Hasil Penelitian MUI Sleman Sebut Jajanan Sekolah Halal
Sabtu, 12 September 2020 - 19:12 WIB
SLEMAN - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sleman dan Pusat Studi Hatren (Halalan Toyiban Riset and Education) UII Yogyakarta, melakukan penelitian terhadap jajanan sekolah di Sleman pada akhir 2019 lalu.
(Baca juga: 6 ASN Blitar Positif COVID-19, Gugus Tugas: Kluster Sulit Dicari )
Penelitian ini untuk mengetahui apakah jajaan sekolah itu halal dan layak dikomsumsi. Sebanyak 182 sampel makana yang mengandung daging, seperti bakso, soto dan tempura da 150 sekolah (SD-SMA) di Sleman diteliti di laboratorium UII.
Ketua Pusat Studi Hatren, Sani Rachman mengatakan dari hasil pemeriksaan terhadap 182 sampel tidak menemukan kontak dengan kontaminasi makanan yang tidak hahal, sehingga dapat dikatakan makanan yang dijual di lingkungan sekolahan halal semua.
Namun, yang menjadi catatan terhadap ratusan sampel yang diperiksa, yaitu dari aspek thoyib. Seperti kebersihan tempat dan lingkungan serta dagangannya. Untuk itu harus ada edukasi dan pematauan terus terhadap ini. "Yang harus menjadi perhatian yakni pendekatan kepada penjaja makanan di sekolah-sekolah," terangnya.
(Baca juga: Langgar Protokol Kesehatan di Jatim, Siap-siap Didenda Rp250.000 )
Sekretaris MUI Sleman , Arif Mahfud menambahkan, pemeriksaan sampel jajanan makanan menjadi salah satu fungsi MUI untuk melakukan perlindungan dan menjaga masyarakat agar mengonsumsi produk-produk halal, termasuk menjaga kehalalan di lingkungan sekolah.
"Kita akan terus melakukan edukasi, pendidikan, dan perlindungan masyarakat agar mengonsumsi makanan halal, terutama siswa sekolah," tambahnya. (Baca juga: Deklarasi di Riau, KAMI Ajak Generasi Muda Berani Bersuara )
(Baca juga: 6 ASN Blitar Positif COVID-19, Gugus Tugas: Kluster Sulit Dicari )
Penelitian ini untuk mengetahui apakah jajaan sekolah itu halal dan layak dikomsumsi. Sebanyak 182 sampel makana yang mengandung daging, seperti bakso, soto dan tempura da 150 sekolah (SD-SMA) di Sleman diteliti di laboratorium UII.
Ketua Pusat Studi Hatren, Sani Rachman mengatakan dari hasil pemeriksaan terhadap 182 sampel tidak menemukan kontak dengan kontaminasi makanan yang tidak hahal, sehingga dapat dikatakan makanan yang dijual di lingkungan sekolahan halal semua.
Namun, yang menjadi catatan terhadap ratusan sampel yang diperiksa, yaitu dari aspek thoyib. Seperti kebersihan tempat dan lingkungan serta dagangannya. Untuk itu harus ada edukasi dan pematauan terus terhadap ini. "Yang harus menjadi perhatian yakni pendekatan kepada penjaja makanan di sekolah-sekolah," terangnya.
(Baca juga: Langgar Protokol Kesehatan di Jatim, Siap-siap Didenda Rp250.000 )
Sekretaris MUI Sleman , Arif Mahfud menambahkan, pemeriksaan sampel jajanan makanan menjadi salah satu fungsi MUI untuk melakukan perlindungan dan menjaga masyarakat agar mengonsumsi produk-produk halal, termasuk menjaga kehalalan di lingkungan sekolah.
"Kita akan terus melakukan edukasi, pendidikan, dan perlindungan masyarakat agar mengonsumsi makanan halal, terutama siswa sekolah," tambahnya. (Baca juga: Deklarasi di Riau, KAMI Ajak Generasi Muda Berani Bersuara )
(eyt)
Lihat Juga :
tulis komentar anda