Pengungsi Merapi di Magelang Terus Bertambah, Ditampung di 9 Lokasi
Minggu, 22 November 2020 - 13:23 WIB
Sedangkan kegiatan trauma healing juga dilakukan secara berkala oleh Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Muslimat (IKGTKM) Mertoyudan dan Forum Anak Kabupaten Magelang di setiap titik pengungsian. Kegiatan tersebut dilakukan agar anak-anak tidak mengalami stres dan ketakutan selama dalam pengungsian.
Kondisi Gunung Merapi Terkini
Berdasarkan hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per Sabtu (21/11/2020), terjadi guguran dengan jumlah 15, aplitudo 4-7 mm dalam durasi 13-90 detik. Embusan terjadi dengan jumlah 23, amplitudo 2-11 mm dalam durasi 10-19 detik. Sedangkan gempa vulkanik dangkal berjumlah 14 dengan amplitudo yang teramati 40-75mm dalam durasi 14-42 detik.
BPPTKG juga melaporkan adanya gemuruh guguran yang terdengar keras sebanyak satu kali dengan amplitudo 75mm pada pukul 8.19 WIB dari Pos Pantau Babadan dan Kaliurang. Potensi bahaya saat ini adalah berupa guguran lava dari aktivitas erupsi efusif dan lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif serta awan panas sejauh maksimal lima kilometer dari puncak kawah.
Sehingga dalam hal ini, BPPTKG memberikan rekomendasi untuk wilayah KRB III dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah merapi agar dikosongkan dari segala jenis aktivitas manusia dan tidak boleh ditinggali oleh penduduk.
Silayah yang memiliki potensi risiko terdampak erupsi Gunung Merapi meliputi Desa Glagaharjo, Kepuharjo dan Umbulharjo di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY.
Selain itu Desa Ngargomulyo, Krinjing dan Paten di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Selanjutnya Desa Tlogolele, Klakah dan Jrakah di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, serta Desa Tegal Mulyo, Sidorejo dan Balerante di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Diketahui status Gunung Merapi dinaikkan menjadi Siaga atau Level III oleh BPPTKG sejak Kamis (5/11/2020) lalu.
Kondisi Gunung Merapi Terkini
Berdasarkan hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per Sabtu (21/11/2020), terjadi guguran dengan jumlah 15, aplitudo 4-7 mm dalam durasi 13-90 detik. Embusan terjadi dengan jumlah 23, amplitudo 2-11 mm dalam durasi 10-19 detik. Sedangkan gempa vulkanik dangkal berjumlah 14 dengan amplitudo yang teramati 40-75mm dalam durasi 14-42 detik.
BPPTKG juga melaporkan adanya gemuruh guguran yang terdengar keras sebanyak satu kali dengan amplitudo 75mm pada pukul 8.19 WIB dari Pos Pantau Babadan dan Kaliurang. Potensi bahaya saat ini adalah berupa guguran lava dari aktivitas erupsi efusif dan lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif serta awan panas sejauh maksimal lima kilometer dari puncak kawah.
Sehingga dalam hal ini, BPPTKG memberikan rekomendasi untuk wilayah KRB III dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah merapi agar dikosongkan dari segala jenis aktivitas manusia dan tidak boleh ditinggali oleh penduduk.
Silayah yang memiliki potensi risiko terdampak erupsi Gunung Merapi meliputi Desa Glagaharjo, Kepuharjo dan Umbulharjo di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY.
Selain itu Desa Ngargomulyo, Krinjing dan Paten di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Selanjutnya Desa Tlogolele, Klakah dan Jrakah di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, serta Desa Tegal Mulyo, Sidorejo dan Balerante di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Diketahui status Gunung Merapi dinaikkan menjadi Siaga atau Level III oleh BPPTKG sejak Kamis (5/11/2020) lalu.
(shf)
tulis komentar anda