Dampak Pandemi Covid-19, Penjualan Pedagang Pakaian Berkurang
Senin, 11 Mei 2020 - 13:48 WIB
PALEMBANG - Sejak Pandemi COVID-19 melanda termasuk di Kota Palembang, hampir semua sektor terdampak, salah satunya yang merasakan dampaknya pedagang pakaian. Penurunan penjualan atau omzet dirasakan pedagang pakaian di sejumlah pasar di Kota Palembang.
Tidak hanya penurunan pembeli, namun juga mereka kesulitan untuk mendapatkan kiriman pasokan dari Jakarta. Rizal, Pedagang di Pasar KM 12 Palembang mengungkapkan bahwa selama Pandemi COVID-19 di Sumsel termasuk Palembang, penjualannya turun drastis. Padahal saat ini bulan Ramadhan, biasanya penjualan meningkat untuk kebutuhan lebaran. "Jauh (penjualan) turun," ujarnya dibincangi, Senin (11/05/2020).
Selain itu, sambungnya, mereka para pedagang pakaian juga hanya menjual stok yang ada, karena tidak lagi mendapatkan pasokan dari Jakarta. Bahkan beberapa kios terlihat tertutup. "Kan lockdown (PSBB) jadi tutup Tanah Abang, cuma dapat (kiriman) dua karung selama Corona. Jadi jual yang ada saja," keluhnya.
Akibat dari kondisi ini, ia harus merumahkan pekerja yang biasa membantunya. "Terpaksa karena kita butuh operasional, jadi dikerjakan sendiri," katanya berharap terjadi peningkatan sepekan terakhir Ramadhan.
Hal yang sama disampaikan Liza, pedagang pakaian perempuan di Pasar Sekip Ujung Palembang. "Apalagi kalau jadi PSBB di Palembang, kacau," ungkapnya.
Pantauan, kondisi pasar memang sepi dan sangat jauh berbeda dari kondisi normal. Paling pengunjung yang masih terlihat ramai di bagian kios basah yang menjual ayam dan ikan.
Tidak hanya penurunan pembeli, namun juga mereka kesulitan untuk mendapatkan kiriman pasokan dari Jakarta. Rizal, Pedagang di Pasar KM 12 Palembang mengungkapkan bahwa selama Pandemi COVID-19 di Sumsel termasuk Palembang, penjualannya turun drastis. Padahal saat ini bulan Ramadhan, biasanya penjualan meningkat untuk kebutuhan lebaran. "Jauh (penjualan) turun," ujarnya dibincangi, Senin (11/05/2020).
Selain itu, sambungnya, mereka para pedagang pakaian juga hanya menjual stok yang ada, karena tidak lagi mendapatkan pasokan dari Jakarta. Bahkan beberapa kios terlihat tertutup. "Kan lockdown (PSBB) jadi tutup Tanah Abang, cuma dapat (kiriman) dua karung selama Corona. Jadi jual yang ada saja," keluhnya.
Akibat dari kondisi ini, ia harus merumahkan pekerja yang biasa membantunya. "Terpaksa karena kita butuh operasional, jadi dikerjakan sendiri," katanya berharap terjadi peningkatan sepekan terakhir Ramadhan.
Hal yang sama disampaikan Liza, pedagang pakaian perempuan di Pasar Sekip Ujung Palembang. "Apalagi kalau jadi PSBB di Palembang, kacau," ungkapnya.
Pantauan, kondisi pasar memang sepi dan sangat jauh berbeda dari kondisi normal. Paling pengunjung yang masih terlihat ramai di bagian kios basah yang menjual ayam dan ikan.
(don)
tulis komentar anda