Terdampak COVID-19, UMKM Pengolahan Ikan Dapat Bantuan
Sabtu, 24 Oktober 2020 - 02:33 WIB
KARAWANG - Dinas Perikanan Karawang , menyebutkan sebanyak 30 persen usaha olahan ikan mengalami penurunan penghasilan karena pandemi COVID-19. Untuk membantu pelaku usaha olahan ikan Dinas Perikanan Karawang , melakukan pembinaan dalam pemasaran model baru di tengah COVID-19. Selain itu bantuan alat pengolahan ikan juga digulirkan kepada kelompok UMKM.
(Baca juga: Pelatihan Foto Produk Menggunakan Ponsel Diminati Pelaku UMKM )
"Saat pandemi COVID-19 saat ini omset mereka menurun drastis. Bahan baku perikanan yang biasanya habis 75 ton/hari, sekarang paling tinggi hanya 50 ton/hari. Penurunannya bisa mencapai 30 persen," ungkap Sekretaris Dinas Perikanan Karawang , Abuh Bukhori, Jumat (23/10/2020).
Abuh mengatakan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) pengolahan ikan di Karawang tersentralisasi dibeberapa wilayah, seperti Banyusari, dan Cilamaya Kulon.
"Mereka tetap bertahan karena kebutuhan. Sebenarnya minat untuk olahan ikan masih sangat tinggi. Kami menduga menurunnya omset diakibatkan menurunnya daya beli masyarakat saat ini," ucapnya.
(Baca juga: Libur Panjang Tiba, Yuk Kenali 9 Destinasi 'Hidden Gems' di Indonesia )
Untuk itu, Dinas Perikanan terus melakukan pembinaan melalui pemasaran yang berbeda sebelumnya yakni dengan melakukan pemasaran melalui media sosial.
"Selain itu melalui program kegiatan APBD Kabupaten Karawang . Kita juga menyalurkan bantuan alat pengolahan kepada kelompok UMKM," ujarnya.
Kesulitan pemerintah, lanjut Abuh adalah mengontrol bahan baku yang masuk ke Karawang. "Kami belum mengetahui jenis bahan bakunya seperti apa, lalu kualitasnya seperti apa," ucapnya.
(Baca juga: Tengah Malam, Morowali Utara Diguncang Gempa Bermagnitudo 4.3 )
Di Tahun 2021, Dinas Perikanan akan mengusulkan pembangunan coolstorage kapasitas 100 ton, dengan harapan ikan dari luar daerah yang masuk ke Karawang dapat terkontrol.
(Baca juga: Pelatihan Foto Produk Menggunakan Ponsel Diminati Pelaku UMKM )
"Saat pandemi COVID-19 saat ini omset mereka menurun drastis. Bahan baku perikanan yang biasanya habis 75 ton/hari, sekarang paling tinggi hanya 50 ton/hari. Penurunannya bisa mencapai 30 persen," ungkap Sekretaris Dinas Perikanan Karawang , Abuh Bukhori, Jumat (23/10/2020).
Abuh mengatakan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) pengolahan ikan di Karawang tersentralisasi dibeberapa wilayah, seperti Banyusari, dan Cilamaya Kulon.
"Mereka tetap bertahan karena kebutuhan. Sebenarnya minat untuk olahan ikan masih sangat tinggi. Kami menduga menurunnya omset diakibatkan menurunnya daya beli masyarakat saat ini," ucapnya.
(Baca juga: Libur Panjang Tiba, Yuk Kenali 9 Destinasi 'Hidden Gems' di Indonesia )
Untuk itu, Dinas Perikanan terus melakukan pembinaan melalui pemasaran yang berbeda sebelumnya yakni dengan melakukan pemasaran melalui media sosial.
"Selain itu melalui program kegiatan APBD Kabupaten Karawang . Kita juga menyalurkan bantuan alat pengolahan kepada kelompok UMKM," ujarnya.
Kesulitan pemerintah, lanjut Abuh adalah mengontrol bahan baku yang masuk ke Karawang. "Kami belum mengetahui jenis bahan bakunya seperti apa, lalu kualitasnya seperti apa," ucapnya.
(Baca juga: Tengah Malam, Morowali Utara Diguncang Gempa Bermagnitudo 4.3 )
Di Tahun 2021, Dinas Perikanan akan mengusulkan pembangunan coolstorage kapasitas 100 ton, dengan harapan ikan dari luar daerah yang masuk ke Karawang dapat terkontrol.
(eyt)
tulis komentar anda