Pengungsi Merapi di Magelang Terus Bertambah, Ditampung di 9 Lokasi

Minggu, 22 November 2020 - 13:23 WIB
loading...
Pengungsi Merapi di...
Pengungsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jateng terus bertambah seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung berapi yang terletak di perbatasan DIY-Jateng itu. Foto/Ist
A A A
MAGELANG - Jumlah pengungsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang terus bertambah seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung berapi yang terletak di perbatasan DIY-Jateng itu. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang , tercatat 817 warga yang tinggal di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III telah diungsikan ke 9 titik pengungsian.

Total pengungsi tersebut mengalami peningkatan sebanyak 210 orang terhitung sejak dua pekan lalu. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati menjelaskan, rincian jumlah dan lokasi pengungsian meliputi 118 warga dari Desa Krinjing mengungsi di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, 115 warga dari Desa Ngargomulyo mengungsi di Gedung NU Ketaron, Gedung Futsal Tejowarno, Gedung PPP Prumpung dan PAY Muhammadiyah di Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan. (Baca juga: Cegah COVID-19, BPBD Magelang Siapkan Bilik Masing-masing Pengungsi Merapi)

"Selanjutnya 110 warga dari Desa Keningar mengungsi di SDN 1 Ngrajek dan kediaman Kepala Desa Ngrajek, Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid, 476 warga dari Desa Paten mengungsi di Desa Banyurojo dan Desa Mertoyudan di Kecamatan Mertoyudan," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (22/11/2020). (Baca juga: KH Anwar Musaddad, Ulama Besar yang Kerap Merepotkan Pasukan Belanda)

Para pengungsi tersebut terdiri dari 279 laki-laki dan 538 perempuan. Ibu hamil 13 orang, ibu menyusui 33 orang, lansia laki-laki 46 orang, lansia perempuan 122 orang, balita laki-laki 81 orang, balita perempuan 70 orang, anak laki-laki 57 orang, anak perempuan 61 orang, difabel laki-laki 7 orang, difabel perempuan 12 orang, warga yang sakit/rentan ada 2 orang laki-laki dan 7 perempuan serta pendamping dewasa ada 86 laki-laki dan 220 perempuan.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto menyatakan, warga Desa Keningar memilih turut mengungsi kendati wilayahnya berada di luar KRB III. Atas dasar rasa takut dan trauma akibat kejadian erupsi 2010, maka Pemerintah Desa setempat memfasilitasi permintaan warganya tersebut.

"Desa Keningar di luar rekomendasi prakiraan bahaya BPPTKG namun atas dasar rasa takut dan trauma akibat kejadian erupsi 2010, maka Pemerintah Desa setempat memfasilitasi evakuasi pengungsian,” kata Kalak BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto.

Dari data pengungsi pada Sabtu (20/11) pukul 18.00 WIB diketahui 2 warga dari Desa Ngargomulyo memilih pulang ke tempat saudaranya karena ada keperluan lain. Kemudian ada penambahan 1 warga Desa Krinjing yang memutuskan untuk mengungsi.

BPBD Kabupaten Magelang dibantu instansi terkait telah mendirikan dapur umum di setiap titik lokasi pengungsian dan menyiapkan kebutuhan makanan mulai pukul 04.00 WIB. Selain itu mendistribusikan air bersih untuk masing-masing lokasi pengungsian pada pukul 06.00 hingga 08.00 WIB.

Sedangkan kegiatan trauma healing juga dilakukan secara berkala oleh Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Muslimat (IKGTKM) Mertoyudan dan Forum Anak Kabupaten Magelang di setiap titik pengungsian. Kegiatan tersebut dilakukan agar anak-anak tidak mengalami stres dan ketakutan selama dalam pengungsian.

Kondisi Gunung Merapi Terkini

Berdasarkan hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per Sabtu (21/11/2020), terjadi guguran dengan jumlah 15, aplitudo 4-7 mm dalam durasi 13-90 detik. Embusan terjadi dengan jumlah 23, amplitudo 2-11 mm dalam durasi 10-19 detik. Sedangkan gempa vulkanik dangkal berjumlah 14 dengan amplitudo yang teramati 40-75mm dalam durasi 14-42 detik.

BPPTKG juga melaporkan adanya gemuruh guguran yang terdengar keras sebanyak satu kali dengan amplitudo 75mm pada pukul 8.19 WIB dari Pos Pantau Babadan dan Kaliurang. Potensi bahaya saat ini adalah berupa guguran lava dari aktivitas erupsi efusif dan lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif serta awan panas sejauh maksimal lima kilometer dari puncak kawah.

Sehingga dalam hal ini, BPPTKG memberikan rekomendasi untuk wilayah KRB III dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah merapi agar dikosongkan dari segala jenis aktivitas manusia dan tidak boleh ditinggali oleh penduduk.

Silayah yang memiliki potensi risiko terdampak erupsi Gunung Merapi meliputi Desa Glagaharjo, Kepuharjo dan Umbulharjo di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY.

Selain itu Desa Ngargomulyo, Krinjing dan Paten di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Selanjutnya Desa Tlogolele, Klakah dan Jrakah di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, serta Desa Tegal Mulyo, Sidorejo dan Balerante di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Diketahui status Gunung Merapi dinaikkan menjadi Siaga atau Level III oleh BPPTKG sejak Kamis (5/11/2020) lalu.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1712 seconds (0.1#10.140)