Ekspor Produk Holtikultura Jabar 2020 Tembus Rp3 Triliun
Rabu, 11 November 2020 - 19:32 WIB
Selain itu, Kang Emil juga mengatakan bahwa Pemprov Jabar akan mencanangkan program Petani Milenial di 2021 sebagai upayanya untuk menekan arus urbanisasi, khususnya bagi generasi milenial di desa. "Semoga Januari 2021 kita launching (Petani Milenial). Hasilnya dibeli dengan harga yang baik diawal dan terjadilah budaya baru, yakni kalau anda anak muda tidak harus selalu hijrah ke kota, tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jabar Dadan Hidayat mengakui bahwa sektor tanaman pangan dan hortikultura merupakan salah satu dari lima sektor lapangan usaha yang masih tetap eksis di tengah pandemi COVID-19.
Selain itu, berdasarkan data Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Bandung, nilai transaksi ekspor sektor pertanian sepanjang 2020, khususnya komoditas sayuran mencapai 2.774.054 kilogram senilai Rp46 miliar dengan negara tujuan China, Thailand, dan Singapura.
Selain itu, ekspor komoditas buah sebanyak hampir 2.540.961 kg senilai Rp44 miliar dengan negara tujuan Singapura, Malaysia, China, dan Hong Kong dan tanaman obat mencapai 10.800 kg senilai Rp312 juta dengan negara tujuan Singapura, serta tanaman hias 74,520 batang senilai Rp2,49 miliar dengan 54 negara tujuan seperti Turki, Amerika Serikat, Jepang, hingga Italia.
"Berdasarkan data total ekspor sejak awal tahun 2020 di Jawa Barat telah mencapai angka Rp3 triliun. Orientasi ekspor adalah salah satu solusi yang akan dijadikan alternatif dalam konteks pengembangan komoditas tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Barat ke depan,” katanya. agung bakti sarasa
Selain agenda pelepasan ekspor komoditas hortikultura Jabar ke sejumlah negara, dalam kesempatan itu, diluncurkan pula aplikasi Peta Komoditas Ekspor Pertanian Indonesia atau Indonesian Map of Agriculture Commodities Exports (I-MACE) di Provinsi Jabar.
Aplikasi yang dicanangkan Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Republik Indonesia ini berisi informasi kegiatan ekspor komoditas pertanian di Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian seluruh Indonesia. I-MACE diharapkan dapat digunakan pemda provinsi dalam pembangunan pertanian serta mendorong pertumbuhan komoditas pertanian berorientasi ekspor.
"Kami menyampaikan bahwa aplikasi (I-MACE) berisikan data serta merta atau real time lalu lintas produk pertanian yang diekspor dengan harapan dapat dijadikan informasi bagi para pemangku kepentingan, khususnya pemerintah daerah dalam mengembangkan kawasan pertanian berorientasi ekspor,” ujar Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Adnan, MP mewakili Kepala Barantan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jabar Dadan Hidayat mengakui bahwa sektor tanaman pangan dan hortikultura merupakan salah satu dari lima sektor lapangan usaha yang masih tetap eksis di tengah pandemi COVID-19.
Selain itu, berdasarkan data Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Bandung, nilai transaksi ekspor sektor pertanian sepanjang 2020, khususnya komoditas sayuran mencapai 2.774.054 kilogram senilai Rp46 miliar dengan negara tujuan China, Thailand, dan Singapura.
Selain itu, ekspor komoditas buah sebanyak hampir 2.540.961 kg senilai Rp44 miliar dengan negara tujuan Singapura, Malaysia, China, dan Hong Kong dan tanaman obat mencapai 10.800 kg senilai Rp312 juta dengan negara tujuan Singapura, serta tanaman hias 74,520 batang senilai Rp2,49 miliar dengan 54 negara tujuan seperti Turki, Amerika Serikat, Jepang, hingga Italia.
"Berdasarkan data total ekspor sejak awal tahun 2020 di Jawa Barat telah mencapai angka Rp3 triliun. Orientasi ekspor adalah salah satu solusi yang akan dijadikan alternatif dalam konteks pengembangan komoditas tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Barat ke depan,” katanya. agung bakti sarasa
Selain agenda pelepasan ekspor komoditas hortikultura Jabar ke sejumlah negara, dalam kesempatan itu, diluncurkan pula aplikasi Peta Komoditas Ekspor Pertanian Indonesia atau Indonesian Map of Agriculture Commodities Exports (I-MACE) di Provinsi Jabar.
Aplikasi yang dicanangkan Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Republik Indonesia ini berisi informasi kegiatan ekspor komoditas pertanian di Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian seluruh Indonesia. I-MACE diharapkan dapat digunakan pemda provinsi dalam pembangunan pertanian serta mendorong pertumbuhan komoditas pertanian berorientasi ekspor.
"Kami menyampaikan bahwa aplikasi (I-MACE) berisikan data serta merta atau real time lalu lintas produk pertanian yang diekspor dengan harapan dapat dijadikan informasi bagi para pemangku kepentingan, khususnya pemerintah daerah dalam mengembangkan kawasan pertanian berorientasi ekspor,” ujar Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Adnan, MP mewakili Kepala Barantan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
(don)
tulis komentar anda