarket)
Deni merasa berbesar hati lantaran Purwakarta sudah memiliki alat Tes Cepat Molecular (TCPM) yang bisa digunakan untuk tes swab. Sehingga hasil pemeriksaannya bisa cepat diketahui. Selama ini lambannya penyembuhan pasien lantaran lamanya hasil pemeriksaan PCR yang memakan waktu dua minggu.
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID -19 Purwakarta akan bertolak ke Desa Malangnengah, Kecamatan Sukatani, untuk menyisir sebanyak 50 orang warga negara asing (WNA) yang bekerja pada proyek kereta cepat. Para WNA itu tidak lagi menjalani rapid tes melainkan langsung tes swab setelah pemandu mereka reaktif saat rapid test, beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta Deni Darmawan mengatakan warga takut karena tidak memahami maksud rapid test akibat kurangnya sosialisasi. Meskipun di beberapa lokasi, seperti di pasar Jumaah, banyak warga yang respons dengan pemeriksaan cepat ini.
(Baca: Maklumat Pemkot Depok: Salat Idul Fitri di Rumah, Halal bil Halal lewat Medsos)
“Di lain pihak memang banyak yang ketakutan, tapi banyak juga warga yang berterima kasih. Termasuk menawarkan rapid test random kepada warga, tapi mereka tidak bersedia. Jika warga yang menolak rapid tes, kami terpaksa menggunakan aparat keamanan,” ungkap Deni kepada awak media, Senin (18/5/2020).
Kondisi demikian telah menantangnya untuk mengebut pelaksanaan rapid tes. Sementara ini, rapid tes sudah dilakukan terhadap 2.500 orang. “Yang dimaksud reaktif ini belum tentu mengarah kepada positif corona,” terang dia.
(Baca: Pastikan Daging Aman, Disnakan Purwakarta Periksa Supermarket)
Deni merasa berbesar hati lantaran Purwakarta sudah memiliki alat Tes Cepat Molecular (TCPM) yang bisa digunakan untuk tes swab. Sehingga hasil pemeriksaannya bisa cepat diketahui. Selama ini lambannya penyembuhan pasien lantaran lamanya hasil pemeriksaan PCR yang memakan waktu dua minggu.
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID -19 Purwakarta akan bertolak ke Desa Malangnengah, Kecamatan Sukatani, untuk menyisir sebanyak 50 orang warga negara asing (WNA) yang bekerja pada proyek kereta cepat. Para WNA itu tidak lagi menjalani rapid tes melainkan langsung tes swab setelah pemandu mereka reaktif saat rapid test, beberapa waktu lalu.
(muh)
tulis komentar anda