Pipa PDAM Kembali Jebol, 30.000 Warga Surabaya Langsung Terdampak

Minggu, 17 Mei 2020 - 21:52 WIB
Pipa PDAM di kawasan Gunung Anyar yang berdiameter 1.000 milimeter jebol setelah diterjang tiang pancang untuk pembangunan gedung universitas. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
SURABAYA - Pasokan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya sedikit tersendat ke masyarakat.

Penyebabnya adalah pipa PDAM di kawasan Gunung Anyar yang berdiameter 1000 milimeter bocor setelah diterjang tiang pancang untuk pembangunan kampus baru UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA).

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta warga untuk tetap tenang. Pihaknya menerjunkan truk yang dilengkapi profil tank untuk mengangkut air bersih kepada warga terdampak.

“Suplai air bersih kepada warga terdampak harus terus dilakukan,” kata Risma, Minggu (17/5/2020).

Menurut Risma, pihaknya juga menerjunkan petugas BPB Linmas, Satpol PP, dan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau untuk mengangkut air bersih dari IPAM (Instalasi Pengolahan Air Minum) di Jalan Ngagel Surabaya.



“Tolong nanti ambil air bersih di Ngagel menggunakan truk profil tank, nanti disebarkan langsung ke rumah-rumah warga terdampak,” kata dia.

Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Mujiaman, mengatakan, kasus kebocoran pipa ini mirip dengan beberapa waktu lalu yang terjadi di Purimas Gunung Anyar Surabaya. Lokasinya juga berada sekitar 500 meter dari kebocoran pipa saat itu.

“Persis kasus semula tapi orangnya lain. Kami sudah memberikan rambu-rambu semuanya, ternyata dia melanggar jalur yang tidak boleh disentuh akhirnya disentuh. Tempatnya sekitar 500 meter dari Masjid,” kata Mujiaman.

Saat ini, kata dia, pihaknya mengaku sedang menyiapkan peralatan dan jalur atau tempat pembuangan air dengan melakukan proses penggalian tanah. Namun, dia memastikan, bahwa saat ini suplai air bersih melalui pipa tersebut belum sepenuhnya dimatikan, meski sebagian terbuang karena kebocoran.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More