Tim Machfud Arifin Bilang 'Penjara Atau Menang', Ini Kata Jubir Milenial Eri-Armudji
loading...
A
A
A
SURABAYA - Di media sosial dan berbagai grup percakapan WhatsApp di Kota Surabaya sedang viral pernyataan Akhmad Miftachul Ulum, anggota tim Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin dan Calon Wakil Wali Kota Mujiaman, yang menyebut apapun harus dilakukannya demi memenangkan Machfud sebagai wali kota Surabaya dengan jargon ”penjara atau menang”.
Pernyataan itu dilontarkan Ulum saat acara “Jagongan Santai Para Jubir Muda Cawali Surabaya” yang di akun YouTube Channel 332, Jumat (2/10/2020) malam, yang dipandu oleh host Ahmad Khubby Aly yang juga pengamat politik dari UIN Sunan Ampel Surabaya.
Dimintai tanggapannya, Juru Bicara Milenial Cawali Eri Cahyadi-Cawawali Armudji, Aryo Seno Bagaskoro mengatakan, seharusnya Pilkada dipenuhi dengan adu program, gagasan, karya, dan kreativitas. Dalam membangun ekosistem politik yang edukatif tersebut, Eri-Armudji telah secara penuh memberikan ruang lebar bagi anak-anak muda untuk ikut terlibat memberikan masukan terkait pembangunan kota ke depan melalui berbagai kanal, salah satunya melalui media sosial yang secara rutin melakukan interaksi daring dengan anak-anak muda lewat Live Streaming, pembukaan Question Box, dan lain-lain.
"Pilwali Surabaya harus dijadikan ajang menggembirakan, bertukar gagasan konstruktif, bukan ajang menebar keseraman yang mengedepankan narasi intimidatif yang arogan," ujar Seno saat dikonfirmasi media, Minggu (4/10/2020).
"Itu artinya, tim Pak Machfud dan Pak Mujiaman mungkin kurang bisa menjelaskan program konkret yang mampu mengajak dan memberikan ruang bagi anak-anak muda untuk berkembang. Justru pemilihan diksi seperti ’Penjara Atau Menang’ kontraproduktif terhadap semangat kreatif anak-anak muda memajukan Surabaya," imbuh peraih penghargaan Sahabat UNICEF Indonesia tersebut.
Seperti diketahui, netizen dan warga Surabaya dihebohkan dengan pernyataan “penjara atau menang” dari tim Machfud Arifin-Mujiaman, Akhmad Miftachul Ulum, saat tampil di dialog Channel 332 dengan host pengamat politik UIN Sunan Ampel Surabaya, Ahmad Khubby Aly. Dalam dialog itu juga hadir Aryo Seno Bagaskoro sebagai perwakilan tim Eri Cahyadi-Armudji.
“Tagline yang saya sampaikan ke teman-teman, penjara atau menang. Penjara atau menang. Itu artinya apa, apapun kita harus lakukan demi kemenangan Pak Machfud Arifin,” ungkap Ulum dengan sangat serius.
Di akun Instagram-nya, @cak_uluum, dia mengunggah poster bertuliskan ”Penjara atau Menang”. Ulum yang sangat aktif dalam kegiatan kampanye Machfud Arifin-Mujiaman itu menulis, ”PENJARA ATAU MENANG. Kalau sudah menentukan pilihan, jangan setengah hati. Harus berani ambil risiko apapun bentuknya. Meskipun hal itu mengarah ke jalur hukum, jika langkah itu harus diambil, maka ambillah.” (Baca: Tim Machfud Arifin: Apapun Harus Kita Lakukan, Penjara Atau Menang).
Seno Bagaskoro menambahkan, penyampaian janji dan retorika kampanye yang hebat seyogianya dibarengi dengan narasi konkret dan rekam jejak yang terukur terkait bagaimana para calon pemimpin mampu untuk berbaris bersama anak muda.
Dalam hal ini, Eri-Armudji lebih bisa memahami anak muda dan generasi penerus. Mulai SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, perguruan tinggi, hingga pendidikan nonformal, Eri-Armudji menyajikan paket komplet. Ada pendidikan gratis, subsidi dan beasiswa, sertifikasi soft-skill, pewadahan kreativitas di ruang publik, hingga pendampingan belajar melalui rumah-rumah belajar di kota hingga pelosok kampung,” jelas peserta terbaik Kursus Politik Cerdas Berintegritas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.
Pernyataan itu dilontarkan Ulum saat acara “Jagongan Santai Para Jubir Muda Cawali Surabaya” yang di akun YouTube Channel 332, Jumat (2/10/2020) malam, yang dipandu oleh host Ahmad Khubby Aly yang juga pengamat politik dari UIN Sunan Ampel Surabaya.
Dimintai tanggapannya, Juru Bicara Milenial Cawali Eri Cahyadi-Cawawali Armudji, Aryo Seno Bagaskoro mengatakan, seharusnya Pilkada dipenuhi dengan adu program, gagasan, karya, dan kreativitas. Dalam membangun ekosistem politik yang edukatif tersebut, Eri-Armudji telah secara penuh memberikan ruang lebar bagi anak-anak muda untuk ikut terlibat memberikan masukan terkait pembangunan kota ke depan melalui berbagai kanal, salah satunya melalui media sosial yang secara rutin melakukan interaksi daring dengan anak-anak muda lewat Live Streaming, pembukaan Question Box, dan lain-lain.
"Pilwali Surabaya harus dijadikan ajang menggembirakan, bertukar gagasan konstruktif, bukan ajang menebar keseraman yang mengedepankan narasi intimidatif yang arogan," ujar Seno saat dikonfirmasi media, Minggu (4/10/2020).
"Itu artinya, tim Pak Machfud dan Pak Mujiaman mungkin kurang bisa menjelaskan program konkret yang mampu mengajak dan memberikan ruang bagi anak-anak muda untuk berkembang. Justru pemilihan diksi seperti ’Penjara Atau Menang’ kontraproduktif terhadap semangat kreatif anak-anak muda memajukan Surabaya," imbuh peraih penghargaan Sahabat UNICEF Indonesia tersebut.
Seperti diketahui, netizen dan warga Surabaya dihebohkan dengan pernyataan “penjara atau menang” dari tim Machfud Arifin-Mujiaman, Akhmad Miftachul Ulum, saat tampil di dialog Channel 332 dengan host pengamat politik UIN Sunan Ampel Surabaya, Ahmad Khubby Aly. Dalam dialog itu juga hadir Aryo Seno Bagaskoro sebagai perwakilan tim Eri Cahyadi-Armudji.
“Tagline yang saya sampaikan ke teman-teman, penjara atau menang. Penjara atau menang. Itu artinya apa, apapun kita harus lakukan demi kemenangan Pak Machfud Arifin,” ungkap Ulum dengan sangat serius.
Di akun Instagram-nya, @cak_uluum, dia mengunggah poster bertuliskan ”Penjara atau Menang”. Ulum yang sangat aktif dalam kegiatan kampanye Machfud Arifin-Mujiaman itu menulis, ”PENJARA ATAU MENANG. Kalau sudah menentukan pilihan, jangan setengah hati. Harus berani ambil risiko apapun bentuknya. Meskipun hal itu mengarah ke jalur hukum, jika langkah itu harus diambil, maka ambillah.” (Baca: Tim Machfud Arifin: Apapun Harus Kita Lakukan, Penjara Atau Menang).
Seno Bagaskoro menambahkan, penyampaian janji dan retorika kampanye yang hebat seyogianya dibarengi dengan narasi konkret dan rekam jejak yang terukur terkait bagaimana para calon pemimpin mampu untuk berbaris bersama anak muda.
Dalam hal ini, Eri-Armudji lebih bisa memahami anak muda dan generasi penerus. Mulai SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, perguruan tinggi, hingga pendidikan nonformal, Eri-Armudji menyajikan paket komplet. Ada pendidikan gratis, subsidi dan beasiswa, sertifikasi soft-skill, pewadahan kreativitas di ruang publik, hingga pendampingan belajar melalui rumah-rumah belajar di kota hingga pelosok kampung,” jelas peserta terbaik Kursus Politik Cerdas Berintegritas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.
(nag)