IDI Makassar Usulkan Pilkada Serentak Ditunda hingga Kasus COVID Melandai

Senin, 21 September 2020 - 07:13 WIB
“Pemerintah pusat mengizinkan digelar Pilkada , tapi dengan syarat tidak mengancam kesehatan dan ekonomi masyarakat. Jika pada saat proses pelaksanaannya ternyata mengancam keselamatan warga, bisa saja kita mengusulkan untuk dilakukan penundaan,” tegas Rudy saat memimpin Rapat Koordinasi Pemilu dan Peningkatan Disiplin serta Penegakan Hukum Protokol Kesehatan COVID-19 Kota Makassar, belum lama ini.

Menurut Prof Rudy, semua pihak harus memiliki komitmen untuk mengutamakan keselamatan masyarakat. Utamanya para paslon, diminta ikut memberi contoh ke masyarakat pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan COVID-19.

“Paslon jangan hanya pintar membuat jargon-jargon yang kedengarannya bagus tapi fakta dilapangan tidak sesuai. Wujud nyata kecintaan terhadap masyarakat itu terlihat dari cara kita menerapkan protokol kesehatan, bukan pada jargon yang kedengarannya bagus tapi dilapangan justru membahayakan keselamatan warga,” jelas Rudy.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel tercatat, ada penambahan kasus baru positif COVID-19 sebanyak 178 kasus di Sulsel yang dilaporkan sejak kemarin. Penambahan kasus inipun rata-rata tersebar di daerah yang melaksanakan pilkada serentak.

Diantaranya, Kota Makassar berkontribusi penambahan 93 kasus. Kemudian disusul Jeneponto 26, Gowa 18, Maros 8, Sinjai 7, Bone 6, lalu Bantaeng dan Pangkep masing-masing bertambah 4 kasus baru. Selanjutnya, Palopo dan Sidrap masing-masing penambahan 3 kasus baru, Sidrap 2, serta masing-masing penambahan satu kasus baru di Bulukumba, Luwu Utara, Parepare, dan Takalar.

Namun jika merujuk pada akumulasi data sejak tanggal 14-20 September 2020, di Kota Makassar saja sudah mencatat ada 502 kasus positif Covid-19 selama sepekan terakhir. Disusul Luwu Timur 143, Gowa 69, Selayar 54, Maros 25, Luwu Utara 21, kemudian Toraja Utara 12.

Selanjutnya, Kabupaten Pangkep ada 9 kasus terkonfirmasi positif selama sepekan terakhir, disusul Soppeng dengan 8 kasus. Lalu Tana Toraja dan Barru masing-masing 7 kasus. Kemudian Bulukumba sebanyak 6 kasus positif dalam kurun waktu tanggal 14-20 September 2020.

Sebelumnya Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah juga menyampaikan kekhawatirannya akan kemunculan klaster baru COVID-19 di tengah pelaksanaan Pilkada . Hal ini bahkan ia sampaikan langsung di hadapan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat rapat tindak lanjut penanganan COVID-19 yang digelar secara virtual telekonferensi, Rabu (16/09/2020) lalu.

"Kami berharap tidak ada klaster baru COVID-19 pada kontestasi pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020. Karena memang jujur saja, ini yang mengkhawatirkan bagi kami munculnya klaster baru di pilkada i ni," ucap Nurdin.

Dirinya pun sudah melakukan koordinasi kepada panitia penyelenggaran di Sulsel untuk antisipasi kemunculan klaster pilkada . KPU dan Bawaslu, dibantu kolaborasi TNI-Polri untuk ikut melakukan sosialisasi dan mengawasi pelaksanaan pilkada dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content