Tim Machfud Arifin Comot Foto Penari, Pelajar Surabaya Kecewa
Senin, 12 Oktober 2020 - 09:45 WIB
SURABAYA - Di sejumlah grup percakapan instan WhatsApp di Surabaya tengah beredar hasil tangkapan layar (screenshot) akun media sosial resmi Calon Wali Kota Machfud Arifin (Cak Machfud) yang memajang deretan penari tradisional yang diperagakan para pelajar di Kota Pahlawan.
Yang bikin menarik adalah adanya komentar sosok pelajar dalam tari itu yang merasa fotonya dicomot untuk kepentingan politik. Padahal, dia sama sekali tak pernah dimintai izin. (Baca juga : Machfud Arifin Berkomitmen Membangun untuk Milenial Surabaya )
Selain permasalahan izin, para pelajar juga mempermasalahkan foto Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dipotong (crop). Menurut para pelajar, dalam foto asli, sebenarnya di tengah mereka ada sosok Risma, sapaan akrab Tri Rismaharini.
”Permisi Pak, ini kok ada foto saya dan teman-teman saya di postingan bapak, tanpa ada izin ya pak? Dan sebelumnya Bu Risma juga ada di foto tersebut berada di tengah kami, kok jadi ndak ada?” tulis pelajar dengan akun @deajengramadin pada unggahan di akun @cak.machfudarifin.
Tak hanya pada satu unggahan, pelajar tersebut juga protes di unggahan lainnya yang juga mengambil foto dia dan teman-temannya sebagai penari tanpa izin. Tercatat sedikitnya dua unggahan yang diprotes sang penari, yaitu pada 13 Maret dan 19 Maret.
Dalam dua unggahan yang mengambil foto para penari pelajar tersebut, Machfud Arifin menulis caption tentang kesenian Surabaya dan niatnya untuk mengabdi sebagai calon wali kota.(Baca juga : Tim Machfud Arifin Bilang 'Penjara Atau Menang', Ini Kata Jubir Milenial Eri-Armudji )
Dalam keterangan kepada media, pelajar bernama Deajeng Ferenaza Ramadin tersebut mengakui bahwa dia melayangkan protes atas unggahan foto tersebut. ”Kami sangat menyayangkan adanya foto kami, para penari di acara Puncak Peringatan Hari Anak Nasional 2015 yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya, diedit dan ditayangkan di postingan instagram @cak.machfudarifin, tanpa seizin kami,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Pada 2015, Deajeng merupakan pelajar di salah satu SMA di Surabaya. ”Foto tersebut digunakan dan diunggah oleh akun tersebut pada bulan Maret, namun kami baru menyadarinya akhir-akhir ini,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, dalam foto tersebut sebenarnya juga ada sosok Risma, namun dalam unggahan Machfud Arifin dihilangkan. ”Foto yang digunakan tersebut kami abadikan saat momen berfoto bersama Ibu Walikota Tri Rismaharini yg sebenarnya berada di tengah kami. Namun dalam unggahan yang telah diedit tersebut, foto Bu Risma dihilangkan,” jelasnya.
Deajeng memaparkan, foto tersebut bisa jadi diambil melalui mesin pencari Google, karena memang foto itu pernah diunggah di Facebook.(Baca juga : Aneh, Satpol PP Surabaya Hanya Tertibkan Baliho Machfud-Mujiaman )
”Namun kami sangat menyayangkan penggunaan foto kami untuk keperluan politik tanpa adanya izin dari kami. Harapan kami, semoga ada klarifikasi dari pihak tim @cak.machfudarifin kepada kami maupun kepada publik tentang penggunaan foto kami. Semoga pilkada dapat jadi ajang adu karya yang sehat bagi semua,” kata Deajeng yang kini sudah duduk di bangku kuliah.
Lihat Juga: Keluarga Tiga Eks Bupati Tegal Bersatu Dukung Bima-Mujab, Hadiri Kampanye Akbar Hajatan Bisa Dadi 1
Yang bikin menarik adalah adanya komentar sosok pelajar dalam tari itu yang merasa fotonya dicomot untuk kepentingan politik. Padahal, dia sama sekali tak pernah dimintai izin. (Baca juga : Machfud Arifin Berkomitmen Membangun untuk Milenial Surabaya )
Selain permasalahan izin, para pelajar juga mempermasalahkan foto Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dipotong (crop). Menurut para pelajar, dalam foto asli, sebenarnya di tengah mereka ada sosok Risma, sapaan akrab Tri Rismaharini.
”Permisi Pak, ini kok ada foto saya dan teman-teman saya di postingan bapak, tanpa ada izin ya pak? Dan sebelumnya Bu Risma juga ada di foto tersebut berada di tengah kami, kok jadi ndak ada?” tulis pelajar dengan akun @deajengramadin pada unggahan di akun @cak.machfudarifin.
Tak hanya pada satu unggahan, pelajar tersebut juga protes di unggahan lainnya yang juga mengambil foto dia dan teman-temannya sebagai penari tanpa izin. Tercatat sedikitnya dua unggahan yang diprotes sang penari, yaitu pada 13 Maret dan 19 Maret.
Dalam dua unggahan yang mengambil foto para penari pelajar tersebut, Machfud Arifin menulis caption tentang kesenian Surabaya dan niatnya untuk mengabdi sebagai calon wali kota.(Baca juga : Tim Machfud Arifin Bilang 'Penjara Atau Menang', Ini Kata Jubir Milenial Eri-Armudji )
Dalam keterangan kepada media, pelajar bernama Deajeng Ferenaza Ramadin tersebut mengakui bahwa dia melayangkan protes atas unggahan foto tersebut. ”Kami sangat menyayangkan adanya foto kami, para penari di acara Puncak Peringatan Hari Anak Nasional 2015 yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya, diedit dan ditayangkan di postingan instagram @cak.machfudarifin, tanpa seizin kami,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Pada 2015, Deajeng merupakan pelajar di salah satu SMA di Surabaya. ”Foto tersebut digunakan dan diunggah oleh akun tersebut pada bulan Maret, namun kami baru menyadarinya akhir-akhir ini,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, dalam foto tersebut sebenarnya juga ada sosok Risma, namun dalam unggahan Machfud Arifin dihilangkan. ”Foto yang digunakan tersebut kami abadikan saat momen berfoto bersama Ibu Walikota Tri Rismaharini yg sebenarnya berada di tengah kami. Namun dalam unggahan yang telah diedit tersebut, foto Bu Risma dihilangkan,” jelasnya.
Deajeng memaparkan, foto tersebut bisa jadi diambil melalui mesin pencari Google, karena memang foto itu pernah diunggah di Facebook.(Baca juga : Aneh, Satpol PP Surabaya Hanya Tertibkan Baliho Machfud-Mujiaman )
”Namun kami sangat menyayangkan penggunaan foto kami untuk keperluan politik tanpa adanya izin dari kami. Harapan kami, semoga ada klarifikasi dari pihak tim @cak.machfudarifin kepada kami maupun kepada publik tentang penggunaan foto kami. Semoga pilkada dapat jadi ajang adu karya yang sehat bagi semua,” kata Deajeng yang kini sudah duduk di bangku kuliah.
Lihat Juga: Keluarga Tiga Eks Bupati Tegal Bersatu Dukung Bima-Mujab, Hadiri Kampanye Akbar Hajatan Bisa Dadi 1
(nun)
tulis komentar anda