Corona Mewabah, Ini Cara Raja Yogyakarta Mengingatkan Rakyatnya
Kamis, 16 April 2020 - 12:09 WIB
Implementasi ngelmu akan menjadikan manusia eling lan waspodo, menjadi lebih peka terhadap lingkungannya, baik kepada sesama manusia atau alam sekitarnya.
Konsep dwitunggal ilmu dan ngelmu inilah yang akan membawa manusia pada suasana guyub rukun, sebagai pengingat akan pentingnya tradisi gotong-royong sebagai pengejawantahan filosofi Rukun Agawe Santosa, crah agawe bubrah.
Sekali lagi, virus Corona ini sejatinya adalah cobaan, yang akan menguji tingkat kesabaran, keselarasan akal dan pikiran, pun kepekaan hati manusia sebagai mahluk sosial.
Dengan bekal gotong royong, sabar lan narimo, dan guyub rukun, manusia dapat menempuh segala coba, melalui berbagai fase yang memang haruslah dilalui.
"Saat inilah kita harus melakukan instrospeksi atas apa yang terjadi. Virus Corona memang masih menjadi ancaman bagi seluruh penduduk bumi. Tapi percayalah, Tuhan tidak akan pernah memberikan coba yang tidak bisa dilalui oleh mahluk-Nya. Caranya adalah dengan memperkuat kembali konsep 'Manunggaling Kawula lan Gusti'," pesan Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Untuk itu, ini saatnya pemerintah dan masyarakat bergotong-royong, memutus habis mata rantai wabah Virus Corona. Seluruh elemen harus bersatu padu, saiyeg saeka praya, satu kata dan satu perbuatan, dalam menyehatkan manusia dan bumi seisinya. Saling percaya dengan rasa tulus, kerjasama, memberi tanpa ada tendensi, dan menghilangkan ego pribadi adalah modal mengembalikan kesejahteraan yang terenggut oleh Virus Corona ini.
"Jadilah manusia yang berbekal cahaya atau nur, dimana manusia akan bermanfaat bagi orang lain. Lakukan perbuatan baik, walau sekecil apapun, selaras dengan filosofi “Urip Iku Urup”. Mari bersama-sama mencapai tataran hidup Hamemayu Hayuning Bawana, melalui laku Ambrasta dur Hangkara, melalui titian batin Mangasah Mingising Budi, dan Memasuh Malaning Bumi," pungkas Sultan.
Konsep dwitunggal ilmu dan ngelmu inilah yang akan membawa manusia pada suasana guyub rukun, sebagai pengingat akan pentingnya tradisi gotong-royong sebagai pengejawantahan filosofi Rukun Agawe Santosa, crah agawe bubrah.
Sekali lagi, virus Corona ini sejatinya adalah cobaan, yang akan menguji tingkat kesabaran, keselarasan akal dan pikiran, pun kepekaan hati manusia sebagai mahluk sosial.
Dengan bekal gotong royong, sabar lan narimo, dan guyub rukun, manusia dapat menempuh segala coba, melalui berbagai fase yang memang haruslah dilalui.
"Saat inilah kita harus melakukan instrospeksi atas apa yang terjadi. Virus Corona memang masih menjadi ancaman bagi seluruh penduduk bumi. Tapi percayalah, Tuhan tidak akan pernah memberikan coba yang tidak bisa dilalui oleh mahluk-Nya. Caranya adalah dengan memperkuat kembali konsep 'Manunggaling Kawula lan Gusti'," pesan Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Untuk itu, ini saatnya pemerintah dan masyarakat bergotong-royong, memutus habis mata rantai wabah Virus Corona. Seluruh elemen harus bersatu padu, saiyeg saeka praya, satu kata dan satu perbuatan, dalam menyehatkan manusia dan bumi seisinya. Saling percaya dengan rasa tulus, kerjasama, memberi tanpa ada tendensi, dan menghilangkan ego pribadi adalah modal mengembalikan kesejahteraan yang terenggut oleh Virus Corona ini.
"Jadilah manusia yang berbekal cahaya atau nur, dimana manusia akan bermanfaat bagi orang lain. Lakukan perbuatan baik, walau sekecil apapun, selaras dengan filosofi “Urip Iku Urup”. Mari bersama-sama mencapai tataran hidup Hamemayu Hayuning Bawana, melalui laku Ambrasta dur Hangkara, melalui titian batin Mangasah Mingising Budi, dan Memasuh Malaning Bumi," pungkas Sultan.
(eyt)
tulis komentar anda