Ekspor Produk Holtikultura Jabar 2020 Tembus Rp3 Triliun

Rabu, 11 November 2020 - 19:32 WIB
Caption: Gubernur Jabar Ridwan Kamil melepas ekspor komoditas sayuran tujuan Singapura di UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman Instalasi Margahayu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (11/11/2020). Foto/Humas Pemprov Jabar
BANDUNG - Meski pandemi COVID-19 tengah melanda dunia, termasuk Indonesia, namun bisnis produk holtikultura di Jawa Barat masih menjanjikan. Sepanjang tahun ini saja, ekspor produk holtikultura sudah menembus nilai Rp3 triliun.

Hal itu dikatakan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat melepas ekspor komoditas sayuran ke Singapura di UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman Instalasi Margahayu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat , Rabu (11/11/2020).

Diketahui, Pemprov Jabar terus menggenjot ekspor produk unggulan pangan di tengah pandemi COVID-19. Setelah ekspor ubi pada September dan kopi pada Oktober lalu, kali ini Jabar mengekspor sayuran dan buah-buahan hingga tanaman hias seperti kaktus. (Baca juga: Mentan Lepas Ekspor Komoditas Hortikultura di Bandung Barat )



"Ekspor Jabar nomor satu se-Indonesia dan ekspor di bidang pangan hortikultura sepanjang 2020 kurang lebih sampai bulan lalu (Oktober) itu Rp3 triliun, sehingga ini memberikan optimisme (pertumbuhan ekonomi)," ujar Ridwan Kamil.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Jabar menempati peringkat pertama provinsi pengekspor di Indonesia dengan nilai ekspor pada Januari-September 2020 mencapai 19,11 miliar dolar Amerika Serikat atau 16,31 persen dari total ekspor Indonesia pada periode tersebut.

Selain ekspor sayuran oleh PT Momenta Agrikultural, beberapa pengekspor yang terlibat dalam ekspor hortikultura Jabar kali ini adalah CV Istana Bunga Kaktus, CV Ranata Nursery, PT Ratu Buah Bersaudara, dan perorangan, yaitu Ronggur Oloan Nasution berupa sayuran organik, tanaman hias kaktus dan philondendron, serta buah manggis dengan nilai Rp161,75 juta ke tujuh negara tujuan.

Meski mampu mengekspor di tengah pandemi, namun Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu berujar bahwa hasil produk hortikultura di Jabar belum optimal. Dia menilai, masih banyak lahan kosong di Jabar yang belum dimanfaatkan karena ketidaktahuan pemilik lahan tentang produk yang cocok untuk ditanam di lahan miliknya.

Oleh karenanya, Kang Emil juga meminta Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar membuat forum offtaker yang bertujuan untuk mengetahui produk pangan apa yang tengah laku dan dibutuhkan pasar. "Nah, salah satu tugas pemerintah yang saya titipkan kepada Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura adalah membuat forum pembeli atau offtaker yang isinya ada pengekspor yang sudah tahu bagaimana menjual, apa yang laku," tutur Kang Emil.

"Setelah itu, memperbesar jaringannya difasilitasi oleh kita, sehingga nanti terjadi hubungan ekonomi yang sangat baik. Tanah yang subur tetap ditanami tumbuhan, ekonomi meningkat untuk warga lokal, dan trader eksportir juga memperbesar pasarnya," sambung Kang Emil. (Baca juga: Genjot Ekspor Hortikultura Mentan Siapkan Karpet Merah bagi Eksportir )
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content