Jelang Vaksinasi di Bodebek, Kang Emil: Butuh Ilmu Penyuntikan
Rabu, 21 Oktober 2020 - 09:50 WIB
(Baca juga: Selalu Ganggu Keamanan, Bukti KKSB Tak Dukung Kesejahteraan Papua )
Dalam agenda tersebut, Kang Emil juga membahas peran penting puskesmas dalam menanggulangi pandemi COVID-19 di Jabar. Dia mengatakan, reformasi puskesmas perlu dilakukan agar pelayanan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
Selain itu, dalam penanggulangan COVID-19 di Jabar, Kang Emil berujar, pihaknya fokus pada wilayah Bodebek dan Bandung Raya sebagai daerah penyumbang kasus COVID-19 terbanyak di Jabar. "Energi dan anggaran Jabar dalam jangka pendek (untuk penanggulangan COVID-19 akan fokus di Bodebek," imbuh Kang Emil.
Kepada para ahli dalam konferensi video tersebut, Kang Emil juga memaparkan lima prinsip Jabar dalam menanggulangi pandemi global COVID-19 di provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia ini.
Prinsip pertama adalah proaktif. Menurutnya, Jabar menerapkan pemerintahan yang proaktif karena wilayah Indonesia sangat besar, sehingga pemerintah daerah harus mampu membuat keputusan cepat. (Baca juga: Tukang Becak di Tuban Ditemukan Tewas di Tepi Jalan )
Kedua, transparan. Di Jabar, kata Kang Emil, keterbukaan informasi salah satunya dilakukan melalui aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar). Ketiga, Jabar menggunakan scientific leadership sehingga setiap keputusan dibuat berdasarkan masukan para ahli.
Keempat, inovatif. Kang Emil menjelaskan, Jabar mampu menggerakkan seluruh industri untuk fokus melawan pandemi, di antaranya keberadaan fasilitas waste management untuk limbah COVID-19 hingga produksi ventilator dan alat pelindung diri (APD).
"Prinsip kelima adalah kolaborasi dengan berbagai pihak atau institusi sebagai salah satu kunci penanganan pandemi COVID-19 di Jabar secara cepat dan tepat," tandasnya. (Baca juga: Jatim Bebas Zona Merah COVID-19, Khofifah: Berkat Kerja Bersama )
Sementara itu, guru besar UI, Akmal Taher menyatakan, akan mengusulkan pelaksanaan tracing dan testing di puskesmas. Dia mencontohkan, puskesmas memiliki peran krusial dalam penanganan pandemi COVID-19 di Thailand.
Akmal menyebutkan, Thailand memiliki sekitar 10.000 puskesmas untuk 70.000 penduduk. Sementara Indonesia memiliki 10.300 puskesmas untuk 260 juta penduduk.
Dalam agenda tersebut, Kang Emil juga membahas peran penting puskesmas dalam menanggulangi pandemi COVID-19 di Jabar. Dia mengatakan, reformasi puskesmas perlu dilakukan agar pelayanan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
Selain itu, dalam penanggulangan COVID-19 di Jabar, Kang Emil berujar, pihaknya fokus pada wilayah Bodebek dan Bandung Raya sebagai daerah penyumbang kasus COVID-19 terbanyak di Jabar. "Energi dan anggaran Jabar dalam jangka pendek (untuk penanggulangan COVID-19 akan fokus di Bodebek," imbuh Kang Emil.
Kepada para ahli dalam konferensi video tersebut, Kang Emil juga memaparkan lima prinsip Jabar dalam menanggulangi pandemi global COVID-19 di provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia ini.
Prinsip pertama adalah proaktif. Menurutnya, Jabar menerapkan pemerintahan yang proaktif karena wilayah Indonesia sangat besar, sehingga pemerintah daerah harus mampu membuat keputusan cepat. (Baca juga: Tukang Becak di Tuban Ditemukan Tewas di Tepi Jalan )
Kedua, transparan. Di Jabar, kata Kang Emil, keterbukaan informasi salah satunya dilakukan melalui aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar). Ketiga, Jabar menggunakan scientific leadership sehingga setiap keputusan dibuat berdasarkan masukan para ahli.
Keempat, inovatif. Kang Emil menjelaskan, Jabar mampu menggerakkan seluruh industri untuk fokus melawan pandemi, di antaranya keberadaan fasilitas waste management untuk limbah COVID-19 hingga produksi ventilator dan alat pelindung diri (APD).
"Prinsip kelima adalah kolaborasi dengan berbagai pihak atau institusi sebagai salah satu kunci penanganan pandemi COVID-19 di Jabar secara cepat dan tepat," tandasnya. (Baca juga: Jatim Bebas Zona Merah COVID-19, Khofifah: Berkat Kerja Bersama )
Sementara itu, guru besar UI, Akmal Taher menyatakan, akan mengusulkan pelaksanaan tracing dan testing di puskesmas. Dia mencontohkan, puskesmas memiliki peran krusial dalam penanganan pandemi COVID-19 di Thailand.
Akmal menyebutkan, Thailand memiliki sekitar 10.000 puskesmas untuk 70.000 penduduk. Sementara Indonesia memiliki 10.300 puskesmas untuk 260 juta penduduk.
Lihat Juga :
tulis komentar anda