Hadapi Dampak Pandemi, Lintas Shuttle Pilih Ekspansi Kantor Cabang
Jum'at, 11 September 2020 - 02:41 WIB
BANDUNG - PT Citra Maharlika Lintas Wahana (CMLW) berencana bakal terus melakukan ekspansi bisnis dengan memperbanyak kantor cabang untuk menekan dampak pandemi terhadap bisnis transportasi.
Direktur Utama PT CMLW Ori Setianto mengakui, Covid-19 berpengaruh pada bisnis shuttle Bandung-Jakarta. Padahal, selama bisnis ini cukup berkembang pesat. Banyak masyarakat memanfaatkan moda transportasi ini untuk waktu tempuh lebih cepat. (Baca: Atasi Dampak Pandemi, Kemenhub Bahas Kerjasama Transportasi ASEAN )
"Menghadapi ini memang diperlukan upaya yang inovatif dan out of the box. Salah satunya yang kami laki kan adalah dengan pembukaan cabang-cabang baru yang potensial," jelas Ori, Kamis (10/9/2020).
Pada Rabu kemarin, pihaknya juga baru saja membuka cabang baru Lintas Shuttle ke-21 di kawasan Jakarta Selatan dengan rute Fatmawati- Bandung. Cabang baru ini untuk mengakomodir penumpang di kawasan tersebut.
Selain menambah cabang, pihaknya juga memberikan kenyamanan pada penumpang saat menunggu di outlet. Semua cabang, juga memiliki standar kenyamanan yang baik, untuk di Bandung atau Jakarta.
"Kami melihat masih banyak kebutuhan masyarakat di sekitar TB Simatupang, Pondok Indah, Fatmawati hingga Blok M termasuk di Wijaya hingga Kebayoran yang masih belum terlayani. Kami akan terus komitmen memutuskan untuk memberikan layanan atas kebutuhan moda transportasi bagi masyarakat disini.” imbuh Ori Setianto
Terkait Covid, Lintas juga telah melakukan upaya dan protokol pencegahan yang disyaratkan pemerintah. Diantaranya sterilisasi unit, penyediaan handsanitizer, hingga pengecekan suhu tubuh setiap hari untuk karyawan yang bertugas maupun pelanggan termasuk wajib masker.
Semenatara itu, wakil direksi Wawan mengatakan, terkait harga, pihaknya tidak pernah memberikan harga yang tidak masuk akal alias jor-joran. Karena, harga murah ujung-ujungnya persaingan menjadi tidak sehat, perang harga, dan hal ini tidak baik bagi perkembangan di bisnis shuttle. (Baca: Dihantam Corona, Omzet Sektor Transportasi Tergerus hingga 50% )
"Makanya, kami berusaha menginisiasi atau mentriger untuk terbentuknya dan mendukung Asosiasi Pengusaha Shuttle atapun dalam wadah organisasi. Sudah saatnya kita memiliki organisasi sehingga kepentingan kita sesama pengusaha Shuttle dapat terakomodir dan terwakili," imbuh dia.
Lihat Juga: Ngeri! Penampakan 10 Beton Paku Bumi Jatuh dari Truk Akibat Ikatan Lepas di Jalan Soekarno-Hatta Bandung
Direktur Utama PT CMLW Ori Setianto mengakui, Covid-19 berpengaruh pada bisnis shuttle Bandung-Jakarta. Padahal, selama bisnis ini cukup berkembang pesat. Banyak masyarakat memanfaatkan moda transportasi ini untuk waktu tempuh lebih cepat. (Baca: Atasi Dampak Pandemi, Kemenhub Bahas Kerjasama Transportasi ASEAN )
"Menghadapi ini memang diperlukan upaya yang inovatif dan out of the box. Salah satunya yang kami laki kan adalah dengan pembukaan cabang-cabang baru yang potensial," jelas Ori, Kamis (10/9/2020).
Pada Rabu kemarin, pihaknya juga baru saja membuka cabang baru Lintas Shuttle ke-21 di kawasan Jakarta Selatan dengan rute Fatmawati- Bandung. Cabang baru ini untuk mengakomodir penumpang di kawasan tersebut.
Selain menambah cabang, pihaknya juga memberikan kenyamanan pada penumpang saat menunggu di outlet. Semua cabang, juga memiliki standar kenyamanan yang baik, untuk di Bandung atau Jakarta.
"Kami melihat masih banyak kebutuhan masyarakat di sekitar TB Simatupang, Pondok Indah, Fatmawati hingga Blok M termasuk di Wijaya hingga Kebayoran yang masih belum terlayani. Kami akan terus komitmen memutuskan untuk memberikan layanan atas kebutuhan moda transportasi bagi masyarakat disini.” imbuh Ori Setianto
Terkait Covid, Lintas juga telah melakukan upaya dan protokol pencegahan yang disyaratkan pemerintah. Diantaranya sterilisasi unit, penyediaan handsanitizer, hingga pengecekan suhu tubuh setiap hari untuk karyawan yang bertugas maupun pelanggan termasuk wajib masker.
Semenatara itu, wakil direksi Wawan mengatakan, terkait harga, pihaknya tidak pernah memberikan harga yang tidak masuk akal alias jor-joran. Karena, harga murah ujung-ujungnya persaingan menjadi tidak sehat, perang harga, dan hal ini tidak baik bagi perkembangan di bisnis shuttle. (Baca: Dihantam Corona, Omzet Sektor Transportasi Tergerus hingga 50% )
"Makanya, kami berusaha menginisiasi atau mentriger untuk terbentuknya dan mendukung Asosiasi Pengusaha Shuttle atapun dalam wadah organisasi. Sudah saatnya kita memiliki organisasi sehingga kepentingan kita sesama pengusaha Shuttle dapat terakomodir dan terwakili," imbuh dia.
Lihat Juga: Ngeri! Penampakan 10 Beton Paku Bumi Jatuh dari Truk Akibat Ikatan Lepas di Jalan Soekarno-Hatta Bandung
(don)
tulis komentar anda