Volume Kubah Lava Merapi Berkurang, Tapi Potensi Lava Pijar dan Awan Panas Masih Tinggi

Senin, 01 Februari 2021 - 23:04 WIB
Volume kubah lava di kawah Gunung Merapi, berkurang drastis, namun potensi guguran lava pijar dan awan panas masih tinggi. Foto/Ilustrasi
YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, terjadi pengurangan volume kubah lava setelah terjadi awan panas guguran pada 27 Januari 2021.



Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, hingga saat ini awan panas guguran telah terjadi sebanyak 96 kali dengan jarak luncur terjauh 3,5 km. Kendati demikian, pihaknya terus memantau aktivitas pertumbuhan kubah lava 2021 yang saat ini berada di Lava 1997.



" Volume kubah lava mencapai 157.000 meter kubik pada tanggal 25 Januari 2021, kemudian pada tanggal 28 Januari 2021, volume kubah lava menurun menjadi sebesar 62.000 meter kubik atau berkurang sebanyak 82.000 meter kubik, akibat aktivitas guguran dan awan panas ," terangnya, Senin (1/2/2021).

Dijelaskannya, saat ini erupsi yang terjadi di Merapi disebut erupsi efusif. Erupsi ini ditandai dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran lava, dan awan panas guguran .

"Pada tanggal 27 Januari 2021, terjadi 52 kali awan panas guguran yang meluncur ke arah barat daya, yaitu di hulu Kali Krasak, dan Boyong. Sesudahnya terjadi penurunan aktivitas vulkanik Merapi . Namun potensi awan panas dan lava guguran masih terjadi," ulasnya.

Hanik melanjutkan, pasca kejadian awan panas tanggal 27 Januari 2021, laju pertumbuhan kubah lava 2021 tercatat sebesar 4.000-5.000 meter kubik/hari. Laju pertumbuhan kubah lava ini relatif kecil dibandingkan kecepatan pertumbuhan kubah lava rata-rata Gunung Merapi yaitu sebesar 20.000 meter kubik/hari.



"Berdasarkan hasil pemantauan kubah lava 2021 ini, BPPTKG menyatakan belum terjadi perubahan ancaman bahaya. Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km," tandasnya.

Meskipun letusan yang terjadi saat ini berdifat efusif, namun kemungkinan letusan eksplosif juga masih berpotensi terjadi, dengan ancaman bahaya berupa lontaran material vulkanik .
(eyt)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content