Industri Logistik Percepat UMKM Naik Kelas

Kamis, 31 Desember 2020 - 23:55 WIB
Upaya bersama meningkatkan akses UMKM terhadap teknologi juga ditopang komitmen kuat penyedia jasa logistik dan kurir. Industri logistik secara sukarela menginvestasikan dananya agar distribusi barang lebih efisien, cepat, dan terjangkau.

Komitmen itu, ditunjukkan oleh PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) pada 13 Agustus 2020 lalu. Perusahaan ini melakukan topping off pembangunan mega hub atau gudang raksasa di kawasan pergudangan Bandara Mas, Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Fakta ini menandai akan dimulainya keandalan industri logistik secara infrastruktur, jaringan, teknologi dan sumber daya manusia (SDM).

Menurut Direktur Utama JNE, M Feriadi, pembangunan infrastruktur ini merupakan salah satu langkah JNE mewujudkan misi menjadi perusahaan rantai pasok global terdepan di dunia. Mega hub yang dibangun sejak 2018 itu, dibuat untuk menjawab peluang bisnis e-commerce yang berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir.

"Langkah strategis ini merupakan bentuk komitmen kami memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggan, sehingga JNE bisa mengantarkan kebahagiaan ke seluruh Indonesia, sesuai tagline kami #connectinghappiness,” jelas Feriadi.

Mendukung keandalan infrastrukturnya, JNE melengkapi mega hub ini dengan mesin sortir otomatis berteknologi tinggi. Perusahaan yang telah berkiprah selama tiga dekade ini, bekerjasama dengan Damon, perusahaan penyedia alat pendukung operasional logistik dan supply chain yang berpusat di Shanghai, China.

Menurut Feriadi, Mega Hub JNE dibangun di atas lahan seluas 4 hektare, dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Mesin otomatisasi canggih nantinya mampu menangani sekitar 30 juta paket per bulan, setara dengan 48.000 paket per jam. Lewat mega hub ini, JNE menjamin keandalan rantai pasok ke seluruh nusantara dan 250 negara dunia.

JNE, lanjut dia, akan terus berkomitmen memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat. Apalagi, pertumbuhan penjualan online secara daring memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. "Kami ingin UMKM bisa mengalami pertumbuhan yang baik, sehingga berdampak positif kepada perekonomian Nasional," ujar Feriadi.

JNE mencatat, sejak 2010 lalu, bisnis kurir tumbuh antara 30-40% per tahun. Pencapaian hingga Agustus 2020, jumlah kiriman yang telah ditangani rata-rata 19 juta paket per bulan, bahkan meningkat lebih dari 20 juta paket pada momen Ramadhan dan Idul Fitri, Harbolnas serta momentum penjualan e-commerce lainnya.

Dorong Transaksi UMKM

Komitmen meningkatkan derajat UMKM agar naik kelas juga tak hanya dilakukan dari sisi teknologi. Industri logistik juga mendorong peningkatan transaksi bagi pelaku usaha pada momen tertentu, seperti pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12 Desember 2020 lalu.

Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi mengatakan, sebagai upaya pendukung ekosistem e-commerce di bidang jasa ekspres dan logistik, JNE memberikan potongan diskon untuk belanja di platform Pesanan Oleh-oleh Nusantara (Pesona). Juga memberikan fasilitas gratis ongkos kirim bagi member JNE Loyalty Card (JLE).

Menariknya, ada 10 produk makanan dan oleh-oleh khas Indonesia seperti Skat Brownies, Bolu Meranti, Bika Ambon dan lainnya yang memberikan diskon 50%. Selain itu, pelanggan yang berbelanja kepada member JLC terpilih, akan mendapatkan gratis ongkos kirim, khusus pada Harbolnas.

Menurut dia, program tersebut bentuk tanggung jawab sosial JNE ikut memajukan perekonomian nasional, membantu meningkatkan pemasaran produk UMKM. Melalui Pesona, diharapkan menjadi wadah pemasaran produk dalam negeri secara online. Saat ini lebih dari 2.000 produsen dengan 8.000 varian makanan khas dari seluruh Indonesia telah bekerjasama dengan Pesona.

Dukungan JNE memajukan UMKM, tak hanya tahun ini saja. Hampir tiga dekade berkiprah, JNE aktif menginisiasi berbagai program untuk meningkatkan penjualan bagi pelaku usaha. Sementara khusus bagi usaha mikro dan kecil, JNE juga beberapa kali menggelar pelatihan bisnis. Di antaranya menggandeng Dewa Eka Prayoga melakukan pelatihan dan pendampingan bisnis bagi 800 pelaku usaha melalui program “Extreme Collaboration UMKM Indonesia Naik Kelas”.

Langkah Tepat

CEO dan Founder Boleh Dicoba Digital (BDD) Rizki Fahrurrozi mengatakan, sejak pandemi melanda dunia, semakin banyak pelaku UMKM di Indonesia yang beralih menggunakan media digital sebagai sarana meningkatkan penjualan. Transformasi ini, juga didorong oleh tersedianya infrastruktur digital dan layanan logistik yang menawarkan berbagai program menarik, seperti gratis ongkos kirim.

Menurut dia, salah satu persoalan pelaku usaha adalah pemasaran. Pandemi telah membuat penjualan offline turun. Sementara keterbatasan pengetahuan terhadap teknologi membuat pelaku usaha belum maksimal mengandalkan penjualan online.

"Ketersediaan infrastruktur pendukung seperti marketplace, jasa kurir, dan teknologi sangat penting dalam men-drive pelaku UMKM meningkatkan penjualan. Event Harbolnas misalnya, telah mendorong kenaikan transaksi pelaku usaha dari kelas menengah dan bawah sampai 300%," imbuh dia.

Namun, tantangan kedepan yang perlu diantisipasi adalah semakin banyak pelaku usaha yang mengakses pemasaran melalui media digital. Artinya, kompetisi harga dan produk akan semakin ketat. Sehingga, dibutuhkan produk yang memiliki keunikan khusus.

Apresiasi terhadap program JNE juga dikemukakan Pemilik Skat Brownies Nendi Adviadi. Menurut dia, program diskon harga sampai 50% di platform Pesona mendorong usahanya kembali bangkit. Selama pandemi, penjualan kue miliknya sempat turun sampai 60%.

"Program diskon harga sampai 50% yang digelar JNE pada Harbolnas 12.12 mendongkrak penjualan dan meningkatkan kembali produksi kami," katanya.

JNE terus meningkatkan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan kiriman logistik dan kurir, untuk mendorong ekonomi bangsa. Foto/Ist
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More