20.029 Keluarga Miskin Kota Malang Terima BST Rp600 Ribu
Rabu, 06 Mei 2020 - 16:01 WIB
MALANG - Senyum lepas Surtikanti mengembang di halaman Kantor Pos Malang. Wanita 59 tahun tersebut, dengan cepat memasukkan enam lembar uang kertas warna merah pecahan Rp100 ribu ke dalam saku celananya.
Wanita yang sehari-hari berjualan gorengan ini, menjadi bagian dari 245 kepala keluarga di Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang, yang menerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementrian Sosial (Kemensos).
Bantuan tersebut diberikan kepada para Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang usahanya maupun penghasilannya terdampak langsung oleh pandemi COVID-19. Mereka selama ini belum menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), maupun Program Keluarga Harapan (PKH).
"Sekarang tetap jualan, tetapi sangat terbatas karena pembelinya sepi. Kalau dahulu sebelum ada Corona bisa dapat Rp300 ribu/hari. Sekarang tidak sampai Rp50 ribu/hari. Uangnya masih harus diputar lagi untuk belanja bahan baku," ujarnya.
Adanya bantuan tersebut, diakuinya sangat membantu memenuhi kebutuhan hariannya. Apalagi suaminya yang juga sudah berusia senja sudah sakit-sakitan serta tidak kerja sehingga tidak memiliki penghasilan.
Kegembiraan yang sama juga dirasakan oleh Heni (52). Warga Jalan Bareng Raya, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang ini sehari-hari berjualan kopi di tepi jalan raya, tetapi sekarang dia harus bejualan di rumah saja.
"Kalau jualan di tepi jalan raya penghasilannya masih bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sekarang jualan di rumah kondisinya sepi. Sehari bisa dapat uang Rp50 ribu sudah sangat bagus," ungkapnya.
Wanita yang sehari-hari berjualan gorengan ini, menjadi bagian dari 245 kepala keluarga di Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang, yang menerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementrian Sosial (Kemensos).
Bantuan tersebut diberikan kepada para Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang usahanya maupun penghasilannya terdampak langsung oleh pandemi COVID-19. Mereka selama ini belum menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), maupun Program Keluarga Harapan (PKH).
"Sekarang tetap jualan, tetapi sangat terbatas karena pembelinya sepi. Kalau dahulu sebelum ada Corona bisa dapat Rp300 ribu/hari. Sekarang tidak sampai Rp50 ribu/hari. Uangnya masih harus diputar lagi untuk belanja bahan baku," ujarnya.
Adanya bantuan tersebut, diakuinya sangat membantu memenuhi kebutuhan hariannya. Apalagi suaminya yang juga sudah berusia senja sudah sakit-sakitan serta tidak kerja sehingga tidak memiliki penghasilan.
Kegembiraan yang sama juga dirasakan oleh Heni (52). Warga Jalan Bareng Raya, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang ini sehari-hari berjualan kopi di tepi jalan raya, tetapi sekarang dia harus bejualan di rumah saja.
"Kalau jualan di tepi jalan raya penghasilannya masih bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sekarang jualan di rumah kondisinya sepi. Sehari bisa dapat uang Rp50 ribu sudah sangat bagus," ungkapnya.
tulis komentar anda