Sosialisasi Eri-Armuji Dipenuhi Massa dan Dijemput Petugas COVID-19
Senin, 21 September 2020 - 14:34 WIB
"Sangat disayangkan, santunlah seperti muslimat. Dimana tidak akan melakukan gerakan yang sampai menciderai masyarakat," ujar dia.
Lilik menjelaskan, pada masa pandemi COVID-19 yang belum ditemukan vaksinnya, sosialisasi bapaslon wajib menghindari kerumunan. Protokol kesehatan harus dilakukan untuk menekan persebaran COVID-19 di Kota Pahlawan.
"Kami harapkan dari pasangan calon waspada dan taati protokol kesehatan. Sehingga tidak terjadi kerumunan dan memakan korban bagi masyarakat," kata dia.
Terpisah, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Pakal Ahmad Shuhaeb menambahkan pihak panitia penyelenggaraan tidak mematuhi surat izin keramaian diberikan pihak kepolisian.
Tercantum dalam surat izin tersebut, pihak panitia dibatasi dengan jumlah undangan 100 orang tamu. Selain pembatasan kapasitas tamu undangan, dalam surat inipun diminta agar acara tetap tetap dalam koridor protokol kesehatan.
"Dari pihak PDIP itu mengadakan sosialisasi paslon Eri Cahyadi dan Armuji. Disana di saat acara. Mereka mengadakan acara dapat ijin keramaian itu dapat izin 100 orang tamu. Pada kenyataannya melebihi kapasitas undangan yang disetujui oleh pihak Polsek Kecamatan Pakal. Di sana juga diwajibkan jaga jarak," kata Shuhaeb.
Terpisah ketika dikonfirmasi Ketua Panitia Syaifuddin Zuhri yang juga pengurus partai DPC PDIP Surabaya membenarkan pada saat acara ada salah seorang yang dijemput mobil ambulans oleh petugas dengan menggunakan APD lengkap.
Namun, dia menolak jika disebut orang tersebut adalah peserta resmi. "Itu orang tidak jelas. Karena undangan kita ada absensinya dan teman-teman tidak ada yang kenal," ujar pria yang juga anggota DPRD Surabaya ini.
Ipuk, sapaan akrabnya juga menolak jika seseorang yang mengalami kejang tersebut terkena COVID-19. "Cuma alasan ayan saja," klaimnya.
Dia mengatakan, acara merupakan sosialisasi pasangan calon Eri Cahyadi dan Armuji untuk diperkenalkan ke masyarakat. "Kalau Mas Eri Cahyadi dan Cak Armuji jelas, keduanya mengandalkan rekam jejak dan kerja untuk meneruskan kemajuan kota dan kesejahteraan wong cilik di Surabaya,” kata pria yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya.
Lilik menjelaskan, pada masa pandemi COVID-19 yang belum ditemukan vaksinnya, sosialisasi bapaslon wajib menghindari kerumunan. Protokol kesehatan harus dilakukan untuk menekan persebaran COVID-19 di Kota Pahlawan.
"Kami harapkan dari pasangan calon waspada dan taati protokol kesehatan. Sehingga tidak terjadi kerumunan dan memakan korban bagi masyarakat," kata dia.
Terpisah, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Pakal Ahmad Shuhaeb menambahkan pihak panitia penyelenggaraan tidak mematuhi surat izin keramaian diberikan pihak kepolisian.
Tercantum dalam surat izin tersebut, pihak panitia dibatasi dengan jumlah undangan 100 orang tamu. Selain pembatasan kapasitas tamu undangan, dalam surat inipun diminta agar acara tetap tetap dalam koridor protokol kesehatan.
"Dari pihak PDIP itu mengadakan sosialisasi paslon Eri Cahyadi dan Armuji. Disana di saat acara. Mereka mengadakan acara dapat ijin keramaian itu dapat izin 100 orang tamu. Pada kenyataannya melebihi kapasitas undangan yang disetujui oleh pihak Polsek Kecamatan Pakal. Di sana juga diwajibkan jaga jarak," kata Shuhaeb.
Terpisah ketika dikonfirmasi Ketua Panitia Syaifuddin Zuhri yang juga pengurus partai DPC PDIP Surabaya membenarkan pada saat acara ada salah seorang yang dijemput mobil ambulans oleh petugas dengan menggunakan APD lengkap.
Namun, dia menolak jika disebut orang tersebut adalah peserta resmi. "Itu orang tidak jelas. Karena undangan kita ada absensinya dan teman-teman tidak ada yang kenal," ujar pria yang juga anggota DPRD Surabaya ini.
Ipuk, sapaan akrabnya juga menolak jika seseorang yang mengalami kejang tersebut terkena COVID-19. "Cuma alasan ayan saja," klaimnya.
Dia mengatakan, acara merupakan sosialisasi pasangan calon Eri Cahyadi dan Armuji untuk diperkenalkan ke masyarakat. "Kalau Mas Eri Cahyadi dan Cak Armuji jelas, keduanya mengandalkan rekam jejak dan kerja untuk meneruskan kemajuan kota dan kesejahteraan wong cilik di Surabaya,” kata pria yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya.
tulis komentar anda