PHRI Jabar Galau Soal Hotel Jadi Pusat Isolasi COVID-19, Kenapa?
Senin, 28 September 2020 - 18:48 WIB
Menanggapi hal itu, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Setiawan Wangsaatmaja mengungkapkan, pihaknya belum bisa memastikan jumlah ruang isolasi, termasuk hotel yang dibutuhkan. Dia beralasan, pembayaran pemesanan hotel dilakukan oleh pemerintah pusat, sehingga membutuhkan koordinasi lebih lanjut.
"Kita harus menelaah juga berapa harga hotel yang akan dijadikan ruang isolasi. Harga yang dikeluarkan Gubernur dan BPKP tidak boleh berbeda, makanya saya belum bisa memberikan data detailnya," terangnya.
Sebagai gambaran, lanjut Setiawan, ruang isolasi pasien COVID-19 yang tersedia di Jabar pun belum semuanya terpakai. Di Gedung BPSDM di Kota Cimahi saja baru terisi 20 persen dan di seluruh Jabar baru 40 persen.
Menurut Setiawan, kesiapan hotel dan tempat lainnya menjadi ruang isolasi akan menjadi penting saat terjadi lonjakan kasus COVID-19. Berdasarkan prediksi banyak pihak, kata Setiawan, lonjakan kasus bakal terjadi pada Desember 2020 mendatang.
"Sebelum ini terjadi, Pemprov Jabar ingin mempersiapkan ruang isolasi bagi pasien COVID-19 yang tidak memiliki gejala. Kurang lebih kita membutuhkan 1.000 kamar di luar yang ada sekarang," sebutnya.
Meski begitu, Setiawan menekankan bahwa hal itu baru sebatas prediksi yang harus diantisipasi. Dia juga mengatakan, penyiapan ruang isolasi tidak sebatas hotel. Pihaknya juga kini melirik asrama hingga stadion.
"Asrama lebih memungkinkan karena sudah ada kamar yang tersedia. Tinggal menambahkan sejumlah kapasitas bagi pasien OTG COVID-19. Kita melihat yang paling memungkinkan dan lebih murah," tandasnya.
Lihat Juga: Kronologi 10 Paku Bumi Jatuh di Perempatan Buahbatu Bandung yang Timbulkan Getaran Keras
"Kita harus menelaah juga berapa harga hotel yang akan dijadikan ruang isolasi. Harga yang dikeluarkan Gubernur dan BPKP tidak boleh berbeda, makanya saya belum bisa memberikan data detailnya," terangnya.
Sebagai gambaran, lanjut Setiawan, ruang isolasi pasien COVID-19 yang tersedia di Jabar pun belum semuanya terpakai. Di Gedung BPSDM di Kota Cimahi saja baru terisi 20 persen dan di seluruh Jabar baru 40 persen.
Menurut Setiawan, kesiapan hotel dan tempat lainnya menjadi ruang isolasi akan menjadi penting saat terjadi lonjakan kasus COVID-19. Berdasarkan prediksi banyak pihak, kata Setiawan, lonjakan kasus bakal terjadi pada Desember 2020 mendatang.
"Sebelum ini terjadi, Pemprov Jabar ingin mempersiapkan ruang isolasi bagi pasien COVID-19 yang tidak memiliki gejala. Kurang lebih kita membutuhkan 1.000 kamar di luar yang ada sekarang," sebutnya.
Meski begitu, Setiawan menekankan bahwa hal itu baru sebatas prediksi yang harus diantisipasi. Dia juga mengatakan, penyiapan ruang isolasi tidak sebatas hotel. Pihaknya juga kini melirik asrama hingga stadion.
"Asrama lebih memungkinkan karena sudah ada kamar yang tersedia. Tinggal menambahkan sejumlah kapasitas bagi pasien OTG COVID-19. Kita melihat yang paling memungkinkan dan lebih murah," tandasnya.
Lihat Juga: Kronologi 10 Paku Bumi Jatuh di Perempatan Buahbatu Bandung yang Timbulkan Getaran Keras
(nun)
tulis komentar anda