Mahasiswa Desak Polda Proses Hukum Bupati Halut yang Dinilai Rasis Terhadap Masyarakat Loloda
Senin, 21 September 2020 - 18:55 WIB
TERNATE - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam solidaritas peduli masyarakat Loloda mendatangi kantor Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Maluku Utara (Malut), Senin (21/9/2020). Mereka menuntut Polda Malut memproses hukum Bupati Halmahera Utara (Halut), Frans Manery, yang diduga rasis terhadap masyarakat Loloda.
(Polantas yang Mencabuli Anak di Bawah Umur Dijadikan Tersangka)
Aksi tersebut menggunaka dua mobil dump truck di lengkapi sound sistem, dengan spanduk bertuliskan “Segera Adili Frans Manery Bupati Halmahera Utara Atas Tindakan Rasisme terhadap Suku Loloda”.
Tak hanya itu, ada spanduk lain yang bertuliskan “Stop rasisme terhadap orang Loloda, tangkap dan adili Bupati Halut”. (Hujan Deras Picu Longsor, Jalinsum Padang-Medan Putus Total)
Aksi tersebut mulai memanas pasca puluhan mahasiswa membakar ban bekas di depan Kantor Ditreskrimum Malut, dan terjadi saling dorong antara pihak kepolisian dengan mahasiswa.
Kordinator Lapangan (Korlap) Ali Basalim Taufik mengatakan, kedatangan masa aksi mendesak Polda Malut tangkap dan adili Bupati Halut Frans Manery.
“Kami minta Bupati Halut untuk meminta maaf dihadapan seluruh masyarakat atas menyinggung etnis masyarakat Loloda,” tegasnya.
Ali menambahkan, jika tuntutan masa aksi tidak di indahkan, maka Loloda siap keluar dari Kabupaten Halut, dan dengan tegas bergabung dengan Kabupaten Pulau Morotai.
“Jika tidak indahkan tuntutan kami, Loloda akan keluar dari Kabupaten Halut, dan bergabung dengan Kabupaten Pulau Morotai, dan demostransi akan terus dilakukan hinggak kasus ini selesai,” pungkasnya.
(Polantas yang Mencabuli Anak di Bawah Umur Dijadikan Tersangka)
Aksi tersebut menggunaka dua mobil dump truck di lengkapi sound sistem, dengan spanduk bertuliskan “Segera Adili Frans Manery Bupati Halmahera Utara Atas Tindakan Rasisme terhadap Suku Loloda”.
Tak hanya itu, ada spanduk lain yang bertuliskan “Stop rasisme terhadap orang Loloda, tangkap dan adili Bupati Halut”. (Hujan Deras Picu Longsor, Jalinsum Padang-Medan Putus Total)
Aksi tersebut mulai memanas pasca puluhan mahasiswa membakar ban bekas di depan Kantor Ditreskrimum Malut, dan terjadi saling dorong antara pihak kepolisian dengan mahasiswa.
Kordinator Lapangan (Korlap) Ali Basalim Taufik mengatakan, kedatangan masa aksi mendesak Polda Malut tangkap dan adili Bupati Halut Frans Manery.
“Kami minta Bupati Halut untuk meminta maaf dihadapan seluruh masyarakat atas menyinggung etnis masyarakat Loloda,” tegasnya.
Ali menambahkan, jika tuntutan masa aksi tidak di indahkan, maka Loloda siap keluar dari Kabupaten Halut, dan dengan tegas bergabung dengan Kabupaten Pulau Morotai.
“Jika tidak indahkan tuntutan kami, Loloda akan keluar dari Kabupaten Halut, dan bergabung dengan Kabupaten Pulau Morotai, dan demostransi akan terus dilakukan hinggak kasus ini selesai,” pungkasnya.
(zil)
tulis komentar anda