52,1 Persen Kasus Positif COVID-19 di Jatim Hanya Alami Batuk
Rabu, 13 Mei 2020 - 13:35 WIB
SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak meminta masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan diri dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Sebab hingga saat ini, penyebaran virus tersebut belum menunjukkan tren penurunan. ( )
Emil mengungkapkan, dari 785 survei yang terisi, hasilnya menunjukkan 52,1% mengalami gejala batuk. Kemudian 35,1% mengalami pilek dan 26,2% mengalami gejala demam di atas 38 derajat celcius.
“Sedangkan gejala sesak napas yang umumnya menjadi indikasi utama COVID-19, berkontribusi 24,7% atau berada di peringkat ke 4,” kata dia di Gedung Negara Grahadi, Rabu (13/5/2020).
Untuk itu, kata dia, masyarakat harus menerapkan kewaspadaan setinggi mungkin. Sebab data menunjukkan hanya 24,7% yang sampai ke tahap sesak nafas. Padahal kunci dari COVID-19 adalah kesulitan bernafas. “Tingkat kewaspadaan untuk menjaga diri menjadi penting. Karena kasus COVID19 bermula dari gejala yang biasanya dianggap sepele. Sehingga orang akan abai terhadap gejala tersebut, dimana gejala tersebut menduduki peringkat teratas sebagai gejala awal seseorang terindikasi COVID-19,” kaa dia.
Mantan Bupati Trenggalek ini menjelaskan, dari jumlah pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19, banyak diantaranya tidak merasa keluhan berarti. Mereka tetap beraktivitas seperti biasa.
Dari data menunjukkan, masih banyak dari mereka yang telah terkonfirmasi positif COVID-19 bukan karena mereka tampak sakit kemudian memeriksakan diri. Tetapi, keberadaannya karena teridentifikasi lalu dilakukan test. “Jadi bukan karena mereka dalam keadaan sakit mereka datang tapi karena mereka teridentifikasi dan kemudian mereka ditest,” jelas dia.
Sementara itu, Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas COVID-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso menyatakan munculnya satu kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 di
Kabupaten Sampang per 12 Mei 2020. Dengan kondisi tersebut, seluruh wilayah Jatim saat ini berlaku zona merah.
“Tentang Sampang ini sebenarnya kasusnya sudah pada beberapa waktu yang lalu. Jadi seseorang yang kerjaannya adalah sebagai satpam. Kemudian dia ada keluhan
dan kemudian sudah diisolasi dan mereka mengisolasinya di BBLK. Lalu dilakukan swab dan hasilnya baru keluar sekarang. Pasiennya sudah sembuh maka bisa beraktivitas lagi,” kata dia.
Sebab hingga saat ini, penyebaran virus tersebut belum menunjukkan tren penurunan. ( )
Emil mengungkapkan, dari 785 survei yang terisi, hasilnya menunjukkan 52,1% mengalami gejala batuk. Kemudian 35,1% mengalami pilek dan 26,2% mengalami gejala demam di atas 38 derajat celcius.
“Sedangkan gejala sesak napas yang umumnya menjadi indikasi utama COVID-19, berkontribusi 24,7% atau berada di peringkat ke 4,” kata dia di Gedung Negara Grahadi, Rabu (13/5/2020).
Untuk itu, kata dia, masyarakat harus menerapkan kewaspadaan setinggi mungkin. Sebab data menunjukkan hanya 24,7% yang sampai ke tahap sesak nafas. Padahal kunci dari COVID-19 adalah kesulitan bernafas. “Tingkat kewaspadaan untuk menjaga diri menjadi penting. Karena kasus COVID19 bermula dari gejala yang biasanya dianggap sepele. Sehingga orang akan abai terhadap gejala tersebut, dimana gejala tersebut menduduki peringkat teratas sebagai gejala awal seseorang terindikasi COVID-19,” kaa dia.
Mantan Bupati Trenggalek ini menjelaskan, dari jumlah pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19, banyak diantaranya tidak merasa keluhan berarti. Mereka tetap beraktivitas seperti biasa.
Dari data menunjukkan, masih banyak dari mereka yang telah terkonfirmasi positif COVID-19 bukan karena mereka tampak sakit kemudian memeriksakan diri. Tetapi, keberadaannya karena teridentifikasi lalu dilakukan test. “Jadi bukan karena mereka dalam keadaan sakit mereka datang tapi karena mereka teridentifikasi dan kemudian mereka ditest,” jelas dia.
Sementara itu, Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas COVID-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso menyatakan munculnya satu kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 di
Kabupaten Sampang per 12 Mei 2020. Dengan kondisi tersebut, seluruh wilayah Jatim saat ini berlaku zona merah.
“Tentang Sampang ini sebenarnya kasusnya sudah pada beberapa waktu yang lalu. Jadi seseorang yang kerjaannya adalah sebagai satpam. Kemudian dia ada keluhan
dan kemudian sudah diisolasi dan mereka mengisolasinya di BBLK. Lalu dilakukan swab dan hasilnya baru keluar sekarang. Pasiennya sudah sembuh maka bisa beraktivitas lagi,” kata dia.
(nth)
tulis komentar anda