Karomah KR Sumomihardho Isi Kekuatan Magis TKR di Pertempuran Ambarawa

Minggu, 08 November 2020 - 05:04 WIB
Sebagaimana dilangsir dari buku Sejarah Bambu Runcing yang ditulis oleh KH R Muhaiminan Gunardho, sebelum menyerbu tentara Sekutu, dalam perjalan menuju Ambarawa rombongan pasukan TKR Divisi V Banyumas singgah di Parakan, Temanggung. Mereka tiba di Parakan malam hari.

Pasukan TKR dari Banyumas singgah di Parakan untuk menemui penasihat Barisan Bambu Runcing atau Barisan Muslimin Temanggung (BMT) KR Sumomihardho dan meminta senjata mereka disepuh (diisi kekuatan magis). KR Sumomihardho pun memenuhi permintaan tersebut dengan senang hati.

Sebelum menyepuh senjata pasukan TKR, KR Sumomihardho menyuruh seorang penjaga untuk memberi kabar kepada Chisbullah Parakan yang baru dilatih cara menggunakan senjata api dan kemiliteran di Cibarusa, Jawa Barat, yakni Zainudin dan Sulaiman Basyir. KR Sumomihardho meminta kedua Chisbullah tersebut untuk mengajak Chisbullah lainnya bergabung dengan tentara Banyumas menyerbu tentara Sekutu di Ambarawa.

Namun ajakan itu tidak ada yang menanggapi. Semua Chisbullah diam membisu. Tiba-tiba seorang pemuda bernama Ihsan mengangkat tangannya sembari menjawab singkat,"Saya Ikut".

Jawaban Ihsan ternyata menggugah semua pemuda. Seluruhnya, kemudian menyatakan ikut bergabung dengan TKR untuk melawan penjajah. Siang harinya, pemuda-pemuda Chisbullah Parakan berkumpul di gedung BMT, berbaris sangat rapi dan menyepuhkan senjatanya, yakni bambu runcing.

Begitu juga dengan pasukan TKR yang dipimpin oleh Kolonel Sudirman. Mereka juga berkumpul di gedung BMT. Senjata dan kendaraan perang mereka juga disepuh oleh KR Sumomihardho. Persenjataan mereka diberi doa dan dikelilingi dengan diiringi bacaan Allahu Akbar bersama-sama.

Setelah itu, KR Sumomihardho memberikan wejangan kepada para pemuda yang siap bertempur melawan tentara Sekutu dan pasukan TKR.

Selanjutnya, KR Sumomihardho meminta kepada para pemuda untuk menghadap ke arah barat, utara, timur, selatan dengan dua tangannya diletakan di tas kepala, tapak tangan menghadap ke atas dengan membaca doa menghadapi musuh.

Kemudian KR Sumomihardho memberikan batu kerikil kepada para pemuda sebagai peluru ketapel sembari berdoa.

Selesai berdoa, KR Sumomihardho melepas keberangkatan para Chisbullah bersama-sama tentara Banyumas berangkat menuju Palagan Ambarawa. Kemudian mereka bermarkas di daerah Kecamatan Jambu.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content