Pengelola Wisata Sebut Pengunjung Minim, Disparbud Akui PAD Pariwisata Anjlok
Senin, 15 Februari 2021 - 14:30 WIB
BANDUNG BARAT - Sektor pariwisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami keterpurukan selama pandemi COVID-19 yang terjadi selama hampir satu tahun terakhir. Lembang yang biasanya menjadi primadona kunjungan wisatawan, selama libur akhir pekan ataupun long weekend, kini sepi karena wisatawan menurun drastis.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Heri Partomo mengaku menjadi tugas berat bagi pihaknya untuk kembali mendongkrak kunjungan wisata ke KBB. Pasalnya PAD KBB paling besar dari sektor pariwisata, akan tetapi selama pandemi COVID-19 pemasukannya anjlok.
Data tahun 2019 tiga sektor utama pariwisata di antaranya dari hotel Rp18.069.667.988, restoran Rp26.552.121.850, dan sektor hiburan Rp4.324.793.294. Tahun 2020 menurun hingga 50%, yakni dari hotel Rp9.892.119.987, restoran Rp17.141.314.432, dan hiburan Rp1.368.410.667.
Baca juga: GAR Bawa Nama ITB, Rektorat Sebut Bukan Bagian dari Kampus
"Tahun 2020 PAD sektor pariwisata turun 50%, itu jadi tantangan berat bagaimana kami untuk memulihkannya lagi tahun ini. Apalagi kunjungan wisatawan rata-rata sekarang masih minim atau sekitar 20%," tuturnya, Senin (15/2/2021).
Manajer Operasional Wisata Lembang Park and Zoo Iwan Susanto menyebutkan selama pandemi COVID-19 kunjungan wisatawan sangat terdampak. Namun pada libur long weekend Tahun Baru Imlek kemarin pengunjung ada kenaikan dibandingkan sebelumnya.
"Libur Imlek kemarin kunjungan ada kenaikan dibanding PPKM sebelumnya. Tapi kita sudah antisipasi dengan memperketat SOP new normal, protokol kesehatan," ucapnya.
Baca juga: Santriwati Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes di Jombang Capai 15 Orang
Mengantisipasi angka kunjungan yang terus meningkat, pihaknya memberikan rambu-rambu kepada pengunjung yang datang. Seperti prtokol 3M dan kuota kunjungan 50% dari kapasitas normal. Mereka tetap bisa menikmati berbagai atraksi satwa yang disajikan seperti di resto kucing, feeding burung di kubah, feeding iguana, atraksi berkuda dan menikmati beragam satwa lainnya sebanyak 550 binatang.
"Selama libur Imlek kita tidak menyelenggarakan atraksi apapun karena menghormati ketentuan pemerintah untuk melarang warga berkumpul dalam jumlah yang banyak. Kalau kita bikin pentas barongsai khawatir jumlah pengunjung akan membludak dan rentan akan penyebaran COVID-19", pungkasnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Heri Partomo mengaku menjadi tugas berat bagi pihaknya untuk kembali mendongkrak kunjungan wisata ke KBB. Pasalnya PAD KBB paling besar dari sektor pariwisata, akan tetapi selama pandemi COVID-19 pemasukannya anjlok.
Data tahun 2019 tiga sektor utama pariwisata di antaranya dari hotel Rp18.069.667.988, restoran Rp26.552.121.850, dan sektor hiburan Rp4.324.793.294. Tahun 2020 menurun hingga 50%, yakni dari hotel Rp9.892.119.987, restoran Rp17.141.314.432, dan hiburan Rp1.368.410.667.
Baca juga: GAR Bawa Nama ITB, Rektorat Sebut Bukan Bagian dari Kampus
"Tahun 2020 PAD sektor pariwisata turun 50%, itu jadi tantangan berat bagaimana kami untuk memulihkannya lagi tahun ini. Apalagi kunjungan wisatawan rata-rata sekarang masih minim atau sekitar 20%," tuturnya, Senin (15/2/2021).
Manajer Operasional Wisata Lembang Park and Zoo Iwan Susanto menyebutkan selama pandemi COVID-19 kunjungan wisatawan sangat terdampak. Namun pada libur long weekend Tahun Baru Imlek kemarin pengunjung ada kenaikan dibandingkan sebelumnya.
"Libur Imlek kemarin kunjungan ada kenaikan dibanding PPKM sebelumnya. Tapi kita sudah antisipasi dengan memperketat SOP new normal, protokol kesehatan," ucapnya.
Baca juga: Santriwati Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes di Jombang Capai 15 Orang
Mengantisipasi angka kunjungan yang terus meningkat, pihaknya memberikan rambu-rambu kepada pengunjung yang datang. Seperti prtokol 3M dan kuota kunjungan 50% dari kapasitas normal. Mereka tetap bisa menikmati berbagai atraksi satwa yang disajikan seperti di resto kucing, feeding burung di kubah, feeding iguana, atraksi berkuda dan menikmati beragam satwa lainnya sebanyak 550 binatang.
"Selama libur Imlek kita tidak menyelenggarakan atraksi apapun karena menghormati ketentuan pemerintah untuk melarang warga berkumpul dalam jumlah yang banyak. Kalau kita bikin pentas barongsai khawatir jumlah pengunjung akan membludak dan rentan akan penyebaran COVID-19", pungkasnya.
(msd)
tulis komentar anda