Pemasaran Digital Menuju UMKM Bangkit di Era Normal Baru
Jum'at, 20 November 2020 - 00:00 WIB
YOGYAKARTA - Bagaikan peribahasa “Hidup segan mati tak mau”, itulah gambaran kondisi pelaku UMKM di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Penularan virus corona yang demikian cepat dan masif telah memaksa pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial yang berdampak menurunkan berbagai aktivitas bisnis pelaku UMKM.
Kota Yogyakarta yang kondisi perekonomian ditentukan oleh sektor utama jasa, pariwisata dan pendidikan, tentunya mobilitas manusia/warga merupakan penggerak utama berbagai aktivitas usaha dan bisnis.
Ketika mobilitas masyarakat dibatasi, mengakibatkan semakin sempitnya ruang gerak warga sebagai konsumen, yang selanjutnya berdampak pada aktivitas usaha dan bisnis yang kian terbatas atau stagnan.
Dalam ruang gerak yang sempit, volume transaksi aneka produk UMKM tidak berkontribusi secara signifikan dalam pertumbuhan ekonomi dan perputaran uang. Sekalipun masih ada yang dapat bertahan, namun hanya mencakup sebagian kecil dari ribuan UMKM di Kota Yogyakarta.
Dampaknya angka kemiskinan dan pengangguran diprediksikan akan semakin tinggi, yang tentu akan menjadi beban sosial yang harus dicarikan solusinya oleh pemerintah.
Di masa pandemi ini UMKM memiliki berbagai permasalahan antara lain penurunan omset penjualan, tersendatnya permodalan, distribusi terhambat, kesulitan bahan baku, produksi menurun dan PHK buruh. Strategi yang saat ini dapat dilakukan oleh pelaku UMKM antara lain beralih produk disesuaikan dengan momentum kebutuhan di masa pandemi yaitu antara lain produk masker, Alat Pelindung Diri (APD), minuman herbal dan kuliner.
Selain itu juga diperlukan perubahan orientasi metode pemasaran melalui perdagangan elektronik (e-commerce) untuk memperluas pangsa pasar (marketshare) dan meningkatkan omzet penjualan. Upaya ekspansi marketing yang dapat diaplikasikan melalui platform digital menjadi salah satu solusi permasalahan pemasaran UMKM.
Dalam rangka menguatkan UMKM di Kota Yogyakarta di masa pandemi Covid-19, maka Pemerintah Kota Yogyakarta secara lebih intensif mengimplementasikan Program Gage (Gandeng Gendong). Filosofi Program Gage bahwa pihak yang besar/kuat menggandeng dan menggendong UMKM untuk bekerjasama membangun aliansi bisnis menuju kemajuan bersama. Program Gage dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi dengan melibatkan 5K (Pemerintah Kota, Kampus, Korporasi, Komunitas dan Kampung). Dalam Digital Marketing telah dilakukan kerjasama dengan salah satu korporasi untuk memfasilitasi media promosi produk UMKM lokal untuk meningkatkan omzet penjualan UMKM di Kota Yogyakarta di masa pandemi Covid-19.
Selain itu, sebagai upaya membantu memperluas pemasaran produk UMKM di era Normal Baru, maka Pemerintah Kota Yogyakarta Melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Nakertrans Kota Yogyakarta memfasilitasi pembuatan film promotif beberapa produk UMKM yang telah terkurasi sekaligus fasilitasi media promosi digital melalui televisi (baik nasional maupun lokal) dan berbagai media elektronik serta media sosial lainnya. Sebagai rangkaian pendampingan UMKM, maka terlebih dahulu diintervensi melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan oleh Tenaga Ahli Pendamping UMKM baik dari aspek kualitas produk, branding, packaging, labelling hingga digitalisasi pemasaran.
Produk UMKM yang difasilitasi antara lain Wedja Sirup, Omah Blangkon, Yanto Craft dan beberapa produk lainnya. Wedja sirup merupakan sirup herbal dari rempah-rempah tradisional dengan berbagai varian yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan imun tubuh terutama di masa pandemi ini. Sirup herbal ini diolah secara higienis dan tahan lama sehingga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh.
Adapun Omah Blangkon dan Yanto Craft merupakan UMKM yang merefleksikan produksi ciri khas Yogyakarta yaitu blangkon batik dengan berbagai model serta selop dan sandal vinil maupun kulit yang berkualitas.
Selaras dengan kampanye kebijakan Pemerintah bagi masyarakat untuk Cinta Produk Indonesia, maka upaya promotif produk UMKM nuansa tradisional yang merupakan produk lokal ini sangat diharapkan mampu menaikkan citra Kota Yogyakarta sebagai Kota Wisata dan Budaya serta mampu mengakselearsi kesejahteraan pelaku usaha kecil menengah di era Normal Baru.
Lihat Juga: Timnas Indonesia Gulung Korea Selatan, Kegembiraan Warga Lebak Meledak di Museum Multatuli
Kota Yogyakarta yang kondisi perekonomian ditentukan oleh sektor utama jasa, pariwisata dan pendidikan, tentunya mobilitas manusia/warga merupakan penggerak utama berbagai aktivitas usaha dan bisnis.
Ketika mobilitas masyarakat dibatasi, mengakibatkan semakin sempitnya ruang gerak warga sebagai konsumen, yang selanjutnya berdampak pada aktivitas usaha dan bisnis yang kian terbatas atau stagnan.
Dalam ruang gerak yang sempit, volume transaksi aneka produk UMKM tidak berkontribusi secara signifikan dalam pertumbuhan ekonomi dan perputaran uang. Sekalipun masih ada yang dapat bertahan, namun hanya mencakup sebagian kecil dari ribuan UMKM di Kota Yogyakarta.
Dampaknya angka kemiskinan dan pengangguran diprediksikan akan semakin tinggi, yang tentu akan menjadi beban sosial yang harus dicarikan solusinya oleh pemerintah.
Di masa pandemi ini UMKM memiliki berbagai permasalahan antara lain penurunan omset penjualan, tersendatnya permodalan, distribusi terhambat, kesulitan bahan baku, produksi menurun dan PHK buruh. Strategi yang saat ini dapat dilakukan oleh pelaku UMKM antara lain beralih produk disesuaikan dengan momentum kebutuhan di masa pandemi yaitu antara lain produk masker, Alat Pelindung Diri (APD), minuman herbal dan kuliner.
Selain itu juga diperlukan perubahan orientasi metode pemasaran melalui perdagangan elektronik (e-commerce) untuk memperluas pangsa pasar (marketshare) dan meningkatkan omzet penjualan. Upaya ekspansi marketing yang dapat diaplikasikan melalui platform digital menjadi salah satu solusi permasalahan pemasaran UMKM.
Dalam rangka menguatkan UMKM di Kota Yogyakarta di masa pandemi Covid-19, maka Pemerintah Kota Yogyakarta secara lebih intensif mengimplementasikan Program Gage (Gandeng Gendong). Filosofi Program Gage bahwa pihak yang besar/kuat menggandeng dan menggendong UMKM untuk bekerjasama membangun aliansi bisnis menuju kemajuan bersama. Program Gage dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi dengan melibatkan 5K (Pemerintah Kota, Kampus, Korporasi, Komunitas dan Kampung). Dalam Digital Marketing telah dilakukan kerjasama dengan salah satu korporasi untuk memfasilitasi media promosi produk UMKM lokal untuk meningkatkan omzet penjualan UMKM di Kota Yogyakarta di masa pandemi Covid-19.
Selain itu, sebagai upaya membantu memperluas pemasaran produk UMKM di era Normal Baru, maka Pemerintah Kota Yogyakarta Melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Nakertrans Kota Yogyakarta memfasilitasi pembuatan film promotif beberapa produk UMKM yang telah terkurasi sekaligus fasilitasi media promosi digital melalui televisi (baik nasional maupun lokal) dan berbagai media elektronik serta media sosial lainnya. Sebagai rangkaian pendampingan UMKM, maka terlebih dahulu diintervensi melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan oleh Tenaga Ahli Pendamping UMKM baik dari aspek kualitas produk, branding, packaging, labelling hingga digitalisasi pemasaran.
Produk UMKM yang difasilitasi antara lain Wedja Sirup, Omah Blangkon, Yanto Craft dan beberapa produk lainnya. Wedja sirup merupakan sirup herbal dari rempah-rempah tradisional dengan berbagai varian yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan imun tubuh terutama di masa pandemi ini. Sirup herbal ini diolah secara higienis dan tahan lama sehingga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh.
Adapun Omah Blangkon dan Yanto Craft merupakan UMKM yang merefleksikan produksi ciri khas Yogyakarta yaitu blangkon batik dengan berbagai model serta selop dan sandal vinil maupun kulit yang berkualitas.
Selaras dengan kampanye kebijakan Pemerintah bagi masyarakat untuk Cinta Produk Indonesia, maka upaya promotif produk UMKM nuansa tradisional yang merupakan produk lokal ini sangat diharapkan mampu menaikkan citra Kota Yogyakarta sebagai Kota Wisata dan Budaya serta mampu mengakselearsi kesejahteraan pelaku usaha kecil menengah di era Normal Baru.
Lihat Juga: Timnas Indonesia Gulung Korea Selatan, Kegembiraan Warga Lebak Meledak di Museum Multatuli
(atk)
tulis komentar anda