Perang Pasola, Uji Nyali Lelaki Pemberani
Sabtu, 17 Oktober 2020 - 05:10 WIB
Setelah seluruh belis dilunasi, upacara perkawinan pasangan Rabu Kaba dengan Teda Gaiparona, diselenggarakan. Peristiwa ini membuat Umbu Dulla sedih. Demi melipur lara, ia pun memerintahkan warga Waiwuang agar mengadakan pesta nyale dalam wujud Pasola. (Baca: Kampung Adat Umbu Koba Sumba Barat Daya Terbakar, 1 Orang Meninggal )
Sebelum melaksanakan ritual Pasola, masyarakat Sumba Barat terlebih dahulu melakukan tradisi nyale, memancing cacing laut di tepi pantai. Tradisi ini dilakukan saat bulan purnama berlangsung. Jika mendapatkan banyak nyale, itu isyarat Pasola bisa diselenggarakan.
Memaknai Tetesan Darah
Aksi saling menombak dengan bambu tumpul kerap menimbulkan jatuh korban dan cucuran darah. Jika ada korban jiwa selama Pasola berlangsung, itu dimaknai sebagai hukuman dari Dewa terhadap peribadi bersangkutam. Hukuman itu merupakan tebusan atas dosa atau kesalahan yang dilakukannya dalam masyarakat.
Sementara itu, jika ada yang mencurkan darah, itu dimaknai sebagai berkat. Makin banyak darah yang tertumpah akibat saling tombak ini, masyarakat setempat meyakini akan banyak berkat atau panenan kelak. ( .
Sebelum melaksanakan ritual Pasola, masyarakat Sumba Barat terlebih dahulu melakukan tradisi nyale, memancing cacing laut di tepi pantai. Tradisi ini dilakukan saat bulan purnama berlangsung. Jika mendapatkan banyak nyale, itu isyarat Pasola bisa diselenggarakan.
Memaknai Tetesan Darah
Aksi saling menombak dengan bambu tumpul kerap menimbulkan jatuh korban dan cucuran darah. Jika ada korban jiwa selama Pasola berlangsung, itu dimaknai sebagai hukuman dari Dewa terhadap peribadi bersangkutam. Hukuman itu merupakan tebusan atas dosa atau kesalahan yang dilakukannya dalam masyarakat.
Sementara itu, jika ada yang mencurkan darah, itu dimaknai sebagai berkat. Makin banyak darah yang tertumpah akibat saling tombak ini, masyarakat setempat meyakini akan banyak berkat atau panenan kelak. ( .
(don)
tulis komentar anda