Warga Bontoa Maros Akhirnya Nikmati Air Bersih Gratis

Selasa, 10 November 2020 - 16:23 WIB
Bupati Kabupaten Maros, Hatta Rahman meninjau sekaligus meresmikan penggunaan penampungan air bersih di Kecamatan Bontoa. Foto: SINDOnews/Najmi Limonu
MAROS - Warga Desa Pajukukang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros tak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat rombongan Bupati Maros , Hatta Rahman tiba di desa itu untuk meninjau, sekaligus meresmikan penampungan air bersih di sejumlah titik.

Bagi warga, penyediaan air bersih yang diwujudkan pemerintah Kabupaten (pemkab) Maros ini, tak ubahnya seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Betapa tidak, selama berpuluh-puluh tahun mereka terpaksa harus membeli air bersih saat kemarau karena tidak adanya sumber air di wilayah itu.

“Andaikan bisa, saya sujud di kakinya Bapak Bupati karena kami sangat senang sekali sudah ada sumber air bersih untuk kami di sini. Dari lahir sampai sekarang, belum ada satupun pemerintah yang mewujudkan mimpi kami di sini,” kata seorang warga, Sari Banong, Selasa (10/11/2020).





Selama ini kata dia, warga harus mengeluarkan uang minimal Rp20 ribu rupiah perhari membeli air bersih untuk keperluan masak dan minum. Sementara untuk mandi dan mencuci, mereka terpaksa menggunakan air empang yang rasanya payau dan keruh.

“Saya pak itu paling sedikit Rp20 ribu perhari untuk beli air saja. Sedangkan penghasilan saya ini tidak jelas karena tidak ada suami. Air yang kita beli itu untuk masak dan minum saja, kalau mandi dan mencuci kita pakai air empang dicampur air tawar begitu,” sebutnya.

Sementara itu, Hatta Rahman menjelaskan, penampungan air bersih yang ada saat ini merupakan tahap awal dan uji coba. Ke depannya, pemerintah akan menambah lokasi penampungan air di kecamatan yang memang selalu menjadi langganan krisis air bersih saat musim kemarau .

“Ini baru tahap awal, makanya kita buat baru 8 titik dulu di beberapa desa dan kelurahan. Nantinya kita akan kaji lagi untuk ditambah titiknya di semua lokasi yang memang menjadi langganan krisis air bersih setiap tahun,” katanya.

Lebih lanjut, Hatta Rahman mengaku, program pengadaan air bersih untuk wilayah pesisir ini sudah dilakukan selama dua kali oleh pemerintah kabupaten, namun selalu gagal, sehingga harus dilakukan perencanaan ulang. Mulai dari pengambilan sumber air di Bantimurung melaui PDAM hingga penyaringan di Pacelle.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content