Babak Baru Pertarungan Tiga Paslon di Pilbup Bandung, Begini Kata Pengamat
Senin, 02 November 2020 - 15:07 WIB
BANDUNG - Tiga pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Bandung mulai menunjukkan kemampuannya masing-masing dalam tata kelola pemerintahan.
Mereka saling adu kapasitas dalam debat terbuka yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung.
Debat publik perdana itu menjadi babak baru pertarungan ketiga paslon di tengah masa kampanye yang mereka lakukan.
Diketahui, ketiga paslon yang bertarung di ajang Pemilihan Bupati (Pilbup) Bandung 2020, yakni Nia Kurnia Agustina-Usman Sayogi sebagai paslon nomo urut 1, Yena Iskandar-Atep Rizal nomor urut 2, dan Dadang Supriatna-Syahrul Gunawan nomor urut 3.
Dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (2/11/2020), pengamat politik dan pemerintahan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) , Yudi Rusfiana menilai, ketiga paslon masih kurang greget menunjukkan kapasitasnya terkait tata kelola pemerintahan.
Dalam debat yang digelar akhir pekan kemarin itu, Yudi menilai, mereka dinilainya belum mampu menggali visi misi serta rencana aksi/program yang sebetulnya sangat ingin diketahui masyarakat Kabupaten Bandung.
"Misalnya dalam isu digitalisasi. Bagaimana peran pemerintah daerah dalam digitalisasi? Apa saja yang harus dilakukan? Saya tadi melihat hanya paslon nomor 3 yang memunculkan rencana aksi mereka, itu pun sedikit. Nomor 3 mampu memetakan dulu apa masalahnya dalam rencana digitalisasi," papar Yudi.
Berbicara rencana digitalisasi, kata Yudi, paslon terlebih dahulu harus memahami e-goverment. Menurut Yudi, sebelum mengaktualisasikan 4.0 untuk kepentingan e-goverment dan peningkatan pelayanan publik, mereka terlebih dahulu harus menyiapkan infrastrukturnya.
"Yang disampaikan paslon nomor 3 benar, sebelum ngomong digitalisasi, harus disiapkan dulu internetnya. Harus paham dulu petanya, harus jelas dulu berapa lama target pemerataan internetnya. Baru bicara mengenai utility, kegunaan," jelasnya.
Mereka saling adu kapasitas dalam debat terbuka yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung.
Debat publik perdana itu menjadi babak baru pertarungan ketiga paslon di tengah masa kampanye yang mereka lakukan.
Diketahui, ketiga paslon yang bertarung di ajang Pemilihan Bupati (Pilbup) Bandung 2020, yakni Nia Kurnia Agustina-Usman Sayogi sebagai paslon nomo urut 1, Yena Iskandar-Atep Rizal nomor urut 2, dan Dadang Supriatna-Syahrul Gunawan nomor urut 3.
Dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (2/11/2020), pengamat politik dan pemerintahan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) , Yudi Rusfiana menilai, ketiga paslon masih kurang greget menunjukkan kapasitasnya terkait tata kelola pemerintahan.
Dalam debat yang digelar akhir pekan kemarin itu, Yudi menilai, mereka dinilainya belum mampu menggali visi misi serta rencana aksi/program yang sebetulnya sangat ingin diketahui masyarakat Kabupaten Bandung.
"Misalnya dalam isu digitalisasi. Bagaimana peran pemerintah daerah dalam digitalisasi? Apa saja yang harus dilakukan? Saya tadi melihat hanya paslon nomor 3 yang memunculkan rencana aksi mereka, itu pun sedikit. Nomor 3 mampu memetakan dulu apa masalahnya dalam rencana digitalisasi," papar Yudi.
Berbicara rencana digitalisasi, kata Yudi, paslon terlebih dahulu harus memahami e-goverment. Menurut Yudi, sebelum mengaktualisasikan 4.0 untuk kepentingan e-goverment dan peningkatan pelayanan publik, mereka terlebih dahulu harus menyiapkan infrastrukturnya.
"Yang disampaikan paslon nomor 3 benar, sebelum ngomong digitalisasi, harus disiapkan dulu internetnya. Harus paham dulu petanya, harus jelas dulu berapa lama target pemerataan internetnya. Baru bicara mengenai utility, kegunaan," jelasnya.
tulis komentar anda