Kesakralan Kandang Banteng Blitar Diobok-obok Mak Rini-Makde Rachmad, PDIP Evaluasi Total
loading...
A
A
A
BLITAR - Kemenangan Rini Syarifah-Rachmad Santoso yang diusung koalisi PKB, PAN dan PKS, di Pilkada Kabupaten Blitar , menjadi kado pahit bagi PDIP. Kandang banteng yang dikenal sakral bagi trah Bung Karno, kini tak lagi memerah.
(Baca juga: PDIP Anggap Kekalahan di Blitar Peristiwa Luar Biasa )
Kekalahan pasangan petahana Kabupaten Blitar Rijanto- Marheinis Urip Widodo, yang pada Pilkada Kabupaten Blitar , lima tahun lalu menghadapi bumbung kosong, menjadi sengatan yang menyakitkan bagi partai berlgo banteng moncong putih tersebut.
Prediksi bakal menang mudah menghadapi nama baru di kancah politik Kabupaten Blitar , ternyata faktanya dibalik 180 derajat. Dalam hitung cepat Rijanto-Marheinis dibuat keteteran oleh Mak Rini-Makde Rachmad.
Kondisi ini tentunya menjadi perhatian serius PDIP. Bahkan, Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDIP Jatim, Budi Sulistyono menyebut, kalahnya paslon petahana yang diusung PDIP di Kabupaten Blitar , sebagai peristiwa yang luar biasa.
(Baca juga: Jungkalkan Paslon PDIP di Kandang Banteng, Makde Rachmad: Sekarang Kosong-kosong )
Sebab Kabupaten Blitar bagi PDIP merupakan salah satu daerah sakral. "Daerah sakral (Kabupaten Blitar ). Luar biasa itu kalau sampai lepas," ujar Budi Sulistyono alias Kanang saat berada di Posko Pemenangan Cabup Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Kabupaten Kediri, Rabu malam (9/12/2020).
Dari hasil hitung cepat Pilkada Kabupaten Blitar , paslon Rini Syarifah-Rachmad Santoso yang diusung koalisi PKB, PAN dan PKS, meraih kemenangan 56,53 persen. Paslon nomor 02 tersebut menang di 15 kecamatan. Sedangkan paslon petahana Rijanto-Marheinis Urip Widodo yang diusung PDIP, Partai Gerindra, Nasdem, Partai Golkar, Partai Demokrat dan PPP hanya meraup 39,54 persen.
Paslon nomor 01 tersebut hanya menang di tujuh Kecamatan. Kanang mengaku sangat tidak menyangka jagonya bakal kalah. Ia melihat cabup dan cawabup Kabupaten Blitar (Rijanto dan Marheinis) sama-sama incumbent. Menurutnya, seorang incumbent sudah mengerti apa yang dilakukan untuk menang. Jalan apa yang harus ditempuh. Apa yang harus dibicarakan.
(Baca juga: PDIP Anggap Kekalahan di Blitar Peristiwa Luar Biasa )
Kekalahan pasangan petahana Kabupaten Blitar Rijanto- Marheinis Urip Widodo, yang pada Pilkada Kabupaten Blitar , lima tahun lalu menghadapi bumbung kosong, menjadi sengatan yang menyakitkan bagi partai berlgo banteng moncong putih tersebut.
Prediksi bakal menang mudah menghadapi nama baru di kancah politik Kabupaten Blitar , ternyata faktanya dibalik 180 derajat. Dalam hitung cepat Rijanto-Marheinis dibuat keteteran oleh Mak Rini-Makde Rachmad.
Kondisi ini tentunya menjadi perhatian serius PDIP. Bahkan, Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDIP Jatim, Budi Sulistyono menyebut, kalahnya paslon petahana yang diusung PDIP di Kabupaten Blitar , sebagai peristiwa yang luar biasa.
(Baca juga: Jungkalkan Paslon PDIP di Kandang Banteng, Makde Rachmad: Sekarang Kosong-kosong )
Sebab Kabupaten Blitar bagi PDIP merupakan salah satu daerah sakral. "Daerah sakral (Kabupaten Blitar ). Luar biasa itu kalau sampai lepas," ujar Budi Sulistyono alias Kanang saat berada di Posko Pemenangan Cabup Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Kabupaten Kediri, Rabu malam (9/12/2020).
Dari hasil hitung cepat Pilkada Kabupaten Blitar , paslon Rini Syarifah-Rachmad Santoso yang diusung koalisi PKB, PAN dan PKS, meraih kemenangan 56,53 persen. Paslon nomor 02 tersebut menang di 15 kecamatan. Sedangkan paslon petahana Rijanto-Marheinis Urip Widodo yang diusung PDIP, Partai Gerindra, Nasdem, Partai Golkar, Partai Demokrat dan PPP hanya meraup 39,54 persen.
Paslon nomor 01 tersebut hanya menang di tujuh Kecamatan. Kanang mengaku sangat tidak menyangka jagonya bakal kalah. Ia melihat cabup dan cawabup Kabupaten Blitar (Rijanto dan Marheinis) sama-sama incumbent. Menurutnya, seorang incumbent sudah mengerti apa yang dilakukan untuk menang. Jalan apa yang harus ditempuh. Apa yang harus dibicarakan.