Masjid Raya Sumbar Paduan Rumah Gadang dengan Arsitektur Modern
Minggu, 31 Januari 2021 - 06:14 WIB
Bagian interiornya terdiri dari bagian mihrab, liwan dan sahn. Pada bagian mihrab ini mengusung bentuk desain yang lebih modern, bentuk lingkaran bulat telur itu mengingatkan penulis kepada karya rancangan desainer terkenal dunia yaitu Karim Rashid seorang desainer yang sangat terkenal dengan gaya futuristiknya, dia sering membuat bentuk-bentuk yang hampir serupa dengan rancangan mihrab masjid ini. Di lain sisi, bentuk mihrab seperti bulat telur juga mengingatkan kepada bentuk hajar aswad yang berada di makkah.
Sedangkan bentuk liwan pada masjid di desain sangat bersih dan kelihatan kokoh dengan menggunakan material beton dan keramik. Pada bagian dinding ruangan didominasi oleh pintu-pintu dan jendela yang memiliki lubang-lubang vertikal sebagai sirkulasi udara yang masuk dari luar ke dalam ruangan.
Pada bagian plafonnya terdapat bentuk bagian dalam kubah yang langsung membungkus semua ruangan, meskipun tidak menampakkan bentuk kubah pada bagian luar, namun bentuk kubah dapat terlihat pada bagian dalam masjid.
Plafon tersebut dipenuhi dengan tulisan kaligrafi Asmaul Husna (nama-nama Allah) dan pada bagian tengah liwan terdapat susunan lampu-lampu yang menggantung membentuk lingkaran pada bagian atas plafon ruangan, hal ini menunjukkan bentuk modern dan tidak terlihat bentuk tradisional dari dalam masjid ini. Sahn atau tempat berwudhu pada masjid ini didesain sangat sederhana dengan warna gelap.
Tempat berwudhu ini didesain terbuka sehingga membawa udara yang masuk ke dalam sehingga menghasilkan hawa kesekukan. Tempat berwudhu ini terbilang modern dan ramah lingkungan dengan terbukti dari sistem pemanfaatan air hujan yang digunakan.
Namun, terlepas dari makna di balik atap masjid, ternyata Masjid Raya Sumatera Barat dirancang khusus untuk tahan terhadap gempa bumi hingga 10 magnitudo. Masjid Agung Sumatera Barat juga bisa digunakan untuk shelter atau lokasi evakuasi bila sewaktu-waktu terjadi bencana. Kemudian, bagian lantai dilengkapi karpet permadani berwarna merah yang digunakan sebagai sajadah, dan merupakan hadiah dari Pemerintah Turki.
Sedangkan bentuk liwan pada masjid di desain sangat bersih dan kelihatan kokoh dengan menggunakan material beton dan keramik. Pada bagian dinding ruangan didominasi oleh pintu-pintu dan jendela yang memiliki lubang-lubang vertikal sebagai sirkulasi udara yang masuk dari luar ke dalam ruangan.
Pada bagian plafonnya terdapat bentuk bagian dalam kubah yang langsung membungkus semua ruangan, meskipun tidak menampakkan bentuk kubah pada bagian luar, namun bentuk kubah dapat terlihat pada bagian dalam masjid.
Plafon tersebut dipenuhi dengan tulisan kaligrafi Asmaul Husna (nama-nama Allah) dan pada bagian tengah liwan terdapat susunan lampu-lampu yang menggantung membentuk lingkaran pada bagian atas plafon ruangan, hal ini menunjukkan bentuk modern dan tidak terlihat bentuk tradisional dari dalam masjid ini. Sahn atau tempat berwudhu pada masjid ini didesain sangat sederhana dengan warna gelap.
Tempat berwudhu ini didesain terbuka sehingga membawa udara yang masuk ke dalam sehingga menghasilkan hawa kesekukan. Tempat berwudhu ini terbilang modern dan ramah lingkungan dengan terbukti dari sistem pemanfaatan air hujan yang digunakan.
Namun, terlepas dari makna di balik atap masjid, ternyata Masjid Raya Sumatera Barat dirancang khusus untuk tahan terhadap gempa bumi hingga 10 magnitudo. Masjid Agung Sumatera Barat juga bisa digunakan untuk shelter atau lokasi evakuasi bila sewaktu-waktu terjadi bencana. Kemudian, bagian lantai dilengkapi karpet permadani berwarna merah yang digunakan sebagai sajadah, dan merupakan hadiah dari Pemerintah Turki.
(don)
tulis komentar anda