Berpeluang Ganggu Harga Saham, Pengamat: Jangan Buru-buru Sebut Merger BJBR-BEKS

Selasa, 05 Mei 2020 - 15:30 WIB
(Baca: Kinerja Bank BJB Tetap Positif di Masa Pandemi Corona)



Dosen Ekonomi dan Pasar Modal Universitas Langlangbuana Asep Saepudin menjelaskan, saat ini Bank BJB memang memerlukan pertumbuhan termasuk melalui akuisisi ataupun merger dengan bank lain.

"Tapi tentu bank yang menggabungkan atau diakuisisi harus bank sehat. Sehingga dalam jangka pendek memberikan pengaruh yang positif terhadap Bank BJB," terangnya.

Karena, ketika bank yang dimergerkan dalam kondisi tidak terlalu sehat, tentu memberikan tantangan dan pekerjaan rumah bagi bank bjb untuk membenahinya. "Dalam jangka panjang tentu bagus untuk pertumbuhan Bank BJB. Apalagi pasar yang dibawa dari Bank Banten ini jelas dan terspesifikasi," paparnya.

(Baca: Bidik Sektor Pertanian, bank bjb Salurkan Pembiayaan Budidaya Jahe Rp12,7 Miliar)

Menurutnya, dalam jangka panjang Bank BJB hanya perlu pembenahan untuk unitnya di wilayah atau cabang-cabang yang dimiliki Bank Banten.

Asep menjelaskan penggabungan Bank Banten ke Bank BJB merupakan solusi yang paling baik. Bagi bank cukup bagus untuk pertumbuhan jangka panjangnya. "Ini agar Bank Banten selamat dari missmanagement yang selama ini terjadi," tambahnya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) segera memproses permohonan rencana penggabungan usaha PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) ke dalam PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).

Rencana tersebut telah dituangkan dalam Letter of Intent (LOI) yang ditandatangani Kamis, 23 April 2020 oleh Gubernur Banten Wahidin Halim selaku Pemegang Saham Pengendali Terakhir Bank Banten dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil selaku Pemegang Saham Pengendali Terakhir Bank BJB.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content