Sosialisasi Eri-Armuji Dipenuhi Massa dan Dijemput Petugas COVID-19
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kerumunan masyarakat terjadi saat acara sosialisasi pasangan bakal calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan bakal calon Wakil Wali Kota Armuji akhir pekan lalu.
Peristiwa terjadi di sebuah lapangan Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Pakal yang tak jauh dari area Stadion Gelora Bung Tomo. (Baca juga: PDIP Surabaya Targetkan Eri Cahyadi dan Armuji Menang 70 Persen )
Dalam sosialisasi tersebut terjadi sebuah peristiwa. Di mana salah satu masyarakat yang hadir mengalami kejang-kejang hingga sempat membuat orang sekitar yang hadir resah. Tidak lama kemudian orang yang mengalami kejang ini dijemput petugas ambulans dari Polrestabes Surabaya dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. (Baca juga: Deklarasi Eri Cahyadi-Armuji Dikritik Anggota Dewan Surabaya )
Tokoh Masyarakat Surabaya H Ali Badri Zaini memberikan komentar terkait peristiwa itu. Menurut dia, di tengah pandemi COVID-19, seharusnya sosialisasi yang dilakukan mengedepankan protokol kesehatan COVID-19. Hal itu untuk mencegah penyebaran COVID-19 ke masyarakat.
"Nggak boleh itu, saya sangat prihatin dan menyayangkan, dimana ada calon pemimpin tidak disiplin dengan protokol kesehatan," ujar dia, Senin (21/9/2020).
Ali Badri mengatakan, jika calon pemimpin tidak bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, maka tidak layak memimpin Kota Surabaya. "Kalau pemimpin tidak disiplin, tidak memberikan contoh yang baik, bagaimana dengan masyarakatnya?" kata dia.
Ali Badri meminta Panwascam setempat untuk melakukan penyelidikan kasus tersebut. Bahkan, jika memang terbukti melanggar protokol kesehatan, Panwascam harus bertindak tegas, tanpa tebang pilih, melakukan penindakan."Itu harus disemprit, Panwascam harus nyemprit, tindak tegas," ujar dia.
Menurutdia, sosialsiasi Eri-Armuji tidak patut ditiru. Belum menjadi wali kota sudah memberikan contoh yang tidak baik.
Sama halnya Ketua Muslimat NU Kota Surabaya Lilik Fadilah juga turut menyayangkan ada peristiwa ini. Sebab, saat ini memang belum waktunya kampanye, bapaslon hanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Sangat disayangkan, santunlah seperti muslimat. Dimana tidak akan melakukan gerakan yang sampai menciderai masyarakat," ujar dia.
Lilik menjelaskan, pada masa pandemi COVID-19 yang belum ditemukan vaksinnya, sosialisasi bapaslon wajib menghindari kerumunan. Protokol kesehatan harus dilakukan untuk menekan persebaran COVID-19 di Kota Pahlawan.
"Kami harapkan dari pasangan calon waspada dan taati protokol kesehatan. Sehingga tidak terjadi kerumunan dan memakan korban bagi masyarakat," kata dia.
Terpisah, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Pakal Ahmad Shuhaeb menambahkan pihak panitia penyelenggaraan tidak mematuhi surat izin keramaian diberikan pihak kepolisian.
Tercantum dalam surat izin tersebut, pihak panitia dibatasi dengan jumlah undangan 100 orang tamu. Selain pembatasan kapasitas tamu undangan, dalam surat inipun diminta agar acara tetap tetap dalam koridor protokol kesehatan.
"Dari pihak PDIP itu mengadakan sosialisasi paslon Eri Cahyadi dan Armuji. Disana di saat acara. Mereka mengadakan acara dapat ijin keramaian itu dapat izin 100 orang tamu. Pada kenyataannya melebihi kapasitas undangan yang disetujui oleh pihak Polsek Kecamatan Pakal. Di sana juga diwajibkan jaga jarak," kata Shuhaeb.
Terpisah ketika dikonfirmasi Ketua Panitia Syaifuddin Zuhri yang juga pengurus partai DPC PDIP Surabaya membenarkan pada saat acara ada salah seorang yang dijemput mobil ambulans oleh petugas dengan menggunakan APD lengkap.
Namun, dia menolak jika disebut orang tersebut adalah peserta resmi. "Itu orang tidak jelas. Karena undangan kita ada absensinya dan teman-teman tidak ada yang kenal," ujar pria yang juga anggota DPRD Surabaya ini.
Ipuk, sapaan akrabnya juga menolak jika seseorang yang mengalami kejang tersebut terkena COVID-19. "Cuma alasan ayan saja," klaimnya.
Dia mengatakan, acara merupakan sosialisasi pasangan calon Eri Cahyadi dan Armuji untuk diperkenalkan ke masyarakat. "Kalau Mas Eri Cahyadi dan Cak Armuji jelas, keduanya mengandalkan rekam jejak dan kerja untuk meneruskan kemajuan kota dan kesejahteraan wong cilik di Surabaya,” kata pria yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya.
Lihat Juga: Pergoki Jukir Tarik Tarif Parkir Rp35 Ribu, Wali Kota Eri Cahyadi: Malu-maluin Surabaya!
Peristiwa terjadi di sebuah lapangan Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Pakal yang tak jauh dari area Stadion Gelora Bung Tomo. (Baca juga: PDIP Surabaya Targetkan Eri Cahyadi dan Armuji Menang 70 Persen )
Dalam sosialisasi tersebut terjadi sebuah peristiwa. Di mana salah satu masyarakat yang hadir mengalami kejang-kejang hingga sempat membuat orang sekitar yang hadir resah. Tidak lama kemudian orang yang mengalami kejang ini dijemput petugas ambulans dari Polrestabes Surabaya dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. (Baca juga: Deklarasi Eri Cahyadi-Armuji Dikritik Anggota Dewan Surabaya )
Tokoh Masyarakat Surabaya H Ali Badri Zaini memberikan komentar terkait peristiwa itu. Menurut dia, di tengah pandemi COVID-19, seharusnya sosialisasi yang dilakukan mengedepankan protokol kesehatan COVID-19. Hal itu untuk mencegah penyebaran COVID-19 ke masyarakat.
"Nggak boleh itu, saya sangat prihatin dan menyayangkan, dimana ada calon pemimpin tidak disiplin dengan protokol kesehatan," ujar dia, Senin (21/9/2020).
Ali Badri mengatakan, jika calon pemimpin tidak bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, maka tidak layak memimpin Kota Surabaya. "Kalau pemimpin tidak disiplin, tidak memberikan contoh yang baik, bagaimana dengan masyarakatnya?" kata dia.
Ali Badri meminta Panwascam setempat untuk melakukan penyelidikan kasus tersebut. Bahkan, jika memang terbukti melanggar protokol kesehatan, Panwascam harus bertindak tegas, tanpa tebang pilih, melakukan penindakan."Itu harus disemprit, Panwascam harus nyemprit, tindak tegas," ujar dia.
Menurutdia, sosialsiasi Eri-Armuji tidak patut ditiru. Belum menjadi wali kota sudah memberikan contoh yang tidak baik.
Sama halnya Ketua Muslimat NU Kota Surabaya Lilik Fadilah juga turut menyayangkan ada peristiwa ini. Sebab, saat ini memang belum waktunya kampanye, bapaslon hanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Sangat disayangkan, santunlah seperti muslimat. Dimana tidak akan melakukan gerakan yang sampai menciderai masyarakat," ujar dia.
Lilik menjelaskan, pada masa pandemi COVID-19 yang belum ditemukan vaksinnya, sosialisasi bapaslon wajib menghindari kerumunan. Protokol kesehatan harus dilakukan untuk menekan persebaran COVID-19 di Kota Pahlawan.
"Kami harapkan dari pasangan calon waspada dan taati protokol kesehatan. Sehingga tidak terjadi kerumunan dan memakan korban bagi masyarakat," kata dia.
Terpisah, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Pakal Ahmad Shuhaeb menambahkan pihak panitia penyelenggaraan tidak mematuhi surat izin keramaian diberikan pihak kepolisian.
Tercantum dalam surat izin tersebut, pihak panitia dibatasi dengan jumlah undangan 100 orang tamu. Selain pembatasan kapasitas tamu undangan, dalam surat inipun diminta agar acara tetap tetap dalam koridor protokol kesehatan.
"Dari pihak PDIP itu mengadakan sosialisasi paslon Eri Cahyadi dan Armuji. Disana di saat acara. Mereka mengadakan acara dapat ijin keramaian itu dapat izin 100 orang tamu. Pada kenyataannya melebihi kapasitas undangan yang disetujui oleh pihak Polsek Kecamatan Pakal. Di sana juga diwajibkan jaga jarak," kata Shuhaeb.
Terpisah ketika dikonfirmasi Ketua Panitia Syaifuddin Zuhri yang juga pengurus partai DPC PDIP Surabaya membenarkan pada saat acara ada salah seorang yang dijemput mobil ambulans oleh petugas dengan menggunakan APD lengkap.
Namun, dia menolak jika disebut orang tersebut adalah peserta resmi. "Itu orang tidak jelas. Karena undangan kita ada absensinya dan teman-teman tidak ada yang kenal," ujar pria yang juga anggota DPRD Surabaya ini.
Ipuk, sapaan akrabnya juga menolak jika seseorang yang mengalami kejang tersebut terkena COVID-19. "Cuma alasan ayan saja," klaimnya.
Dia mengatakan, acara merupakan sosialisasi pasangan calon Eri Cahyadi dan Armuji untuk diperkenalkan ke masyarakat. "Kalau Mas Eri Cahyadi dan Cak Armuji jelas, keduanya mengandalkan rekam jejak dan kerja untuk meneruskan kemajuan kota dan kesejahteraan wong cilik di Surabaya,” kata pria yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya.
Lihat Juga: Pergoki Jukir Tarik Tarif Parkir Rp35 Ribu, Wali Kota Eri Cahyadi: Malu-maluin Surabaya!
(nth)